Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Tatapan Matanya ... Jelas Tidak Wajar



Tatapan Matanya ... Jelas Tidak Wajar

2"Mengapa aku merasa gadis itu agak sedikit familier? Tunggu, tunggu, itu ... bukankah dia adalah pendatang baru di industri hiburan?"     

"Pendatang baru di industri hiburan? Siapa? Apakah pendatang baru itu dapat datang berpartisipasi pada jamuan makan malam keluarga Mo?"     

"Orang itu pernah dirumorkan bersama dengan Tuan Muda Gong, Qiao siapa namanya? Aku lupa."     

"Aku ingat, dia pernah dirumorkan bersama dengan Tuan Muda Gong, tapi pada akhirnya Tuan Muda Gong bukankah sudah membuat klarifikasi bahwa dia tidak ada hubungannya dengan gadis itu. Di Internet beredar kabar bahwa dia berhasil menggaet seorang pria yang kaya raya, apakah itu adalah pria yang di sampingnya?"     

"Orang yang diundang ke jamuan makan malam oleh keluarga Mo, identitas pria di sampingnya jelas tidak sederhana."     

Sekelompok orang sedang asyik berdiskusi, mereka satu per satu menebak identitas Mo Yesi. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa orang yang mereka bicarakan adalah salah satu tuan rumah acara jamuan makan malam ini.     

"A Si, kami baru saja membicarakanmu, kau sudah datang." Yan Shaoqing tersenyum hingga menyipitkan matanya dan berkata, "Mengapa sepupu laki-lakimu masih belum keluar? Apakah kau pernah bertemu dengannya? Seperti apa dia?"     

Mo Yesi melirik Yan Shaoqing tanpa berbicara, kemudian sorot matanya jatuh pada Gong Zeli di samping. Mata Mo Yesi menjadi suram. Tangan yang melingkar di pinggang Qiao Mianmian juga sedikit menegang dan Mo Yesi menatap Gong Zeli dengan tatapan peringatan.     

Menyadari tatapan peringatan Mo Yesi, Gong Zeli mengepalkan tinjunya dengan erat, berpura-pura seolah tidak ada yang terjadi, dan menyapa. "A Si, Mianmian, kalian sudah datang."     

Mo Yesi mengerutkan kening saat mendengar panggilan Gong Zeli terhadap Qiao Mianmian. Yan Shaoqing dan Lu Rao di samping juga tercengang, dan ada sedikit kejutan di mata mereka. Terutama di mata Yan Shaoqing.     

Yan Shaoqing tahu betul betapa Gong Zeli tidak menyukai Qiao Mianmian. Karena hal ini, Yan Shaoqing telah membujuk Gong Zeli berkali-kali. Tapi Gong Zeli sama sekali tidak mendengarkan bujukannya, dan masih bertengkar dengan Mo Yesi karena hal ini. Tapi sekarang ...     

Gong Zeli ternyata memanggil Qiao Mianmian dengan panggilan yang begitu akrab barusan. Dulu, saat Gong Zeli bertemu dengan Qiao Mianmian, Gong Zeli bahkan tidak akan pernah menyapa Qiao Mianmian. Selain itu, Yan Shaoqing merasa ada sesuatu yang aneh. Tapi Yan Shaoqing sama sekali tidak tahu keanehan seperti apa itu untuk sementara waktu.     

"Anak keempat, Mianmian adalah istriku, kakak iparmu. Kelak kau harus mengubah panggilanmu."     

Katanya intuisi seorang wanita itu sangat akurat. Tapi terkadang intuisi pria juga sangat tepat.     

Mo Yesi dapat merasakan Gong Zeli memiliki perasaan lain terhadap Qiao Mianmian. Ini bukan pertama kali Mo Yesi merasa seperti itu. Meskipun dugaan Mo Yesi belum tentu tepat, tapi tidak peduli apakah Gong Zeli memiliki perasaan lagi atau tidak, Mo Yesi ingin Gong Zeli tahu bahwa Qiao Mianmian adalah wanita yang tidak dapat Gong Zeli dambakan. Jadi jika Gong Zeli memiliki perasaan lain, lebih baik singkirkan sesegera mungkin.     

Ekspresi wajah Gong Zeli jelas membeku.      

Setelah mendengar perkataan Mo Yesi, Yan Shaoqing akhirnya tahu mengapa dirinya merasa sangat aneh barusan. Mereka memanggil Qiao Mianmian dengan sebutan Kakak ipar. Hanya Gong Zeli ...     

Panggilan Gong Zeli barusan tampak agak terlalu akrab. Terutama, sikap Gong Zeli terhadap Qiao Mianmian sangat buruk sebelumnya, tetapi sekarang Gong Zeli tiba-tiba berubah 360 derajat. Dan apa yang sebenarnya terjadi?     

Lu Rao juga melirik Gong Zeli dengan tatapan mata yang dalam. Mereka sama-sama laki-laki. Terkadang, pria sangat akurat dalam menilai seorang pria dalam aspek tertentu.     

Lu Rao juga melihat tatapan mata Gong Zeli terhadap Qiao Mianmian barusan. Tatapan mata itu ... jelas tidak wajar. Tapi Lu Rao berharap itu hanya karena dirinya berpikir terlalu banyak, dan lebih baik bahwa itu tidak seperti yang Lu Rao pikirkan. Kalau tidak, akan sangat buruk jika muncul masalah.     

Qiao Mianmian melihat kehadiran Bai Yusheng, tapi tidak melihat Nyonya Bai sama sekali. Lalu Qiao Mianmian bertanya dengan pelan, "Kak, kenapa ibu tidak datang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.