Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Mo Yesi, Kau yang Memberiku Semua ini



Mo Yesi, Kau yang Memberiku Semua ini

2Pupil mata Mo Yesi bertambah semakin dalam, cahaya api yang sedikit redup muncul dari bawah Mo Yesi. Mo Yesi menekan suaranya yang serak dan berkata, "Panggil sekali lagi."     

Qiao Mianmian berkedip dan sengaja bertanya, "Panggil sekali lagi apa?"     

Qiao Mianmian mengingat sikap baik Mo Yesi sebelumnya, jadi ini pertama kalinya Qiao Mianmian begitu berinisiatif melakukan hal semacam itu.     

Mo Yesi mengulurkan tangan merangkul pinggang Qiao Mianmian, mengencangkan semakin erat, mencubit genit daging lembut di pinggang Qiao Mianmian yang ramping dengan jari-jarinya, dan suaranya semakin serak, "Panggil suami."     

"Bukankah barusan sudah?" tanya Qiao Mianmian.     

"Belum cukup. Panggil sekali lagi," pinta Mo Yesi.     

Permintaan pria ini sama sekali tidak berlebihan. Memikirkan sikap Mo Yesi sangat melindungi Qiao Mianmian di hadapan Ibu Mo sebelumnya, hati Qiao Mianmian terasa sangat hangat. Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan teduh, dan dengan suara yang lembut, Qiao Mianmian memanggil sekali lagi. "Suamiku."     

Jakun Mo Yesi bergerak naik turun, seketika napasnya menjadi terengah-engah. Mo Yesi menunduk, dan sorot matanya sudah terbakar. Qiao Mianmian terlalu akrab dengan sorot mata seperti ini. Qiao Mianmian khawatir pria ini akan melakukan hal yang tidak masuk akal.      

Ibu Mo dan Shen Rou masih ada di luar. Qiao Mianmian tidak ingin membuat mereka merasa Qiao Mianmian haus belaian dan terus menggoda Mo Yesi sampai tidak tahu waktu dan tempat.     

"Ibu masih ada di luar." Qiao Mianmian memukul lengan Mo Yesi dan memberi tatapan penuh peringatan. "Kau tidak boleh sembarangan."     

Mo Yesi tidak berbicara. Sorot matanya yang dalam dan tajam berhenti di tubuh Qiao Mianmian selama beberapa saat, kemudian menarik napas dalam, dan berharap dapat perlahan-lahan menstabilkan diri kembali.     

Lengan yang memeluk pinggang Qiao Mianmian masih belum mengendur. Mo Yesi baru berbicara lagi, setidaknya suaranya tidak seserak barusan, "Aku tahu. Sayang, aku tentu saja akan melindungimu. Selain aku, siapapun tidak boleh mengintimidasimu.     

"Aku hanya tidak ingin membuatmu jadi sedih. Aku ingin membuat banyak hal sesempurna mungkin untuk memuaskan semua orang. Namun, banyak hal di luar kendaliku. Ibu, dia masih salah paham terhadapmu, aku juga tidak bisa mengubah pemikirannya untuk sementara waktu. Hal ini mungkin akan membuatmu tidak nyaman."     

Qiao Mianmian mengangguk, menunjukkan pengertiannya. "Kau tidak perlu khawatir, aku tahu itu. Aku juga bukan uang RMB, aku tidak bisa membuat semua orang menyukaiku. Sebenarnya aku sudah sangat puas dengan adanya kau dan nenek yang menyayangiku."     

Meskipun Qiao Mianmian berkata seperti itu, Mo Yesi masih memiliki sorot permintaan maaf di matanya. "Tidak peduli bagaimanapun, hal itu akan membuatmu tidak nyaman."     

"Aku tidak merasa tidak nyaman sama sekali." Bertemu dengan sorot mata menyalahkan diri sendiri milik Mo Yesi, Qiao Mianmian mengulurkan tangan, dan berkata, "Suamiku begitu baik terhadapku dan telah memberiku banyak kebahagiaan. Suamiku membuat hidupku begitu menyenangkan setiap hari, bagaimana mungkin aku merasa tidak nyaman.     

"Aku menjalani hidup dengan senang, juga sangat bahagia. Aku merasa sangat puas dengan kehidupanku sekarang. Mo Yesi, kau telah memberikan semuanya padaku."     

Qiao Miamnmian mengucapkan kata demi kata seolah sedang menegaskan kepada Mo Yesi. "Kau telah melakukan semua itu dengan sangat baik, jadi kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri."     

Mo Yesi menurunkan pupil matanya, menatap wanita kecil yang lembut di dalam pelukannya. Bagian tertentu dalam hati Mo Yesi tersentuh oleh perkataan Qiao Mianmian yang sangat lembut. Pupil mata Mo Yesi juga berubah lembut.      

Mo Yesi mengulurkan tangan, mengusap kepala Qiao Mianmian, dan berkata dengan lembut, "Oke, kalau begitu aku tidak akan menyalahkan diriku sendiri. Aku akan berusaha untuk melakukan lebih baik lagi, dan memberikan kebahagiaan yang lebih banyak lagi untuk istriku."     

*     

Keduanya berjalan keluar dari ruang istirahat sambil bergandengan tangan. Begitu Shen Rou melihat pemandangan keduanya sangat intim satu sama lain, rona wajah Shen Rou menjadi tidak terkendali dan tenggelam.     

Wajah Ibu Mo juga menjadi dingin. Terutama saat melihat Qiao Mianmian, wajah Ibu Mo lebih dingin.     

Begitu Qiao Mianmian berjalan keluar, Qiao Miamian menghadapi dua wajah dingin sekaligus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.