Aku Tidak Mungkin Akan Mengakuinya Selamanya
Aku Tidak Mungkin Akan Mengakuinya Selamanya
"A Si, aku membawanya ke sini kali ini agar kalian bisa kembali berdamai. Kau adalah seorang pria dewasa, batas toleransi harus lebih besar. Untuk apa bertengkar dengan seorang wanita? Apalagi sampai memutuskan hubungan, ada begitu banyak hubungan persahabatan antara keluarga Mo kita dengan keluarga Shen, sesepuh kedua keluarga ini juga terjalin sangat baik. Bukankah itu hanya akan menjadi bahan lelucon mereka, jika kau sebagai junior memutuskan hubungan?
"Ruoruo sudah meminta maaf padamu, apalagi yang masih kau inginkan darinya?"
Mo Yesi menunggu Ibu Mo selesai berbicara tanpa ekspresi apapun. Setelah terdiam selama beberapa saat, Mo Yesi baru berkata dengan dingin, "Bu, bagimu ini bukan hal yang tidak bisa dimaafkan, tapi bagiku seperti itu. Aku bukan tidak pernah memberinya kesempatan, tapi hasilnya, sikapnya semakin lama semakin menjadi-jadi.
"Jika kedatangan ibu kali ini hanya untuk membantunya untuk memohon, kalau begitu hasilnya pasti akan mengecewakan ibu."
Ibu Mo tercengang selama beberapa saat, rona wajahnya perlahan-lahan menjadi buruk. "Bahkan jika aku membantu memohon, apakah kau juga tetap menolak memberinya kompromi?"
"Ini tidak ada hubungannya dengan siapa yang memohon." Meskipun sedang berbicara dengan Ibu Mo, tapi sorot mata Mo Yesi jatuh pada Shen Rou. Mo Yesi berkata dengan tenang dan dingin, "Tidak peduli siapa itu, selama dia menyakiti orang yang aku pedulikan, tidak akan ada alasan apapun. Jika aku memaafkannya, itu artinya aku menyakiti istriku."
"A Si, kau!" Ibu Mo sangat marah. Ibu Mo merasa sudah kehilangan kesabaran. "Apakah wanita itu begitu penting bagimu? Aku lihat kau begitu terpesona sampai kau tidak tahu apa yang dirimu lakukan sekarang."
Tatapan mata Mo Yesi menggelap. "Ibu, dia adalah menantu perempuanmu. Aku harap kau bisa mengubah panggilanmu terhadapnya."
"Menantu perempuan?" Ibu Mo sangat kesal dengan sikap Mo Yesi dan berkata dengan marah, "Aku tidak mungkin akan mengakuinya selamanya. Dia hanya mimpi jika ingin menjadi menantu perempuan keluarga Mo-ku. Apakah dia pikir setelah menjadi keluarga Mo, dia bisa duduk manis dan bersantai?
"Aku beritahu, aku tidak akan mengakui identitasnya. Kau memiliki kemampuan demi dia sampai tidak mengakui ibumu, maka aku akan menganggap tidak pernah melahirkan putra sepertimu!"
Mo Yesi mengencangkan bibirnya, rona wajahnya muram. Ibu Mo menatap Mo Yesi dengan enggan. Sedangkan Shen Rou yang ada di samping menyaksikan ibu dan anak itu memegang pedang mereka masing-masing secara terang-terangan, sebuah seringai melintas di bawah mata Shen Rou.
Shen Rou berharap hubungan Ibu Mo dan Mo Yesi menjadi semakin membeku. Dengan demikian, kebencian dan ketidakpuasan Ibu Mo terhadap Qiao Mianmian semakin lama juga akan semakin dalam. Semakin Ibu Mo membenci Qiao Mianmian, sebaliknya, Ibu Mo juga semakin menyukai Shen Rou, dan semakin ingin membuat Shen Rou menikah dengan Mo Yesi. Selama ada bantuan dari Ibu Mo, semua maslaah masih ada harapan.
Saat konflik antara Mo Yesi dan Ibu Mo menjadi lebih intens, Qiao Mianmian sudah terbangun di ruang istirahat. Ia mendengar semua percakapan antara Ibu Mo dan Mo Yesi, juga termasuk perkataan Shen Rou.
Saat Qiao Mianmian mendengar Ibu Mo berkata 'Tidak akan mengakuinya sebagai menantu selamanya' dengan lantang, bahkan jika Qiao Mianmian sudah sejak awal tahu bahwa Ibu Mo tidak menyukainya, tapi hatinya tetap sakit.
Dibenci sampai tingkat seperti ini oleh mertua sendiri, bahkan sekuat apapun hati Qiao Mianmian, dan seberapa kuat ketidakpedulian Qiao Mianmian, tidak mungkin benar-benar tidak ada sedikit pun perasaan keberatan di dalam hatinya. Tapi perlindungan Mo Yesi membuat hatinya terasa sangat hangat.
Mo Yesi tidak memihak pada ibunya karena Ibu Mo adalah ibu kandung Mo Yesi. Mo Yesi juga tidak akan membiarkan Qiao Mianmian merasa menderita pada saat seperti ini. Hal ini membuat Qiao Mianmian merasa sangat tersentuh.