Lupakan Saja, Dia Sudah Bersedia Mengakui Kekalahan
Lupakan Saja, Dia Sudah Bersedia Mengakui Kekalahan
Jiang Tang Bu Tian: Kau tahu malam itu aku mabuk, kan? Aku sejak dulu tidak pernah mabuk hingga begitu luar biasa. Keesokan harinya saat aku bangun, aku sudah tidak ingat banyak hal. Aku awalnya sudah memutuskan akan mengatakan dengan jelas pada Mo Shixiu, tapi dia berkata padaku, setelah aku mabuk aku mengambil keuntungan darinya, jadi aku harus bertanggung jawab padanya. Aku juga tidak tahu apakah aku benar-benar mengambil keuntungan darinya atau tidak, tapi dia juga tidak seperti orang yang bisa berbohong. Aku tidak ingin membuatnya berpikir bahwa aku adalah wanita brengsek, jadi ...
Mianmian Bu Ruan Meng: Jadi kau setuju untuk berpacaran dengannya.
Jiang Tang Bu Tian: Em, iya. Sayang, apakah kau tidak optimis terhadap hubungan kami? Sebenarnya, aku juga tidak ingin berpikir terlalu banyak, aku hanya murni merasa bahwa cinta yang manis itu juga lumayan baik. Tidak peduli dari segi manapun Mo Shixiu telah memenuhi persyaratan sebagai pacar idealku, jadi tidak rugi hanya jatuh cinta dengan pria seperti dia.
Secara alami, Qiao Mianmian tidak mungkin akan menyiramkan air dingin pada Jiang Luoli pada saat seperti itu, dan Qiao Mianmianjuag tidak mungkin asal-asalan membuat asumsi tentang perasaan orang lain.
Qiao Mianmian berpikir sejenak, baru menjawab: Yang paling penting adalah perasaanmu sendiri. Jika kau merasa sangat senang bersama dengannya, dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan, aku juga merasa ada baiknya memiliki hubungan yang manis. Kau memang tidak akan rugi bisa jatuh cinta dengan Mo Shixiu.
Jiang Tang Bu Tian: Benar, aku juga berpikir begitu. Aku tidak akan membicarakan yang lain, aku akan merasa sangat senang dapat bersama dengan pria tampan seperti itu dan dapat melihat ketampanannya setiap hari. Adapun masalah kedepannya, aku benar-benar tidak ingin berpikir begitu banyak. Pokoknya aku masih muda, aku masih bisa menyia-nyiakan waktu selama beberapa tahun.
Jiang Tang Bu Tian: Oh iya, kita sudah sepakat. Siapapun yang mempunyai pacar harus mentraktir makan. Jadi kapan kau dan dewa pria ada waktu? Aku akan memanggilnya untuk mentraktir kalian makan.
Saat hendak membalas pesan Jiang Luoli, Qiao Mianmian mendengar pintu terbuka. Qiao Mianmian mengangkat kepalanya dan melihat Mo Yesi membuka pintu kantor dan berjalan masuk.
Melihat Qiao Mianmian berbaring di sofa sambil memegang ponsel. Mo Yesi berhenti sejenak, lalu berjalan ke arah Qiao Mianmian dengan sudut bibir yang sedikit naik.
"Apakah kau merasa bosan menunggu? Aku sudah selesai sekarang dan bisa menemanimu."
"Lumayan, aku juga bukan pertama kali datang." Qiao Mianmian menggoyangkan ponselnya dan menghela napas pelan.
"Ada apa?"
Mo Yesi berjalan ke sisi Qiao Mianmian dan duduk, kemudian mengulurkan tangan dan membawa orang itu ke dalam pelukan Mo Yesi. Ia menundukkan kepala dan mencium bibir Qiao Mianmian dengan ringan.
Qiao Mianmian cemberut dan berkata, "Oh, tebakanmu benar."
"Hah?" Mo Yesi mengangkat alisnya dan bertanya apa maksudnya.
"Luoluo baru saja memberitahuku bahwa dia sudah berpacaran dengan kakak tertua."
Mo Yesi tertegun sejenak, lalu mengangkat sudut bibirnya lagi tanpa ada kejutan di matanya. "Bukankah ini normal? Sudah kubilang sejak lama bahwa saat dia bertemu dengan kakak tertua, jangan berpikir bahwa dia bisa menolak kakak tertua."
"Tapi, aku kira dia mungkin bisa menolak ketampanan kakak tertua. Aku pikir, dia tidak akan begitu gelisah." Sepertinya Qiao Mianmian masih melebih-lebihkan Jiang Luoli.
"Dengan demikian, kau kalah taruhan di antara kita?" Mo Yesi tidak lupa dan segera mengungkitnya.
"..." Qiao Mianmian terdiam.
Lupakan saja, dia sudah bersedia mengakui kekalahan.
"Iya, aku kalah."
"Seingatku, kau harus mengabulkan satu permintaanku. Apapun yang aku minta."
Qiao Mianmian menatap mata gelap pria itu dan memiliki firasat buruk. Qiao Mianmian tidak ingin mengakuinya.