Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jika Harus Mati, Semua Harus Mati Bersama



Jika Harus Mati, Semua Harus Mati Bersama

1"Kau mengatakan dengan tidak nyaman, begitu pun dengan aku. Aku melihatnya juga tidak nyaman."     

Huang Yilin menatap Qiao MianMian dengan heran. Setelah beberapa detik, raut wajahnya menjadi suram. "Qiao Mianmian, jika seperti itu, apakah artinya kau menolak untuk melepaskanku?"     

Qiao Mianmian berkata dengan dingin, "Aku juga ingin melepaskanmu, tapi aku tidak ingin menyakiti diriku sendiri."     

"Apakah kau ingin membuat masalah ini tidak memiliki jalan keluar?" Huang Yilin dibuat sangat kesal. Huang Yilin meraung tak terkendali, "Apakah hatimu puas jika sudah menghancurkan karirku dan menghancurkan hidupku? Qiao Mianmian, mengapa kau bisa begitu kejam!"     

"Aku kejam?" Qiao Mianmian merasa ini sangat konyol "Huang Yilin, seharusnya kau tahu, aku tidak akan menyerang orang lain jika bukan karena orang lain yang lebih dulu menyerangku.      

"Awalnya, aku dan Nona Huang tidak memiliki dendam apapun. Tapi masalahnya berkembang sampai pada titik ini, Nona Huang sendiri yang menjadi penyebabnya. Nona Huang merasa aku sangat kejam. Walau begitu saat kau berencana ingin menghancurkanku, apakah kau tidak merasa dirimu sendiri juga sangat kejam? Aku hanya membalas serangan dengan serangan."     

Huang Yilin menggertakkan gigi. "Jadi, bagaimanapun kau juga tidak akan melepaskanku, benar?"     

Qiao Mianmian menaikkan sudut bibirnya. "Nona Huang masih terus bercanda saja. Bukan aku tidak ingin melepaskanmu, tapi perbuatanmu sendiri yang tidak menyisakan jalan untuk dirimu sendiri. Jika kau tidak pernah melakukan hal itu, orang lain juga tidak mungkin akan membeberkan apa yang disebut dengan materi hitam.      

"Jadi daripada mengatakan bahwa aku menolak untuk melepaskanmu, lebih baik mengatakan bahwa kau telah menyakiti dirimu sendiri. Aku masih harus bekerja sebentar lagi. Jika Nona Huang tidak memiliki urusan lain, maka aku pamit dulu."     

Setelah selesai bicara, Qiao Mianmian tidak ingin terjerat bersama Huang Yilin lagi. Qiao Mianmian berbalik badan dan hendak pergi.     

Huang Yilin melihat punggung Qiao Mianmian yang akan pergi, secercah harapan terakhir di hatinya juga hancur. Keputusasaan, kemarahan, dan kebencian muncul secara bersamaan di dalam hati Huang Yilin. Jika Qiao Mianmian menolak melepaskan Huang Yilin, maka Huang Yilin bahkan tidak akan memiliki kesempatan terakhir untuk kembali. Huang Yilin akan benar-benar jatuh ke dalam jurang keputusasaan.      

Mulai saat itu, Huang Yilin sama sekali tidak akan bisa kembali. Semua perhatian dan kemuliaannya menghilang. Huang Yilin akan menjadi bahan lelucon bagi semua orang dan akan menjadi cacing malang di mata semua orang. Huang Yilin akan menjadi sebuah tragedi yang menyakitkan.     

Mulai sekarang, tidak akan ada jejak cahaya di dalam hidupnya, Huang Yilin akan terjerumus ke dalam kegelapan tanpa akhir. Huang Yilin bisa membayangkan betapa tragis, menakutkan, dan putus asa kehidupan seperti itu. Huang Yilin bahkan tidak akan sanggup menanggung setiap menit dan setiap detiknya.     

Karena Qiao Mianmian ingin menghancurkan hidupnya hingga sengsara, Huang Yilin tidak akan bisa membiarkan wanita jalang ini hidup sesuka hatinya. Hidup Huang Yilin telah hancur oleh Qiao Mianmian. Karena sampai mati tidak dapat melarikan diri, maka Huang Yilin akan menarik Qiao Mianmian untuk mati bersama.     

Jika harus mati, maka semua harus mati bersama.     

"Qiao Mianmian, kau yang memaksaku. Aku tidak bisa menjalani kehidupan yang baik di masa depan, jadi kau juga jangan berpikir dapat melakukannya. Bukankah kau ingin menghancurkan aku? Baiklah, kalau begitu, kita akan hancur bersama." Huang Yilin menggertakkan gigi.      

Setelah selesai berbicara, Huang Yilin mengulurkan tangan dan mengeluarkan sebuah botol biru kecil dari dalam tas, lalu membuka tutupnya dan bergegas menuju Qiao Mianmian.     

Ada kebencian yang kuat di mata Huang Yilin. "Kau ingin menghancurkanku, kan? Aku sudah memohon padamu, kau masih menolak melepaskanku. Kau yang memaksaku, kau memaksaku melakukan hal seperti ini!"     

Saat Qiao Mianmian bereaksi, Huang Yilin sudah bergegas ke arahnya. Huang Yilin mengangkat tangan dan memercikkan cairan dalam botol biru kecil ke wajah Qiao Mianmian.     

Seketika, otak Qiao Mianmian menjadi kosong, reaksi alaminya adalah mengulurkan tangan untuk memblokir wajahnya. Tapi gerakan Huang Yilin lebih cepat dari Qiao Mianmian.      

Saat Huang Yilin baru saja mengangkat tangannya dan memercikkan cairan ke wajah Qiao Mianmian, Huang Yilin didorong menjauh dengan paksa. Rasa sakit dalam bayangan Huang Yilin belum muncul, tapi Huang Yilin sudah didorong mundur dua langkah oleh seseorang. Begitu tangan Huang Yilin terlepas, terdengar suara jeritan yang sangat tajam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.