Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ada Aku yang Mencintai Wanita Kesayanganku



Ada Aku yang Mencintai Wanita Kesayanganku

0Qiao Ruhai mendongak dengan wajah sepucat kertas. Ia menatap Qiao Mianmian seolah-olah melihat sesuatu yang sangat membuatnya jijik. Lalu, ia menggertakkan gigi dan berteriak ke arah putrinya, "Makhluk jahat! Kenapa kau masih belum pergi? Masih berdiri di sana? Apa yang kau lakukan di sana?!"     

Tak cukup marah-marah, Qiao Ruhai mulai menuduh Qiao Mianmian, "Kau sudah menyakiti Bibi Lin-mu dan Anxin hingga seperti ini, tapi kau masih belum puas? Kau juga mau menyuruh orang untuk melakukan itu padaku?! Pergi kau! Pergilah sekarang juga! Aku tidak ingin melihatmu lagi! Nanti jangan kembali lagi! Aku anggap aku tidak memiliki anak perempuan sepertimu!"     

Tangan Qiao Mianmian yang mengantung di samping tubuhnya mengepal erat dan semakin erat. Ia merapatkan bibirnya dan menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat wajahnya yang agak pucat. Qiao Mianmian membuka mulutnya dan baru saja ingin berbicara, tetapi tiba-tiba sebuah tangan memegang bahunya. Ia seketika terkejut dan menoleh.     

Qiao Mianmian ditarik ke pelukan pria di sampingnya dengan lembut. Mo Yesi memeluk wanita kecil itu dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain membelai kepalanya dua kali. Suaranya rendah dan lembut saat ia berkata, "Sayang, kita benar-benar harus pergi. Tidak perlu tinggal di tempat mengerikan seperti ini, oke?"     

Pelukan Mo Yesi sangat hangat. Tangan besarnya yang terus mengelus kepala Qiao Minamian juga terasa sangat hangat. Kehangatan ini seolah menembus raganya dan sedikit demi sedikit menghangatkan hatinya. Qiao Mianmian seakan sembuh seketika saat berada dalam pelukan Mo Yesi. Meskipun ia masih merasa sedih, perasaannya sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya.     

Setelah Mo Yesi selesai berbicara dengan Qiao Mianmian, ia menoleh ke arah Qiao Ruhai. Mata gelapnya yang barusan terlihat hangat dan memanjakan mendadak berubah menjadi sangat dingin. Seakan ada lapisan udara dingin yang menjadi embun beku di sekitar mata hitam itu.     

Mata Mo Yesi yang sedingin es menatap tajam ke arah Qiao Ruhai dan Qiao Anxin. Lalu, bibir tipisnya sedikit melengkung. Suara Mo Yesi tidak keras, tetapi perkataannya terdengar jelas di telinga semua orang, "Qiao Ruhai, dalam hubungan ini, aku masih menganggapmu sebagai ayah Qiao Mianmian. Jadi, aku masih sedikit sopan padamu. Tapi, sekarang kau telah membuat wanita kesayanganku menderita. Kau tidak layak lagi mendapatkan penghormatan ini."     

Tak hanya sampai di sana, Mo Yesi memperingatkan dengan tegas, "Dengar baik-baik. Bagaimana kamar Ibu Qiao dulu, sekarang masih harus tetap sama. Jika wanita kesayanganku mengatakan bahwa tidak boleh ada orang lain yang masuk dan menempatinya, tidak ada yang diizinkan untuk pindah ke sana. Aku sudah memberikan pesan. Jika kalian bersikeras menentangku, percayalah… Kalian pasti tidak akan mampu menanggung konsekuensinya. Kali ini, anggap saja sebagai sebuah peringatan. Tapi, urusannya tidak akan sesederhana itu lain kali."     

"Selain itu juga…" Mo Yesi menyentuh kepala Qiao Mianmian. Ketika ia menundukkan kepalanya untuk melihat wanita kecil di pelukannya, tatapan matanya seketika menjadi jauh lebih lembut, "Ada aku yang mencintai wanita kesayanganku. Aku mencintainya, jadi tidak masalah. Wanita kesayanganku begitu baik dan kau memang tidak layak menjadi ayahnya"     

"Karena kau telah mengatakan hal-hal seperti memutuskan hubungan ayah dan anak, kau harus melakukannya dengan jelas," kata Mo Yesi, lalu kembali mengaitkan sudut bibirnya. Ia perlahan mengangkat kepalanya, menatap mata marah Qiao Ruhai yang seakan hendak mengeluarkan api, dan berkata tanpa ragu, "Aku besok akan mengirim pengacara untuk mengantarkan berkas perjanjian khusus pemutusan hubungan kalian."     

Qiao Ruhai sontak terkejut dan membalas dengan berteriak penuh emosi, "Siapa sebenarnya kau?! Ini urusan keluarga kami dan tidak ada hubungannya dengan kau sebagai orang luar. Kau tidak memenuhi syarat untuk campur tangan dalam hal ini!"     

Mo Yesi tersenyum ringan, tapi tidak ada sedikitpun jejak senyum di matanya. Ia menjawab, "Lebih baik kau tidak mengetahui identitasku. Mulai sekarang, aku tidak hanya akan ikut campur dalam hal-hal yang berkaitan dengan Qiao Mianmian, tapi juga mengurusnya. Aku tidak akan melepaskan siapapun dari kalian yang berani membuatnya menderita di masa depan."     

Suara Mo Yesi tidak kencang, tapi setiap kata yang diucapkannya membuat tidak ada satupun orang di sana yang berani meremehkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.