Wanita Semacam Ini Terlalu Licik
Wanita Semacam Ini Terlalu Licik
Nenek Mo menatap Qiao Mianmian dengan perasaan kasihan. "Apakah terlalu melelahkan syuting di luar? Baru beberapa hari tidak bertemu denganmu, mengapa nenek merasa kau terlihat sedikit lebih kurus? Aku dengar, kalian sebagai selebriti tidak bisa makan terlalu banyak karena harus menjaga penampilan, apakah benar begitu?
"Menurutku, dari mana asalnya begitu banyak aturan itu? Jika terlalu kurus, bagaimana bisa mempertahankan penampilan? Kau harus makan lebih banyak sehingga sedikit lebih berisi. Itu baru cantik."
Generasi yang lebih tua masih menyukai gadis yang sedikit gemuk. Penampilan Qiao Mianmian standar, tidak gemuk, juga tidak terlalu kurus. Tapi di mata Nenek Mo tetap sedikit lebih kurus.
Perhatian Nenek Mo menghangatkan hati Qiao Mianmian. Qiao Mianmian sudah tidak peduli bagaimana sikap Ibu Mo terhadapnya. Qiao Mianmian memeluk lengan Nenek Mo dengan penuh kasih sayang, dengan hati-hati memapahnya, sambil menjawab dengan mulut manis, "Ya, aku akan mendengarkan Nenek. Aku akan makan lebih banyak malam ini! Ada Nenek Mo yang begitu peduli padaku, aku sedikit pun tidak merasa lelah!"
"Ha ha ha, anak ini." Nenek Mo memasang ekspresi menikmati.
Di ruang tamu, Mo Yesi mengerutkan kening sambil menatap Ibu Mo yang masih duduk di atas sofa dengan wajah cemberut. Mo Yesi berkata dengan sabar, "Bu, ayo pergi makan."
Ibu Mo mengangkat kepalanya dan menatap Mo Yesi dengan dingin. "Kau sekarang baru memikirkan bahwa kau masih memiliki seorang ibu?"
Kerutan di alis Mo Yesi semakin erat.
Ibu Mo mencibir lagi, "Siapa aku? Aku lihat aku hanya tambahan saja. Aku tetap tidak akan mengganggu makan malam bahagia kalian sekeluarga. Jika ada aku, kalian merasa tidak nyaman dan tidak senang."
Setelah selesai berbicara, Ibu Mo bangkit, dan memanggil seseorang pelayan untuk memberikan perintah, "Antarkan makan malam untukku ke atas nanti."
Pelayan wanita itu menatap Mo Yesi yang berdiri di samping, wajahnya sedikit ragu-ragu. "Tuan Muda kedua, ini ..."
Ibu Mo segera memalingkan wajahnya dan berkata kepada pelayan dengan nada galak, "Kau tidak dengar perintahku? Untuk apa kau masih bertanya pada Tuan Muda kedua? Ada apa? Apakah aku benar-benar sudah tidak memiliki status dalam keluarga ini, bahkan sampai kalian tidak melakukan perintahku?"
Pelayan wanita itu terkejut dan seketika wajahnya berubah. "Tidak, bukan seperti ini, Nyonya Mo."
Kesabaran Mo Yesi akhirnya sudah habis. Mo Yesi menarik napas dalam-dalam, lalu melihat Qiao Chen yang masih berdiri di samping, dan berkata dengan amarah yang tertahan, "Qiao Chen, kau bisa pergi makan duluan."
Memandang ibu dan anak dengan wajah hitam itu, Qiao Chen ragu-ragu sejenak, dan bertanya dengan suara pelan, "Bagaimana dengan kakak ipar?"
Nada bicara Mo Yesi masih cukup tenang, "Aku akan pergi sebentar lagi."
Qiao Chen melirik Ibu Mo lagi dan mengangguk. "Baik, kalau begitu kami akan menunggu kakak ipar untuk makan bersama."
Mo Yesi memanggil seorang pelayan wanita untuk membawa Qiao Chen ke ruang makan, kemudian meminta pelayan wanita lainnya untuk pergi.
Setelah Qiao Chen pergi, nada bicara Mo Yesi tidak setenang sebelumnya. Mo Yesi bertanya kepada Ibu Mo dengan penuh rasa marah, "Bu, apa yang sebenarnya ingin kau lakukan? Apakah kau berniat membuatku tidak ingin pulang ke rumah ini di masa depan?"
Ibu Mo juga menatap Mo Yesi dengan marah. "Apa yang ingin aku lakukan? Bukankah aku sudah mengatakannya padamu hari itu? A Si, aku dengan jelas memberitahumu, aku tidak akan setuju kalian menikah. Apakah kau sudah tahu wanita seperti apa dia? Dia hanya mengincar uangmu!
"Wanita semacam itu terlalu licik! Jika kau bersama dengannya, cepat atau lambat, kau akan menderita kerugian di tangannya!"