Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Benar-benar Penindasan!



Benar-benar Penindasan!

0Keluarga Su memiliki perusahaan media hiburan dengan banyak artis di bawah naungannya. Perusahaan Su juga telah menjadi populer di kalangan para artis. Qiao Anxin menandatangani kontrak dengan Perusahaan Su.     

Sayangnya, Su Ze lebih suka mendukung Qiao Anxin daripada Qiao Mianmian. Secara halus, dapat dikatakan bahwa Su Ze peduli pada Qiao Mianmian dan kelak ingin menikahinya. Jadi, pria itu tidak ingin Qiao Mianmian tercemar oleh lingkaran industri hiburan. Akibatnya, Su Ze lebih peduli pada Qiao Anxin sampai akhirnya mereka berselingkuh.     

Sekarang, Su Ze telah mengambil alih bisnis keluarga secara resmi. Karier Qiao Anxin juga sedang berjalan lancar. Pria dan wanita bajingan ini bangga karena bisnis mereka dapat berjalan dengan lancar… Jiang Luoli merasa sangat kesal memikirkan hal ini.     

Qiao Mianmian kesayangannya tidak tahu bahwa dari segi manapun, dirinya beberapa kali jauh lebih baik daripada Qiao Anxin. Jika ada yang mau mendukung Qiao Mianmian, mereka dapat sesuka hati menghancurkan Qiao Anxin yang berhati busuk.     

Qiao Mianmian terus mengerucutkan bibirnya dan terdiam beberapa saat. Faktanya, bagaimana mungkin ia tidak memahami kebenaran yang dikatakan Jiang Luoli? Ia juga mulai memikirkannya dengan serius. Qiao Mianmian tidak tahu Mo Yesi mendukungnya atau tidak untuk berkecimpung dalam industri hiburan. Tetapi, pria itu sepertinya tidak pernah keberatan.     

Tentu saja Qiao Mianmian juga tahu bahwa jika Mo Yesi menjadi orang di belakangnya, semua masalah yang dikhawatirkannya tidak akan menjadi masalah lagi. Tidak ada orang yang berani menyinggung keberadaannya keluarga Mo. Mo Yesi jelas memiliki kemampuan mutlak untuk melindungi Qiao Mianmian secara komprehensif.     

Saat Qiao Mianmian memikirkannya lebih dalam, ponselnya berdering lagi. Ia mengambil ponselnya dan melihat bahwa itu adalah panggilan dari keluarga Qiao. Ekspresi wajahnya langsung sedikit berubah.     

Qiao Mianmian mengerutkan keningnya dan menjawab telepon, "Halo."     

"Nona Pertama," Ibu Chen memanggil dengan suara yang terdengar bergetar, seperti sedang menangis, "Nona harus segera kembali."     

Hati Qiao Mianmian langsung tersentak, "Apa yang terjadi?"     

"Hari ini... Hari ini, Nona Kedua berkata bahwa pencahayaan di kamar Nyonya begitu bagus, dekat dengan taman kecil, dan udaranya juga sangat bagus. Nona Kedua ingin pindah ke kamar Nyonya."     

"Apa?!" pekik Qiao Mianmian. Ekspresinya seketika berubah dan wajahnya tenggelam, "Dia ingin pindah ke kamar Ibu? Dia bermimpi! Ayah tahu soal ini? Apa yang Ayah katakan?"     

Ibu Chen menjawab sambil menangis, "Tuan awalnya menentang. Tetapi, Nona Kedua mengatakan bahwa dia sedang mengandung seorang anak. Kata seorang peramal, fengsui di kamar tidur Nona Kedua tidak baik sehingga itu juga tidak baik untuk anak di perutnya. Dia harus tinggal di kamar Nyonya, baru bisa melahirkan anak dengan selamat nantinya. Ditambah, Tuan Muda Su juga membantu Nona Kedua berbicara. Mana berani Tuan menyinggung perasaannya? Jadi... Tuan menyetujuinya."     

Setelah mengambil jeda sejenak, Ibu Chen lanjut berkata, "Saat ini, Nona Kedua memintanya untuk mengemasi barang-barangnya. Katanya, dia akan pindah hari ini. Nona Pertama, cepatlah kembali. Itu adalah kamar Nyonya. Tuan telah berjanji pada Nyonya dan Nona Pertama bahwa setelah Nyonya meninggal, kamar itu harus tetap seperti apa adanya dan tidak seorang pun kecuali Nona Besar diizinkan untuk tinggal di kamar itu. Nona Kedua dan Nyonya Zhen sama-sama tahu tentang ini. Mereka sengaja melakukan ini dan terlalu menindas orang."     

Wajah Qiao Mianmian sedikit tenggelam. Ketika ia menutup telepon, ekspresinya sudah sangat buruk dan juga sangat muram. Qiao Mianmian sangat marah sehingga ia hampir membuang ponselnya ke tanah hingga hancur. Benar-benar penindasan yang keterlaluan!     

Qiao Anxin telah merampas Su Ze. Bagaimanapun, bajingan itu tidak layak untuk membuat Qiao Mianmian bernostalgia. Ia mengakuinya. Tetapi, jika Qiao Anxin ingin mengambil kamar Ibu Qiao lagi, Qiao Mianmian benar-benar tidak bisa bertoleransi apalagi membiarkan itu terjadi!     

"Mianmian, ada apa?"​​Jiang Luoli bertanya segera setelah melihatnya seperti ini.     

"Tidak apa-apa," jawab Qiao Mian sambil mengepalkan tinjunya. Ia tersenyum getir dan mendengus dingin, "Luoluo, aku harus pulang untuk mengurus beberapa hal. Jika aku tidak bisa kembali sore ini, tolong mintakan izin untukku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.