Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Mereka Berdua Lebih Baik Jarang Bertemu



Mereka Berdua Lebih Baik Jarang Bertemu

1"Uhuk-uhuk… Itu… Kakak ipar, benar apa kata Kakak Kedua. Kau bisa pesan apa saja sesukamu. Aku akan mentraktirmu!" Melihat suasana di meja yang agak kaku, Yan Shaoqing segera bergabung untuk memeriahkan suasana dan berkata sambil tersenyum, "Pesan yang mahal saja, jangan lihat yang murah. Jika kau memesan yang murah, itu sama saja tidak menghargai aku, Yan Shaoqing."     

Qiao Mianmian hanya terdiam. Ia juga menyadari bahwa Yan Shaoqing sebenarnya sedang menengahi perselisihan, jadi ia menjawab dengan kooperatif, "Baiklah. Hahaha… Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi."     

Setelah berbicara, Qiao Mianmian mengambil menu dan menundukan kepalanya untuk memesan dalam diam. Setelah ia memesan beberapa hidangan secara acak, Mo Yesi mengambil alih menu dan melihatnya, Mo Yesi menambahkan memesan satu buah es krim lagi, lalu tersenyum dan berkata kepada Qiao Mianmian, "Bukannya kau suka makan es krim? Setiap kali selesai makan, harus makan satu? Bagaimana dengan rasa stroberi? Oke?"     

Qiao Mianmian perlahan menjawab, "...Boleh."     

Shen Rou yang duduk di seberang mereka berdua hanya menggigit bibirnya erat-erat. Hatinya terasa sakit, seolah dipotong-potong dengan pisau. Matanya dipenuhi rasa pedih. Ia menarik napas dalam dan tiba-tiba berdiri, "Maaf. Aku mau ke kamar mandi."     

Setelah berbicara, Shen Rou mendorong kursinya dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa. Yan Shaoqing diam-diam menghela napas saat melihat kepergian Shen Rou yang tergesa-gesa. Ia hanya khawatir beberapa hal akan memburuk di masa depan. Di masa lalu, Mo Yesi bersikap dingin pada wanita manapun. Bahkan, Shen Rou juga tidak akan terlalu sedih jika Mo Yesi tidak menyukainya. Tetapi, sekarang...     

Mo Yesi sudah menikah dan memiliki seorang istri. Bahkan, tampaknya Mo Yesi sangat memanjakan dan mencintai istrinya. Bagi Shen Rou yang telah diam-diam mencintai Mo Yesi selama lebih dari sepuluh tahun, tidak diragukan lagi, rasanya pasti seperti pisau yang menusuk hatinya.     

Yan Shaoqing merasa akan lebih baik jika keduanya jarang bertemu di masa depan. Jika tidak, hati Shen Rou semakin lama akan semakin tidak nyaman.     

———     

Air mata menetes saat Shen Rou berjalan keluar dari ruangan. Sebelumnya, ia berharap Mo Yesi tidak terlalu menyukai gadis itu. Mo Yesi bersama dengan Qiao Mianmian hanya karena ia tidak menunjukkan reaksi alergi pada wanita itu.     

Ketika Shen Rou barusan melihat bahwa Qiao Mianmian bahkan tidak memiliki cincin di tangannya, ia semakin yakin dengan pikirannya sendiri. Ia juga merasa senang untuk sesaat. Selama Mo Yesi tidak menyukai wanita itu, meskipun mereka sudah menikah... Tidak masalah.     

Sebagian besar pernikahan antara orang-orang kaya adalah pernikahan yang menguntungkan. Sedangkan, beberapa lagi menikah karena mereka sangat suka berjalan bersama. Di masa depan, Shen Rou mungkin juga bisa saja menikah dengan pria yang tidak ia sukai.     

Jika Mo Yesi tidak menyukai Qiao Mianmian, ia tidak akan menyentuh Qiao Mianmian, dan pernikahan mereka tidak akan bertahan lama. Selama Mo Yesi tidak menyukai Qiao Mianmian... Semuanya belum terlambat. Tetapi, sekarang…     

Mo Yesi bersikap sangat melindungi. Bahkan, mata Mo Yesi memancarkan kelembutan ketika ia melihat Qiao Mianmian. Mo Yesi juga sepertinya menyukai penampilannya. Justru sebaliknya, Mo Yesi baru akan melakukan itu ketika ia menyukai seseorang dan peduli padanya.     

Shen Rou tidak bisa menerima kenyataan ini. Ia dapat menerima bahwa Mo Yesi menikahi wanita lain, tetapi ia tidak dapat menerima bahwa hati Mo Yesi menjadi milik wanita lain.     

Bagaimana bisa seperti ini?! Aku telah berada di sisi Mo Yesi selama lebih dari 20 tahun. Jika Mo Yesi memiliki seseorang, orang yang dia suka itu seharusnya adalah aku! Apa artinya wanita yang belum lama mengenalnya?! pikir Shen Rou.     

"Rourou?"     

Shen Rou mendengar suara yang memanggilnya dengan sedikit terkejut. Ia mengangkat kepalanya dan menatap pria yang memanggilnya dengan air mata berlinang. Pria yang tidak jauh itu terkejut lagi ketika melihat Shen Rou menangis dan wajahnya langsung menggelap. Pria itu cepat-cepat berjalan ke hadapan Shen Rou, mengerutkan alisnya, dan bertanya, "Ada apa denganmu?"     

"Aku baik-baik saja," jawab Shen Rou sambil menyeka air matanya. Bibirnya menyunggingkan senyuman, dengan wajah hampir tidak bisa tersenyum, dan ia berkata, "Ada sesuatu yang tidak sengaja masuk ke dalam mataku dan membuatku sedikit tidak nyaman."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.