Dia Sejak Dulu Tidak Pernah Merasa Begitu Malu
Dia Sejak Dulu Tidak Pernah Merasa Begitu Malu
Nenek Mo memperingatkan lagi dengan marah, "Jika kau menghancurkan pernikahan cucuku, nanti jangan salahkan aku jika aku tidak berperasaan terhadapmu. Apakah kau benar-benar merasa setelah kau menjadi Nyonya Mo selama bertahun-tahun ini, posisimu dalam keluarga ini sudah stabil, dan tidak ada orang siapapun yang bisa melakukan apapun terhadapmu?
"Aku masih belum mati. Aku, nenek tua ini masih menjadi tuan dalam keluarga ini sekarang. Masalah yang sudah lalu, aku juga tidak akan membuat perhitungan padamu. Tapi jika kau terus bersikap seperti iblis di masa depan, jangan katakan bahwa aku tidak memberimu wajah sebagai Nyonya Mo."
Ibu Mo biasanya selalu takut terhadap Nenek Mo. Sekarang setelah dimarahi oleh Nenek Mo, Ibu Mo lebih ketakutan sampai tidak berani berbicara. Saat ini, suasana hati Ibu Mo merasa marah, takut, sedih, dan juga malu.
Nenek Mo memarahi Ibu Mo dengan begitu kejam di hadapan para pelayan wanita di lantai bawah, ini membuat Ibu Mo kehilangan wajahnya. Ibu Mo sejak dulu tidak pernah merasa begitu malu. Tapi, rasa malu ini diberikan oleh Nenek Mo, sehingga Ibu Mo masih tidak berani melampiaskan amarahnya. Ibu Mo tidak bisa melawan, jadi Ibu Mo hanya bisa diam menerima perlakukan Nenek Mo.
"Ingat perkataanku," kata Nenek Mo sambil menatap Ibu Mo dengan marah, "jalani dengan baik hidupmu. Anak dan cucu memiliki kebahagiaannya masing-masing, jangan ikut campur hal yang seharusnya tidak perlu kau pedulikan. Aku harap kau mendengar perkataanku barusan, kau sebaiknya juga mendengarnya. Kalau tidak ...
"Jika kau membuat kekacauan di dalam rumah ini, kau pasti akan menyesal di masa depan. Kau pikirkan sendiri baik-baik!"
Setelah mengucapkan kalimat terakhir, Nenek Mo mengambil kembali kruk di tangannya dan memanggil pelayan wanita untuk membantunya kembali ke kamar tidur di lantai atas.
Setelah sosok Nenek Mo benar-benar menghilang, Ibu Mo masih berdiri di tempat dengan rona wajah pucat. Para pelayan di sekitar melihat wajah Ibu Mo yang suram, dan mereka semua bahkan tidak berani bernapas.
Saat ini, para pelayan tidak ingin menghadapi hal-hal tidak menyenangkan, apalagi sampai memprovokasi Ibu Mo. Lagi pula, bukan hal yang menyenangkan ditegur oleh ibu mertua karena menantu perempuannya. Dan hal yang tidak menyenangkan ini dilihat oleh mereka. Siapapun bisa membayangkan betapa marahnya hati Ibu Mo saat ini.
Para pelayan satu per satu menundukkan kepala mereka semakin rendah. Mereka berharap dapat mengubur diri mereka sendiri ke dalam tanah. Dengan demikian, Ibu Mo tidak bisa melihat mereka. Mereka juga tidak perlu khawatir Ibu Mo akan marah.
Ibu Mo berdiri di tempat tak bergerak seperti sebuah patung. Nenek Mo barusan memintanya memikirkannya baik-baik. Ibu Mo memang sedang memikirkannya dengan baik. Qiao Mianmian tidak boleh tinggal di keluarga Mo. Nenek Mo benar-benar sudah dibuat bingung oleh Qiao Mianmian sekarang. Apa pun yang di katakan Nenek Mo sepenuhnya berpihak kepada Qiao Mianmian. Ini adalah hal yang sangat buruk.
Jika tidak ada cara untuk mengusir Qiao Mianmian dari keluarga Mo, takutnya di masa depan Qiao Mianmian akan mengandalkan rasa suka dari Nenek Mo dan bertindak sebagai iblis dalam keluarga Mo. Qiao Mianmian akan membuat keluarga yang baik itu menjadi sengsara dan tidak ada kedamaian di dalam keluarga Mo di masa depan. Poin terpenting adalah Qiao Mianmian sudah mengarahkan pandangannya pada saham keluarga Mo.
Jika A Si benar-benar dibuat terpesona oleh Qiao Mianmian, sehingga memberikan semua saham kepada Qiao Mianmian, maka konsekuensinya tidak terbayangkan. Oleh karena itu, demi melindungi hak dan keselamatan keluarga Mo, Ibu Mo tidak akan membiarkan Qiao Mianmian tinggal di keluarga Mo.
Ibu Mo tidak peduli Nenek Mo dan putranya akan peduli padanya atau tidak. Ibu Mo tetap harus menyingkirkan Qiao Mianmian. Kalau tidak, jika membiarkan Qiao Mianmian tinggal di keluarga Mo, itu sama saja meninggalkan sebuah bencana. Sekarang, Ibu Mo masih belum mendapat informasi apapun, jadi Nenek Mo dan A Si masih setia berpihak kepada Qiao Mianmian.