Nona Qiao, Maaf Kami Terlambat
Nona Qiao, Maaf Kami Terlambat
Sikap hormat pria berpakaian hitam itu langsung semua orang yang berada di sana terkejut, kecuali Qiao Mianmian sendiri. Mata Lin Huizhen terbelalak dan wajahnya terlihat sangat terkejut. Qiao Ruhai juga tak kalah terkejut. Belum lagi Qiao Anxin yang awalnya kaget, lalu ekspresi wajahnya berubah menjadi jelek.
Siapa sekelompok orang berpakaian hitam ini? Mengapa mereka bisa memperlakukan Qiao Mianmian dengan sangat hormat? Mungkinkah… mereka orang yang dipanggil pria terkemuka dan terhormat itu untuk membantu Qiao Mianmian? pikir Qiao Anxin.
Qiao Anxin tiba-tiba teringat. Dulu ketika Shen Yueyue memanggil Du Ze ke kampus dan membuat masalah dengan Qiao Mianmian, sekelompok orang berpakaian hitam juga muncul dan membantu Qiao Mianmian. Pada akhirnya, Du Ze dan Shen Yueyue diberi pelajaran hingga mereka menjadi sangat menyedihkan. Kabarnya, mereka berdua masih ditahan di kantor polisi.
Wajah Qiao Anxin menjadi dua kali lebih muram ketika memikirkan hal ini. Jika pria itu benar-benar memanggil orang untuk datang, itu berarti ia benar-benar peduli dengan Qiao Mianmian sekarang. Pasti pria misterius yang dapat membuat perusahaan Du bangkrut hanya dalam semalam itu benar-benar memiliki kemampuan untuk berurusan dengan keluarga Qiao.
Qiao Mianmian didukung oleh pria yang berkuasa. Sekarang Qiao Anxin hanya bisa berharap bahwa kekuasaan pria itu tidak sekuat keluarga Su. Jika tidak, bukankah nanti Qiao Mianmian masih akan menekannya?
"Kalian! Siapa kalian?!"
Lin Huizhen awalnya mengira bahwa Qiao Mianmian membawa pulang masalah dari luar sana. Namun, tanpa disangka, mereka melihat sekelompok orang berpakaian hitam ini ternyata sangat menghormati Qiao Mainmian. Sebaliknya, mereka adalah penolong yang Qiao Mianmian panggil.
Seluruh tubuh Lin Huizhen langsung bergetar karena amarah hingga rasanya nyaris meledak. Ia berteriak dengan marah, "Ini adalah kediaman pribadi! Kalian menerobos masuk tanpa izin! Kalian ini ilegal! Aku akan melapor polisi dan membiarkan polisi datang menangkap kalian!"
Lin Huizhen menoleh pada Qiao Ruhai dan membujuk, "Tuan, cepat panggil orang untuk mengusir mereka!"
Qiao Ruhai tertegun selama beberapa detik sebelum tersadar. Alisnya berkerut sangat dalam dan ekspresinya sangat suram saat ia berbicara pada Qiao Mianmian, "Siapa kalian? Mianmian, kau mengenal mereka?"
"Tentu saja aku kenal," jawab Qiao Mianmian.
Qiao Mianmian masih belum mengatakan apapun, namun Lin Huizhen langsung menggertakkan gigi dan berkata sambil mencibir, "Tuan, putrimu benar-benar semakin lama semakin luar biasa. Apa maksudnya? Dia memanggil begitu banyak orang ketika dia kembali ke rumah. Ini demonstrasi bahwa dia juga ingin mengancam kita."
Puluhan orang berpakaian hitam berdiri di lantai atas dan lantai bawah. Sekilas, mereka terlihat seperti kerumunan yang gelap. Mereka semua setidaknya setinggi lebih dari 180 cm. Penampilannya mereka juga terlihat kokoh dan kuat, seperti karakter yang kejam. Jangankan pembantu di rumah keluarga Qiao yang ketakutan, Qiao Ruhai juga merasakan sedikit ketakutan di hatinya saat melihat mereka.
"Apakah ini benar?" Qiao Ruhai tidak berani menatap pemimpin kelompok pria berbaju hitam itu. Ia bertanya kepada Qiao Mianmian dengan wajah dingin, "Kau memanggil orang-orang ini? Apa yang ingin kau lakukan? Kau ingin menghancurkan rumah, atau kau ingin membuat orang-orang ini melakukan sesuatu pada ayahmu?"
Qiao Mianmian menatap Qiao Ruhai dengan tenang. Suaranya juga sangat tenang saat ia menjawab, "Aku tidak ingin melakukan apapun. Tetapi, jika seseorang bersikeras memaksaku, jangan salahkan aku saat aku memalingkan wajahku seolah tidak melihat dan tidak mengenal."
"Gadis pemberontak! Kau mengancam ayahmu?!" rutuk Qiao Ruhai. Pria tua itu sangat marah hingga urat nadinya menyembul di dahinya.
Ekspresi Qiao Mianmian sangat biasa dan nada bicaranya juga setenang biasanya. Tetapi, ada sedikit ketangguhan dan kekuatan dalam ketenangan ini saat ia menegaskan, "Kamar Ibu harus tetap sama seperti semula. Siapapun juga tidak diizinkan untuk pindah dan menempatinya."
Qiao Mianmian mengalihkan pandangannya ke wajah Qiao Anxin yang memucat. Lalu, ia mengucapkan kata demi kata dengan jelas dan jernih, "Ini adalah satu-satunya permintaanku. Tidak peduli apa yang dikatakan peramal itu. Itu semua adalah urusan kalian, tidak ada hubungannya dengan aku dan ibuku!"