Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Anggap Aku Sedang Memohon Padamu



Anggap Aku Sedang Memohon Padamu

1Gong Zeli menatap Shen Rou sebentar dengan wajah tenggelam, lalu bertanya, "Siapa yang mengganggumu? Apakah itu A Si, atau wanita yang dibawanya itu? Apa yang mereka lakukan padamu?"     

"Ini tidak ada hubungannya dengan mereka," jawab Shen Rou, menggigit bibirnya dengan erat, "Jangan sembarangan menebak. Aku benar-benar baik-baik saja. Jangan pedulikan aku. Cepat masuk dan berbicara dengan A Si dan yang lainnya."     

Setelah berbicara, Shen Rou hendak pergi. Namun, Gong Zeli mengulurkan tangan dan menarik tangan Shen Rou. "Kau ikut masuk bersama denganku," kata Gong Zeli. Mata femininnya menyipit dan seringai muncul di antara bibirnya, "Aku akan bertanya pada A Si, wanita itu atau kita dan teman-teman lainnya yang lebih penting."     

Sambil berbicara, Gong Zeli menarik Shen Rou masuk ke dalam ruangan. Ekspresi Shen Rou mendadak berubah dan ia segera memberontak, "Zeli, lepaskan aku. Dengarkan aku, masalahnya bukan seperti yang kau pikirkan itu. Jangan membuat keributan! Oke?"     

"Kau diintimidasi hingga menangis, dan kau masih membelanya?" Gong Zeli menundukan kepala dan menatap Shen Rou, masih dengan wajah yang sangat tenggelam, "Apakah kau begitu menyukainya?"     

Shen Rou sontal tercengang. Ia hanya menatap Gong Zeli selama beberapa detik, sementara air matanya terus mengalir setetes demi setetes. Gong Zeli pun menghentikan langkahnya, "Rourou, kau…"     

"Zeli, anggap saja aku memohon padamu," Shen Rouhong memohon pada Gong Zeli dengan mata memerah, "Aku baru saja kembali. Aku tidak ingin menyebabkan begitu banyak hal ketika kembali. Aku hanya ingin semua orang duduk bersama dan makan dengan bahagia. Anggap saja kau sedang menghargaiku. Jangan membuat keributan, oke?"     

Begitu Shen Rou baru saja selesai berbicara, air mata kembali jatuh di wajahnya. Wajah Gong Zeli tenggelam, bibirnya mengencang, dan satu tangannya mengepal dengan sangat erat. Sementara itu, Shen Rou mengulurkan tangannya lagi dan menarik lengan Gong Zeli dengan lembut. Suaranya juga lembut saat ia memohon sekali lagi, "Zeli, aku mohon padamu…"     

Setelah waktu yang lama, barulah Gong Zeli mengangguk dengan sedikit rasa enggan. Ia berkata dengan dingin, "Aku bisa berjanji padamu. Tapi, kau harus memberitahuku, kenapa kau menangis? Siapa yang membuatmu menangis?"     

"Ini…" Mata Shen Rou berkedip. Ia menggigit sudut bibirnya tanpa berbicara dan terlihat sangat kesulitan, sakit hati dan malu bercampus menjadi satu.     

Gong Zeli menunggu sebentar. Namn, sebelum Shen Rou sempat menjawab, ia akhirnya berkata dengan mencibir, "Oke, kau tidak perlu mengatakannya. Aku sangat tahu segalanya dengan jelas."     

"Zeli, jangan berpikir sembarangan. Sebenarnya tidak ada orang yang menindasku. Itu karena aku sendiri memikirkan beberapa hal yang tidak menyenangkan. Itu sebabnya aku…" Shen Rou mengerutkan bibirnya, tapi senyumnya berubah menjadi pahit, "Tidak ada hubungannya dengan siapapun. Kau masuk saja. Aku mau ke kamar mandi."     

Setelah mengatakan ini, Shen Rou berbalik dan cepat-cepat pergi. Sementara itu, Gong Zeli masih tetap berdiri di tempat dan wajahnya menjadi muram. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.     

———     

Sebagai satu-satunya orang dalam kelompok itu yang tidak mengenal orang lain, Qiao Mianmian menghabiskan sebagian besar waktunya selama makan untuk menundukkan kepala dan makan. Ketika ia tidak perlu berbicara, ia tidak akan pernah mengambil inisiatif untuk berbicara dengan siapa pun.     

Sekelompok teman yang tumbuh bersama kini berkumpul. Tentu saja ada topik yang tak ada habisnya untuk dibicarakan. Sebagian besar percakapan mereka diisi oleh Yan Shaoqing yang mencari topik pembicaraan, sedangkan yang lainnya hanya mengikuti dan mengucapkan beberapa kata.     

Yan Shaoqing adalah orang yang sangat aktif dan tidak terkendali. Dengan kehadirannya, tidak perlu khawatir suasana akan menjadi dingin. Pada dasarnya, Yan Shaoqing dapat terus berbicara dari pagi hingga malam dan dapat berbicara tentang topik yang sama. Karenanya, suasana di meja makan selalu terasa aktif.     

Di dalam kelompok, Mo Yesi dan Gong Zeli bisa dibilang paling tidak banyak bicara. Ketika yang lain mengucapkan sepuluh kalimat, mereka hanya sesekali menjawab dengan satu kalimat. Tetapi, Mo Yesi hanya berbicara sedikit dengan orang lain dan masih tetap lebih banyak berbicara dengan Qiao Mianmian. Mo Yesi akan berinisiatif untuk berbicara dengan Qiao Mianmian dari waktu ke waktu dan juga sangat menjaga emosi Qiao Mianmian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.