Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Semua Terserah Padamu



Semua Terserah Padamu

1Qiao Mianmian tidak ingin sembarangan menebak.     

"Iya? Sayang, apa yang ingin kau tanyakan."     

"Aku mendengar kau seperti sedang berbicara dengan Yan Shaoqing di telepon barusan."     

"Iya, anak ketiga meneleponku, dan aku mengobrol dengannya sebentar."     

"Itu ... aku bukan sengaja menguping pembicaraan kalian. Aku seperti mendengar kalian sedang membicarakan Shen Rou barusan. Apakah aku boleh tahu, ada apa dengan Shen Rou?"     

Mo Yesi tercengang.     

Qiao Mianmian melihat reaksi Mo Yesi dan lanjut bicara, "Jika kau tidak nyaman mengatakannya, anggap saja aku tidak pernah bertanya."     

"Tidak ada yang tidak nyaman." Mo Yesi mematikan pengering rambut, lalu meletakkannya di atas laci di ujung tempat tidur. Sambil menyentuh rambut halus Qiao Mianmian yang baru saja dikeringkan, Mo Yesi duduk di samping Qiao Mianmian.      

"Apa yang ingin kau ketahui, aku akan memberitahumu. Aku dan anak ketiga Yan memang sedang membicarakan Shen Rou tadi. Dia meneleponku karena ingin membantu Shen Rou menengahi masalahku dengannya. Anak ketiga Yan berharap aku dapat memaafkan Shen Rou."     

"Tapi, kau menolak anak ketiga Yan." Qiao Mianmian berpikir sejenak dan bertanya lagi, "Apa yang Shen Rou lakukan sampai membuatmu sangat marah?"     

"Em."     

"Hal apa yang telah Shen Rou lakukan?" tanya Qiao Mianmian lagi.      

"Shen Rou melakukan hal buruk terhadapmu."     

"Hal buruk padaku?" Muncul keterkejutan di dalam mata Qiao Mianmian. "Jadi, kau marah pada Shen Rou karena aku?"     

"Iya." Mo Yesi mengangguk.     

"Hal buruk apa yang Shen Rou lakukan padaku?" Wajah Qiao Mianmian penuh dengan kecurigaan. "Mengapa aku bisa tidak tahu?"     

"Saat kau terlibat skandal degan Su Ze, banyak netizen yang mencacimu di kolom komentar Weibo. Apakah kau masih ingat kejadian itu?" Mo Yesi menyisir rambut Qiao Mianmian dengan tangannya dan menikmati sensasi lembut saat rambut Qiao Mianmain melewati jari-jarinya.     

Qiao Mianmian tercengang, rona wajahnya juga ikut berubah. "Apakah kejadian itu ada hubungannya dengan Shen Rou?"     

Saat itu memang banyak netizen yang menyerang Qiao Mianmian. Jika dilihat, seperti ada seseorang yang telah membayar mereka untuk sengaja menyerang Qiao Mianmian. Namun, Qiao Mianmian pikir itu adalah netizen yang dibayar oleh Qiao Anxin. Bagaimanapun, Qiao Anxin dan Su Ze belum putus saat itu. Jika Qiao Anxin melihat skandalnya dan Su Ze, Qiao Anxin pasti tidak mungkin akan diam saja.     

Mo Yesi mengangguk dan berkata terus terang, "Shen Rou membayar netizen-netizen itu."     

Qiao Mianmian sudah menebak sedikit, namun saat mendengar langsung Mo Yesi mengatakan bahwa netizen itu dibayar oleh Shen Rou, Qiao Mianmian masih sangat terkejut. Ternyata Shen Rou yang membayar netizen untuk menjelek-jelekkannya.     

Qiao Mianmian terdiam selama beberapa saat, seolah menebak apa yang terjadi antara Mo Yesi dan Shen Rou. Pasti Mo Yesi sudah menyelidiki kejadian ini dan bertengkar hebat dengan Shen Rou. Mereka berdua ... pasti bertengkar dengan sangat tidak menenangkan.     

"Jadi, apakah karena masalah ini kau bertengkar dengan Shen Rou?" Qiao Mianmian ragu-ragu selama beberapa detik, kemudian lanjut bertanya, "Kalau begitu apa rencanamu?"     

Shen Rou dan Mo Yesi sudah berteman lebih dari dua puluh tahun. Bahkan jika mereka bertengkar untuk sementara waktu juga tidak akan menemui jalan buntu untuk waktu lama. Pada akhirnya ... Mo Yesi akan memaafkan Shen Rou.     

Bagaimanapun, netizen bayaran yang memfitnahnya, jika dikatakan serius, sebenarnya juga tidak terlalu serius, karena Gong Zeli sudah membantu klarifikasi skandal itu. Pada akhirnya sama sekali tidak ada konsekuensi buruk yang terjadi pada Qiao Mianmian.     

"Sayang, kau yang seharusnya menjawab pertanyaan ini." Mo Yesi tidak menghindari tatapan Qiao Mianmian, melainkan menatap lurus ke arah Qiao Mianmian dan berkata dengan jujur, "Semua yang Shen Rou lakukan telah menyakitimu. Jadi bagaimana menghadapi ini, seharusnya kau sendiri yang memutuskannya."     

"Apakah semua akan dihadapi terserah pada perkataanku?"     

"Tentu saja." Mo Yesi juga tanpa ragu menjawab, "Semuanya terserah padamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.