Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Mimpinya Adalah Menikah Dengannya



Mimpinya Adalah Menikah Dengannya

3Tapi jika benar-benar ada pria yang mengejar salah satu aktris di lokasi syuting, dan kondisi pria itu memang benar-benar baik, Qiao Mianmian sudah menerima banyak manfaat dari orang itu. Qiao Mianmian juga bersedia untuk membantu pria itu berbicara.     

Jika tidak ada hal lain, hanya mengatakan bahwa teh sore yang dibeli pria itu setiap hari adalah sesuatu yang Qiao Mianmian suka makan. Qiao Mianmian merasa harus membantunya berbicara. Tentu saja, syaratnya adalah pria itu harus bersedia menunjukkan wajahnya di masa depan.     

*     

Pada saat ini, Gong Zeli, 'si Bodoh' yang dikatakan Nana, sedang duduk di sebuah restoran dengan wajah cemberut. Di seberang Gong Zeli, duduk seorang gadis muda dengan poni rapi dan rambut keriting.     

Gadis muda itu terlihat baru berusia dua puluh tahunan, gadis muda itu mengenakan gaun berwarna pink. Ia memiliki mata yang cerah dan gigi yang putih. Saat tersenyum, alis dan matanya melengkung, dan ia memiliki aura manis yang unik pada seorang gadis muda.     

An Ya terobsesi menatap wajah tampan yang membuat orang tidak bisa bernapas di hadapannya. Memikirkan bahwa para tetua dari kedua keluarga bermaksud untuk menjodohkan mereka, hati An Ya menjadi sangat bersemangat.     

An Ya menyukai Gong Zeli sejak kecil secara sembunyi-sembunyi selama bertahun-tahun. Mimpi An Ya adalah dapat menikah dengan Gong Zeli dan menjadi istri Gong Zeli. Ini akan menjadi hal yang paling membahagiakan untuknya.     

An Ya tampaknya tidak menyadari ketidakpedulian dan ketidaksabaran pria ini. Salah satu tangannya sedang menopang dagu, sambil tersenyum manis pada Gong Zeli, dan berkata dengan lembut, "Kak Zeli, aku dengar kau akan segera mengambil alih perusahaan Gong secara resmi, apakah itu sungguhan?"     

Gong Zeli mengangkat pergelangan tangannya untuk memeriksa waktu. Tapi matanya sama sekali tidak terangkat, dan menjawab dengan suara yang ringan, "Ya."     

Siapapun dapat mendengar bahwa suara ini terdengar sangat ala kadarnya. Tapi An Ya justru sama sekali tidak menyadarinya.     

"Wow, kau sangat hebat." Matanya berkedip, dan wajahnya penuh dengan kekaguman. "Aku dengar dari ayahku, kau akan menjadi presiden termuda dalam sejarah perusahaan Gong. Ayahku bahkan tidak berhenti memujimu, katanya kau sangat luar biasa dan memintaku untuk belajar darimu."     

Pria menikmati pemujaan dan kekaguman wanita. An Ya merasa Gong Zeli juga tidak terkecuali.     

An Ya menatap Gong Zeli dengan mata berbinar, dan berkata dengan manis, "Aku juga merasa Kak Zeli sangat hebat, kau adalah idolaku."     

An Ya memiliki penampilan yang sangat manis. Pakaian yang An Ya kenakan juga sangat manis dan polos, terlihat seperti siswa sekolah menengah Atas yang masih dibawah umur. An Ya memiliki latar belakang keluarga yang baik, penampilannya juga sangat baik. Biasanya An Ya sangat populer dan dikejar-kejar oleh lawan jenis.     

Tapi sepertinya An Ya sama sekali tidak menyadari, Gong Zeli sama sekali tidak termasuk dalam lawan jenis.     

Pria itu sama sekali tidak tertarik dengan perkataan An Ya, ia hanya mengangkat pergelangan tangannya untuk memeriksa waktu lagi, dan jejak ketidaksabaran melintas di bawah matanya. "Mengapa mereka masih belum datang?"     

Malam ini, kedua keluarga sudah janjian untuk makan bersama.     

Nyonya Gong berulang kali menjelaskan bahwa Gong Zeli harus hadir. Gong Zeli awalnya ingin datang dan setelah muncul, Gong Zeli akan membuat alasan asal-asalan untuk pergi dari sini.     

Tapi setelah Gong Zeli datang, ia baru menyadari yang disebut pertemuan dua keluarga berubah menjadi pertemuan antara Gong Zeli dan An Ya saja.     

Awalnya, Gong Zeli kira datang lebih awal, dan para tetua lainnya dari kedua keluarga itu masih dalam perjalanan. Gong Zeli dengan sabar menunggu lebih dari sepuluh menit. Tapi setelah Gong Zeli menunggu begitu lama, ia menemukan ada yang aneh.     

"Apakah kau membicarakan tentang ibuku dan bibi?" An Ya mengangkat matanya menatap Gong Zeli, muncul sedikit rasa malu di dalam matanya. An Ya menggigit sudut bibirnya dengan ringan, berkata, "Bibi bilang ini adalah kencan kita, anak muda. Mereka tidak akan datang untuk mengganggu. Mereka juga mengatakan kita tidak perlu menunggu mereka. Kak Zeli, apakah kau sudah lapar? Bagaimana kalau kita mulai pesan makanan."     

Setelah mendengar ini, wajah Gong Zeli menjadi tenggelam. Gong Zeli mendorong kursi dan berdiri.     

An Ya terkejut, kemudian mengangkat kepalanya menatap Gong Zeli. "Ada apa, Kak Zeli?"     

Jejak amarah melintas di mata Gong Zeli. Gong Zeli menahannya dan tidak melampiaskan amarahnya pada An Ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.