Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kau Boleh Melakukan Apapun Di Tempatku



Kau Boleh Melakukan Apapun Di Tempatku

2"Apakah kau benar-benar tidur atau tidak, hanya hatimu yang tahu dengan jelas."     

Ibu Mo awalnya tidak berpikir terlalu banyak. Tapi, setelah mendengar perkataan Shen Rou barusan, Ibu Mo seketika merasakan segala macam ketidakpuasan terhadap Qiao Mianmian. Ibu Mo merasa Qiao Mianmian sengaja melakukan ini.      

Qiao Mianmian tahu Ibu Mo datang, tapi sengaja bersembunyi di dalam dan menolak untuk keluar. Menantu perempuan yang begitu angkuh dan tidak menghormatinya, hal ini semakin membuat Ibu Mo tidak puas.     

Ibu Mo tahu bagaimana mungkin ada hal baik dari seorang Qiao Mianmian yang terlahir dari keluarga miskin.     

Tidak bisa jika bukan berasal dari keluarga yang sepadan. Jika menantu perempuan Ibu Mo adalah Ruoruo, bagaimana mungkin Ibu Mo akan memiliki banyak ketidakpuasan seperti ini.     

Sejak kecil hingga dewasa, Ibu Mo mendidik putra yang begitu luar biasa, tapi kemudian putranya disesatkan oleh seorang wanita. Singkatnya hal ini membuat Ibu Mo merasa sangat benci.     

Mo Yesi mengerutkan kening, "Bu, kau ..."     

"Bu, aku benar-benar tidur." Qiao Mianmian menggenggam lengan Mo Yesi, mengangkat kepala, dan memberikan tatapan 'tidak perlu khawatir' pada Mo Yesi, kemudian berbicara sambil tersenyum pada Ibu Mo.      

"Aku sedang menunggu A Si untuk makan malam bersama, dia sangat sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak bisa menemaniku. Aku juga tidak ingin mengganggunya, jadi aku masuk ke dalam dan tidur sebentar.     

"Aku benar-benar tidak tahu bahwa Anda datang. Dialah yang masuk dan membangunkanku barusan, aku jadi baru tahu. Jika aku membuat hati ibu terasa tidak nyaman, maka aku akan meminta maaf pada Anda."     

Ibu Mo membuka mulut. Sebelum sempat berbicara, Mo Yesi sudah berkata dengan dingin, "Untuk apa meminta maaf, kau juga bukan sengaja melakukan itu. Memang ada apa dengan waktu saat ini, mengapa tidak boleh tidur? Siapa yang menetapkan kapan waktu harus tidur dan kapan tidak boleh?     

"Kau adalah bos perusahaan Mo. Jangankan tidur di perusahaan sendiri, bahkan meski mencari orang untuk menemanimu bermain mahjong di kantor, juga tidak ada orang yang berani berkata apapun padamu."     

Wajah Shen Rou seketika memucat. Perkataan Mo Yesi ditargetkan untuk Shen Rou. Tanpa diragukan lagi, perilaku seperti ini sama seperti menampar wajah Shen Rou di depan umum, termasuk tamparan berulang kali semacam itu.     

Tidak masalah jika Mo Yesi tidak memberi Shen Rou kompromi, tapi Mo Yesi masih tidak memberikan kompromi padanya di depan Qiao Mianmian. Untuk sementara, warna pucat pada wajah Shen Rou diganti dengan rona wajah yang sangat buruk.     

Qiao Mianmian tentu sangat puas dengan perlindungan suaminya yang seperti ini. Qiao Mianmian sangat kooperatif dan berkata, "Apakah aku benar-benar boleh menemukan seseorang untuk bermain mahjong di ruanganmu?"     

Mo Yesi menunduk, sama sekali tidak peduli apa yang akan dipikirkan dan apa penilaian Ibu Mo dan Shen Rou. Mo Yesi berkata dengan wajah penuh kasih sayang, "Tentu boleh, aku sudah pernah bilang, kau boleh melakukan apapun di tempatku."     

"Suamiku, kau benar-benar baik. Terima kasih kau telah bersikap begitu baik padaku. Aku benar-benar bahagia sekaligus puas bisa menikah dan menjadi istrimu." Qiao Mianmian melirik wajah Ibu Mo dan Shen Rou yang sudah gelap. Qiao Mianmian merasa masih bisa menambah kekuatan untuk membuat hati mereka lebih tertusuk.     

Bagaimanapun, Qiao Mianmian juga mengerti. Ketidaksukaan Ibu Mo padanya sudah mendarah daging. Terlepas dari apapun yang Qiao Mianmian katakan, dan apapun yang Qiao Mianmian lakukan, sedikit pun tidak akan mengubah pemikiran Ibu Mo. Jadi, Qiao Mianmian juga tidak perlu repot-repot untuk menyenangkan Ibu Mo lagi, dan tidak perlu repot-repot miliki pemikiran mencoba mendamaikan hubungan keduanya. Qiao Mianmian hanya perlu melakukan semua itu dipermukaan. Hal ini juga agar tidak mempersulit Mo Yesi.     

Semakin Qiao Mianmian tidak menyukai Ibu Mo, Ibu Mo juga tetaplah ibu kandung yang melahirkan Mo Yesi. Hubungan seperti ini tidak akan berubah seumur hidup. Qiao Mianmian tidak mungkin membuat Mo Yesi mengabaikan hubungan ibu dengan anak kandungnya demi dirinya.     

Mo Yesi sudah sejak awal menganggap serius pemikiran hati-hati Qiao Mianmian, tapi Mo Yesi juga dapat melihatnya tanpa Qiao Mianmian perlu berbicara. Wajah tampan itu penuh dengan kasih sayang. Mo Yesi bahkan ikut bekerja sama dan berkata dengan lembut sambil mengusap-usap kepala Qiao Mianmian, "Aku juga merasa sangat bahagia dan sangat senang bisa menikahimu dan menjadi suamimu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.