Wanita Jalang Itu Membawa Pulang Masalah
Wanita Jalang Itu Membawa Pulang Masalah
Ketika seseorang merasa kecewa sampai titik tertentu, ia tidak akan bisa merasa lebih kecewa lagi. Begitu pula jika merasa sedih dan sakit hati sampai titik tertentu. Jika hal itu sudah terjadi, kita tidak akan bisa merasakan kesedihan dan rasa sakit hati itu lagi.
Qiao Mianmian melihat Qiao Ruhai yang kini dipenuhi amarah. Ujung bibirnya terangkat dengan lembut saat ia membalas, "Ayah, mengapa kau harus bertanya lagi? Dalam hati, sebenarnya Ayah sudah percaya dengan perkataannya, bukan? Karena sudah begini, sekalian anggap saja aku pernah melakukan semua itu."
Jika dipikirkan, semua ini sungguh ironis. Hidup Qiao Mianmian sungguh ironis.
Qiao Mianmian dan Su Ze telah saling kenal selama sepuluh tahun. Tetapi, di saat yang kritis, Su Ze memilih untuk lebih percaya pada Qiao Anxin yang baru dikenalnya kurang dari dua tahun. Sekarang, ayahnya sendiri melakukan hal yang sama. Qiao Ruhai barusan bukan benar-benar sedang bertanya, tetapi menunggunya menjelaskan.
Qiao Ruhai telah menganggap bahwa Qiao Mianmian memang melakukan hal-hal itu. Ia percaya pada Lin Huizhen tanpa syarat. Ia juga percaya begitu saja bahwa Qiao Mianmian yang sudah melakukan hal-hal yang begitu buruk itu.
Tak hanya itu, Qiao Anxin berkata bahwa Qiao Mianmian sudah gagal menjadi manusia. Saat ini, Qiao Mianmian harus mengakui bahwa ia benar-benar gagal dalam hidup. Kalau tidak, mengapa ia tidak bisa mendapatkan kepercayaan dari orang-orang terdekatnya?
"Kau!" Qiao Ruhai kembali naik darah saat melihat Qiao Mianmian yang acuh tak acuh hingga kemarahannya melejit ke puncak kepalanya lagi. Ia mengangkat tangannya dan mencoba untuk kembali menampar wajah Qiao Mianmian. Namun, saat ia baru saja mengangkat tangannya, tiba-tiba terdengar suara dari bawah.
"Siapa kalian?!"
"Berhenti! Kalian masuk tanpa izin!"
"Ayo, hentikan mereka!"
"Ah! Apa yang akan kalian lakukan? Berhenti! Pergi beritahu Tuan dan Nyonya bahwa ada orang asing yang menerobos masuk!"
Terdengar langkah-langkah, kaki yang kacau, jeritan wanita, dan suara orang lain yang berteriak dan mencoba menghentikan. Berbagai suara bercampur menjadi satu hingga menimbulkan banyak kebisingan di lantai bawah.
Qiao Ruhai tertegun, mengerutkan kening, dan bertanya, "Apa yang terjadi di bawah?"
Ekspresi Qiao Anxin sedikit berubah. Ia berjalan cepat ke susuran balkon dan melirik ke ruang tamu di lantai bawah. Saat ia melihat puluhan pria jangkung dan kekar berpakaian hitam-hitam di ruang tamu, ekspresinya berubah lagi.
"Tuan, Nyonya, kacau…" lapor seorang pembantu yang datang berlari dengan ekspresi ketakutan di wajahnya. Masih sambil terengah-engah, pembantu itu berkata, "Tiba-tiba tiga puluh orang berpakaian hitam datang dan mereka langsung menerobos masuk ke dalam rumah. Orang-orang kami tidak bisa menghentikan mereka sama sekali. Mereka sekarang sedang naik ke atas. Mereka mengatakan… Bahwa..."
Pembantu itu berbicara sambil melirik Qiao Mianmian dengan hati-hati. Ekspresi Qiao Ruhai juga berubah tiba-tiba ketika ia mendengar bahwa puluhan orang telah menerobos masuk ke dalam rumahnya. Ia pun bertanya, "Apa yang mereka katakan?"
Pembantu itu melirik Qiao Mianmian lagi, kemudian menjawab, "Mereka mengatakan bahwa mereka datang untuk mencari Nona Tertua."
Begitu pembantu selesai berbicara, ada langkah kaki kacau yang mencapai puncak tangga. Qiao Ruhai menoleh dan melihat sekelompok orang berpakaian hitam berjalan ke lantai atas. Lin Huizhen juga melihat kedatangan sekelompok orang itu dengan ekspresi terkejut dan bingung di wajahnya, lalu ia berpikir, Orang-orang berbaju hitam ini datang untuk mencari Qiao Mianmian? Mungkinkah Qiao Mianmian si wanita jalang ini membuat kekacauan di luar? Masalah apa yang dia bawa pulang kemari?
Lin Huizhen merasa bahwa semuanya pasti seperti yang telah ia duga. Jelas bahwa wanita jalang itu membuat masalah saat pulang. Ia hendak memarahi Qiao Mianmian dengan lantang. Tetapi, ia melihat sekelompok orang berpakaian hitam itu berjalan menghampiri Qiao Mianmian dan langsung mengelilinginya. Pimpinan sekelompok pria berpakaian hitam itu benar-benar membungkuk di hadapan Qiao Mianmian.