Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kakak, Anggap Saja Aku Memohon Padamu



Kakak, Anggap Saja Aku Memohon Padamu

1Baru saja muncul sedikit kekesalan dan penyesalan di hati Qiao Ruhai. Namun, ketika matanya berpapasan dengan kedua mata Qiao Mianmian yang penuh dengan ketidakpedulian, kemarahannya yang baru saja mereda sedikit bangkit kembali.     

"Gadis pemberontak!" Qiao Ruhai menunjuk wajah Qiao Mianmian dengan marah dan mengutuk lagi, "Apa maksud ekspresimu itu? Kau masih merasa bahwa aku telah menganiaya kau? Kau bahkan tidak memiliki rasa hormat yang paling mendasar untuk para tetua. Tidak ada keluarga yang mengajarimu seperti ini. Kau benar-benar mempermalukan wajah keluarga Qiao! Kau lihat adikmu, lalu dirimu sendiri! Kau ini sudah gagal sebagai kakak!"     

"Ayah, tenanglah. Tenanglah!" kata Qiao Anxin yang berdiri di belakang Qiao Ruhai. Ketika ia mengangkat matanya untuk melihat Qiao Mianmian, matanya penuh dengan kebanggaan dan provokasi.     

Qiao Anxin melangkah maju, memegangi Qiao Ruhai, lalu juga berpura-pura bersikap patuh dan pengertian sambil berbicara dengan lembut, "Dokter bilang Ayah harus menjaga tubuh Ayah baik-baik. Jika Ayah marah dan merusak tubuh Ayah lagi, bagaimana ini?"     

"Kakak, kau ini benar-benar..." Qiao Anxin mengerutkan kening, mengangkat kepalanya, dan berbisik sambil menuduh, "Kau jelas tahu bahwa kondisi tubuh Ayah tidak baik, Ayah tidak bisa terlalu banyak marah, tapi kau masih membuatnya marah seperti ini! Apakah kau tidak bisa mengurangi perkataanmu? Apakah kau baru merasa damai dengan membuatnya marah lagi?"     

Tak hanya sampai di sana, Qiao Anxin terus berpura-pura pengertian dengan berkata, "Aku tahu perasaanmu sedang buruk sekarang. Tidak masalah jika kau memarahiku dan memukulku. Tapi, jangan membuat ayahmu marah lagi. Kakak, anggap saja aku memohon padamu. Kau jangan membuat masalah lagi, oke?"     

"Tetap lebih baik Anxinku yang lebih pengertian," Lin Huizhen berkata kepada Qiao Ruhai, "Tuan, ini semua kelakuan putrimu. Hatimu seharusnya lebih tahu siapa yang memperlakukanmu dengan tulus."     

Qiao Ruhai melirik Qiao Anxin dengan lega. Namun, ketika pandangannya beralih kepada Qiao Mianmian, hanya kekecewaan dan rasa jijik yang tersisa. "Ketika kau kembali, rumah ini menjadi kacau. Sebaiknya kau lebih baik jarang kembali kelak. Bibin Linmu dan Anxin sangat bermurah hati. Mereka tidak membuat perhitungan atas masalah yang tadi terjadi, jadi aku juga tidak perlu repot-repot membicarakanmu. Oke, kau pergi saja. Sekarang aku tidak ingin melihatmu."     

Qiao Mianmian terus menutupi wajahnya dan menatap ketiga orang yang berdiri di hadapannya tanpa ekspresi. Di hadapannya adalah tiga orang sekeluarga yang bahagia. Mereka asalah satu keluarga yang sebenarnya. Sedangkannya, dirinya sendiri tidak lebih dari seorang yang tidak berguna. Gambaran ini benar-benar sangat ironis.      

Benar saja, Qiao Mianmian seharusnya sudah lama tahu bahwa tempat ini bukan lagi rumahnya. Sebenarnya, ia selalu mengetahui itu dengan jelas. Hanya saja, kali ini ia merasakan kekecewaan yang lebih dalam dari sebelumnya.     

"Kakak, kembalilah ke kampus dulu," Qiao Anxin berkata dengan ramah pada Qiao Mianmian dan dengan lembut membujuk, "Ayah sekarang sedang marah. Jadi, apa yang baru saja Ayah katakan hanyalah bentuk kemarahannya. Kau juga jangan terlalu menganggapnya serius. Tunggu hingga Ayah sudah tidak emosi, kau masih boleh kembali..."     

Qiao Mianmian memandang Qiao Anxin yang berpura-pura menjadi patuh dan pengertian. Akting itu membuatnya sangat jijik sehingga ia langsung menyela, "Qiao Anxin, tutup mulutmu! Singkirkan wajah munafikmu. Aku muak melihatnya."     

"Kakak, kau…" Qiao Anxin segera berpura-pura memasang ekspresi terluka. Ia berkedip dan matanya seketika memerah.     

Lin Huizhen langsung menggunakan kesempatan ini untuk terus menghasut Qiao Ruhai, "Tuan, lihatlah seperti apa dia sekarang sudah berubah. Di depanmu, dia bisa menggertak ibu dan anak sampai seperti ini. Ketika kau tidak ada, kau tidak akan tahu dia akan menjadi gila seperti apa."     

Tak hanya berkata begitu, Lin Huizhen juga menyeka sudut matanya dan menunjukkan sikap cukup menyedihkan, "Kau sekarang akhirnya percaya hal-hal yang pernah aku katakan kepadamu sebelumnya? Dalam beberapa tahun aku dan Anxin baru saja pindah ke sini, Anxin dan aku telah ditindas olehnya. Tidak peduli seberapa pedulinya dirimu pada putrimu, aku khawatir dia juga bahkan tidak menganggapmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.