Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ia Tidak Bisa Mengabaikannya



Ia Tidak Bisa Mengabaikannya

2Qiao Mianmian menggeliat dan meronta-ronta dalam pelukan Mo Yesi.     

Mo Yesi menarik napas dalam-dalam. Tangannya yang berada di sekitar pinggang Qiao Mianmian menegang. Tangannya begitu keras hingga ia hampir mencubit pinggang Qiao Mianmian. "Sayang, jangan sembarangan bergerak. Kau ingin aku bersetubuh denganmu di kamar mandi?"     

Tubuh lembut dan harum gadis itu menggeliat di pelukan Mo Yesi. Saat ia menunda waktu, hasratnya menjadi sangat hebat sampai ia hampir tidak bisa mengendalikan diri. Saat ini, Mo Yesi begitu menginginkan Qiao Mianmian. Suaranya sangat rendah dan tidak normal. Ia terengah-engah dengan hebat saat berbicara.     

Qiao Mianmian mengangkat kepalanya sambil menangis dan melihat wajah pria yang sangat tampan itu menunjukkan ekspresi toleransi yang ekstrim. Mo Yesi merapatkan bibirnya. Setetes air mengalir di dahinya dan perlahan meluncur ke bawah hidung mancungnya. Saat pria itu bernapas, jakunnya bergulung beberapa kali.     

Penampilan Mo Yesi yang sangat menahan diri dan tersiksa oleh hasrat terlihat sangat seksi dan sensual. Ketika Qiao Mianmian melihat ekspresi Mo Yesi yang sedikit tersiksa karena menahan kesabaran seperti itu, mulut dan lidah Qiao Mianmian menjadi sedikit kering. Seluruh tubuh pria di depannya penuh dengan aura menggoda. Wajahnya setampan dewa, tubuh indahnya sangat seksi, dan jakunnya bergulung naik turun saat menelan ludah. Setiap bagian tubuhnya benar-benar membangkitkan gairah.     

Qiao Mianmian memandang Mo Yesi dengan bingung. Saat ia berpikir bahwa seorang pria yang begitu pintar menahan diri juga dapat kehilangan kendali karenanya, ia merasa sedikit bahagia dan bangga di dalam hatinya. Qiao Mianmian merasakan kesombongan dalam aspek tertentu sebagai seorang wanita dan mendapatkan banyak kepuasan.     

"Sayang, menurutlah. Jangan bergerak," kata Mo Yesi sambil membenamkan kepalanya di rambut Qiao Mianmian. Ia mengambil napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara parau, "Sayangku yang penurut, biarkan aku memelukmu sebentar saja. Memeluk sebentar saja tidak masalah."     

Qiao Mianmian terperangkap dalam pelukan erat Mo Yesi. Tubuh mereka saling menempel sangat erat satu sama lain. Saat pria itu berbicara, Qiao Mianmian merasakan emosi dari tubuhnya.     

Qiao Mianmian langsung membeku di pelukan Mo Yesi karena ketakutan dan tidak berani bergerak. Hembusan napas Mo Yesi yang dalam dan seksi terus terngiang-ngiang di telinganya selama sekitar satu menit. Mo Yesi memeluknya erat-erat dan juga tidak bergerak. Setelah beberapa saat, napas Mo Yesi perlahan menjadi tenang. Lengan Mo Yesi yang menahan pinggang Qiao Mianmian perlahan juga mengendur.     

"Sayang…" panggil Mo Yesi dengan suara yang masih sangat parau. Ia perlahan mengangkat kepalanya, menangkup wajah kecil Qiao Mianmian yang memerah, dan meletakkan dahinya di dahi Qiao Mianmian.     

Mo Yesi perlahan menyentuh dahi Qiao Mianmian dan berkata, "Kau masih belum siap? Kau masih ingat apa yang pernah aku katakan? Aku memberimu waktu satu minggu dan sekarang hanya tersisa waktu dua hari. Aku harap kau bisa menyesuaikan perasaanmu secepat mungkin. Aku tidak ingin kau menolakku seperti ini setelah seminggu kemudian. Aku ingin menjadi pasangan suami-istri yang sebenarnya denganmu, tidak hanya dalam nama."     

Setelah selesai berbicara, Mo Yesi mengusap dahi Qiao Mianmian dengan lembut. Ia meletakkan tangan besarnya di pipi Qiao Mainmian yang halus, membelainya dua kali, dan berbicara lagi, "Kesabaranku juga ada batasnya. Aku tidak ingin memaksamu. Kau mengerti maksudku?"     

Mo Yesi selalu menginginkan Qiao Mianmian. Keinginannya menjadi lebih kuat setelah ia melihat Su Ze hari ini. Ia berpikir bahwa Qiao Mianmian dan Su Ze telah mencapai titik di mana mereka membicarakan tentang pernikahan serta memiliki perasaan khusus karena telah saling kenal selama sepuluh tahun. Walaupun Mo Yesi tahu bahwa Qiao Mianmian dan Su Ze sudah tidak mungkin berhubungan lagi, tak terelakkan lagi bahwa pasti akan muncul rasa cemburu di dalam hatinya.      

Su Ze adalah kekasih masa kecil Qiao Mianmian dan juga cinta pertamanya. Terlebih lagi, Qiao Mianmian hampir saja menikah dengan Su Ze. Jika bukan karena Su Ze berselingkuh, Qiao Mianmian akan dengan senang hati menunggu menjadi Nyonya Su. Bisa jadi suaminya sekarang adalah seorang pria bernama Su Ze, bukan Mo Yesi.     

Selama Mo Yesi memikirkan hal-hal ini, ia tidak bisa mengabaikannya dan tidak memedulikannya dalam benaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.