Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Presiden Mo Benar-benar Keterlaluan



Presiden Mo Benar-benar Keterlaluan

0"Bukankah Presiden Mo kami tidak bisa dekat dengan wanita? Sebenarnya dari mana wanita itu berasal?"     

"Mengapa harus seorang wanita? Padahal, aku berharap Presiden Mo seorang gay. Aku juga tidak ingin Presiden Mo memiliki orientasi seksual yang normal."     

"Iya. Jika Presiden Mo ternyata gay dan lebih menyukai pria daripada wanita, semua wanita tidak akan memiliki kesempatan. Bahkan, jika kita tidak bisa mendapatkannya, wanita lain juga tidak akan mendapatkannya. Seperti ini bisa dianggap menyedihkan, tapi juga tidak terlalu menyedihkan."     

"Aku selalu berpikir bahwa satu-satunya kekurangan Presiden Mo adalah orientasi seksualnya. Tapi, sekarang… Sial. Dia menunjukkan bahwa dia normal?! Dan yang dia sukai adalah seorang wanita?! Ya Tuhan! Ketika aku memikirkan bahwa pria yang begitu sempurna akan menjadi suami wanita lain, hatiku sangat sakit. Sangat sakit."     

"Sakit Hati +1."     

"Sakit hati +2."     

"Sakit hati +3."     

———     

Mo Yesi menggendong Qiao Mianmian masuk ke ruangan istirahat di kantor presiden. Di sinilah biasanya ia beristirahat saat lelah dari pekerjaan kantor. Ada kamar tidur kecil dan juga ada kamar mandi di sana. Mo Yesi membaringkan Qiao Mianmian di tempat tidur dengan lembut, menyelimutinya dengan selimut kecil, dan menyesuaikan pengatur suhu dalam ruangan sebelum berbalik pergi.     

Masih banyak dokumen yang tertumpuk di atas meja kerja. Mo Yesi berjalan keluar dari ruangan istirahat, menarik kursi kerjanya, dan duduk. Ia mengambil sebuah dokumen, melihatnya, dan menutupnya lagi. Lalu, ia menekan telepon interkom. Setelah terhubung, suara hormat segera terdengar dari sana, "Presiden Mo."     

Jari ramping Mo Yesi mengetuk pelan tepi meja. Ia berkata dengan suara yang dalam, "Kemarilah. Jangan mengetuk pintu, langsung masuk saja."     

"Baik, Presiden Mo."     

Semenit kemudian, Wei Zheng membuka pintu kantor. Ia langsung berjalan ke hadapan Mo Yesi, menundukkan kepalanya sedikit, dan berkata dengan hormat, "Presiden Mo."     

Mo Yesi menopang dagunya dengan satu tangan. Matanya yang dalam setengah menyipit, seolah sedang memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat, ia mengangkat matanya dan melirik ke arah Wei Zheng untuk memberikan perintah, "Aku mau laporan pendapatan Perusahaan Qiao dalam beberapa tahun terakhir. Kirimkan padaku dalam satu jam. Kemudian, temukan cara untuk mendapatkan vila keluarga Qiao yang ada di Fengshan."     

Wei Zheng langsung tercengang, Perusahaan Qiao? Apakah Presiden Mo membicarakan tentang perusahaan keluarga Nyonya? Baik, baik. Tapi, mengapa Presiden Mo tertarik dengan Perusahaan Qiao? Apakah karena Nyonya, Presiden Mo ingin mendukung Perusahaan Qiao? pikir Wei Zheng.     

Wei Zheng tidak tahu banyak tentang perusahaan Qiao. Tetapi, menurut kesannya, perusahaan itu tampak seperti perusahaan yang dikelola dengan buruk. Perusahaan Qiao hampir bangkrut beberapa tahun sebelumnya. Wei Zheng pun berpikir lagi, Kelihatannya, situasi bisnis Qiao saat ini tidak terlalu bagus. Kalau tidak, keluarga Qiao tidak akan hancur. Tapi, Presiden Mo juga baru saja mengatakan tentang keinginannya untuk mendapatkan vila keluarga Qiao?!     

Wei Zheng tiba-tiba merasa bahwa Presiden Mo tidak bermaksud membantu mendukung keluarga Qiao. Karena ia takut salah mengerti, ia merasa tertekan dan bertanya, "Presiden Mo, apakah Anda bermaksud membeli vila keluarga Nyonya? Tapi, vila itu seharusnya selalu ditinggali oleh keluarga Qiao dan mereka juga tidak kekurangan uang sekarang. Saya khawatir jika kita berniat membelinya, mereka tidak akan mau menjualnya."     

"Karenanya, aku memintamu mencari solusinya," kata Mo Yesi sambil menatap wajah Wei Zheng dengan tatapan dingin. Lalu, ia berkata lagi dengan serius, "Tidak peduli keluarga Qiao bersedia atau tidak, aku menginginkan vila itu. Kirim seseorang untuk menindaklanjuti dan membicarakan tentang harga terlebih dahulu. Jika mereka tidak bersedia, tidak perlu sungkan lagi. Jika kau tidak bisa mendapatkan vila itu, kau bisa mengundurkan diri secepat mungkin."     

"….." Wei Zheng tidak bisa berkata-kata. Ia mengerti sekarang bahwa ia harus melakukannya meskipun itu tidak bisa bisa langsung didapatkan dengan mudah. Presiden Mo benar-benar keterlaluan. Selalu saja menggunakan alasan pemecatan dengan mudah untuk mengancamnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.