Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Tidak Ingin Bertengkar Denganmu



Aku Tidak Ingin Bertengkar Denganmu

2Wei Zheng sedikit khawatir. Bagaimanapun, Presiden Mo-nya memiliki energi yang sangat baik, bukan berarti tidak memiliki kemungkinan seperti ini. Jika Ibu Mo menemukan bahwa Wei Zheng telah berbohong, hidup Wei Zheng akan sengsara. Meskipun Wei Zheng percaya Presiden Mo masih akan mempertahankannya, tapi dalam hati Wei Zheng masih takut jika membuat Ibu Mo marah. Mentalitas Wei Zheng masih belum cukup kuat sampai bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa.     

Mereka berjalan sampai di luar ruangan, kemudian Wei Zheng mengetuk pintu ruangan dengan gelisah. "Presiden Mo, saya sudah kembali dari membeli pakaian untuk Nyonya Muda. Saya membawa pakaian ini masuk sekarang, atau ..."     

Dengan kata lain, jika Presiden Mo sedang tidak leluasa, Wei Zheng akan kembali lagi nanti.     

"Masuklah." Untung saja, Mo Yesi segera menjawab, dan suara Mo Yesi tidak seperti sedang melakukan sesuatu.     

Wei Zheng mau tak mau menarik napas lega. Wei Zheng mengulurkan tangan dan mendorong pintu.     

Saat Wei Zheng berjalan masuk ke dalam ruangan, Wei Zheng melihat Mo Yesi sedang duduk rapi di depan meja hitam sambil membaca dokumen. Wei Zheng menghela napas panjang lagi. Bahkan langkah kakinya juga berubah menjadi jauh lebih ringan.     

Wei Zheng mempercepat langkah berjalan ke arah Mo Yesi sampai ke samping meja, merendahkan suaranya dan bicara satu kalimat, "Presiden Mo, Ibu Mo dan Nona Shen datang."     

Mo Yesi, yang sedang membaca dokumen, mengerutkan kening, mengangkat kepalanya dan melihat Ibu Mo serta Shen Rou berjalan sambil bergandengan tangan.     

Setelah Shen Rou berjalan masuk ke dalam ruangan, Shen Rou pertama kali langsung mencari sosok Qiao Mianmian. Setelah sorot mata Shen Rou berpatroli ke sekeliling ruangan, Shen Rou mengerutkan kening dan juga tidak melihat Qiao Mianmian.     

Bukankah Wei Zheng bilang bahwa Qiao Mianmian juga ada di sini? Tapi mengapa Qiao Mianmian justru tidak ada sekarang? Mungkinkan Wei Zheng barusan memberitahu lebih dulu, jadi Qiao Mianmian bersembunyi?     

Jika Qiao Mianmian hanya tinggal di dalam ruangan Mo Yesi dengan normal, mengapa Qiao Mianmian harus bersembunyi? Kecuali ...     

Shen Rou mengepalkan tangannya dengan erat, rona wajah Shen Rou juga berubah buruk.     

Qiao Mianmian, wanita jalang yang sangat tidak tahu malu. Di tengah hari benar-benar tidak bisa menahan diri dan melakukan hal semacam itu di ruangan kantor seperti ini ...     

Qiao Mianmian melakukan cara seekor rubah betina, sehingga membuat Mo Yesi kebingungan.     

Dasar tidak tahu malu, benar-benar tak tahu malu.     

"A Si, apa maksudmu? Ada apa, apakah kau sudah tidak ingin melihatku lagi sekarang? Apakah setelah beberapa saat, kau juga ingin memutuskan hubungan ibu dan anak denganku?" Setelah telepon Ibu Mo dimatikan dan nomornya di blokir oleh Mo Yesi, ibu dan anak ini tidak pernah saling berhubungan lagi. Saat ini melihat wajah suram Mo Yesi, sekumpulan amarah yang menumpuk seketika meledak keluar.     

Sejak kecil hingga dewasa, Mo Yesi begitu berbakti pada Ibu Mo. Mo Yesi juga akan yang mematuhi perkataannya. Tapi sekarang, Mo Yesi justru bersikap dingin dan tidak sopan terhadap Ibu Mo. Bagaimana mungkin Ibu Mo bisa menerima hal ini.     

Mo Yesi melirik Shen Rou yang berdiri di samping NIbu Mo dengan wajah suram, dan menarik napas dalam-dalam. "Bu, kenapa kau datang ke sini? Kau juga tidak bilang lebih dulu denganku."     

Ibu Mo mendengus dingin dan berkata dengan buruk, "Ada apa, apakah tempatmu ini adalah markas militer sehingga aku tidak boleh datang? Untuk apa mengatakannya lebih dulu padamu, apakah kau ingin menghalangiku datang ke sini?"     

"Kau jelas tahu aku tidak bermaksud seperti itu." Mo Yesi mengulurkan tangannya untuk menggosok alis, dan berkata dengan sakit kepala, "Bu, bisakah kita berbicara dengan baik? Aku tidak ingin bertengkar denganmu."     

"Jadi, apakah menurutmu aku datang ke sini untuk bertengkar denganmu?" Ibu Mo masih marah begitu mengingat bahwa Mo Yesi memblokir nomor ponselnya.     

"..." Mo Yesi tidak berbicara.     

Mo Yesi merasa kepalanya semakin sakit.     

Mo Yesi menatap Ibu Mo dengan tidak berdaya. "Aku tidak pernah bicara seperti itu, kau jangan menyalah artinya maksudku. Wei Zheng, tolong buatkan secangkir teh untuk Ibu Mo dan bawa masuk."     

"Baik, Presiden Mo."     

Setelah Wei Zheng meletakkan tas pakaian di atas meja, Wei Zheng langsung berbalik badan dan keluar.     

Ibu Mo juga melihat ke sekeliling ruangan kantor. Ibu Mo tidak tahan untuk bertanya, "Bukankah masih ada orang lain di sini? Mengapa aku tidak melihatnya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.