Mencium Pacarnya di Dalam Lift
Mencium Pacarnya di Dalam Lift
Mo Yesi melengkungkan bibirnya sambil menatap wajah kecil lembut yang dihias warna merah milik Qiao Mianmian. Tatapan Mo Yesi menjadi semakin dalam, ia tidak tahan menundukkan kepala dan mencium Qiao Mianmian. "Lihat saja, tidak masalah. Lagi pula kita adalah suami istri yang sah, mengapa memang jika kita bersikap mesra?"
"Huh, Mo Yesi, kau ini ..."
Protes Qiao Mianmian terhalang oleh ciuman pria itu yang semakin dalam. Ciuman itu berlangsung hingga pintu lift tertutup dan membuat semua karyawan wanita yang menyaksikan adegan ini di lobi barusan menjadi kepanasan.
"Kalian lihat tidak, barusan Presiden Mo benar-benar mencium pacarnya di dalam lift."
"Aku lihat. Ya ampun, aku tidak menyangka Presiden Mo yang biasanya terlihat seperti orang yang begitu dingin dan menjaga imagenya, ternyata bisa begitu agresif dan bersemangat. Adegan saat dia mencium pacarnya begitu menggoda, aku rasa pacarnya pasti sangat bahagia."
"Wanita manapun juga akan merasa sangat bahagia dicium oleh Presiden Mo."
"Aku merasa pacar Presiden Mo lebih cantik dari Nona Shen, bagaimana menurut kalian?"
"Keduanya sama-sama cantik, hanya saja tipe mereka berbeda. Tapi paras pacar Presiden Mo lebih polos, merupakan tipe yang lebih disukai pria."
"Jangankan pria, aku juga menyukainya. Pacarnya sangat putih, cantik, lima fitur wajahnya juga sangat indah, dia terlihat seperti peri dalam gaun putih di tubuhnya."
*
Saat Qiao Mianmian berjalan keluar dari lift, wajah dan mulutnya memerah. Pria di sampingnya mendominasi lengan di pinggangnya, memeluk dengan posesif dan berjalan masuk ke dalam ruangan kantor. Setelah masuk ke dalam ruangan kantor, Mo Yesi menutup pintu, kemudian merangkulnya berjalan sampai ke sisi sofa.
"Kau main dulu sebentar, masih ada dua jam lagi sebelum aku selesai bekerja. Nanti, aku akan mengajakmu makan makanan lezat. Oh iya, jika kau lapar, ada makanan ringan di atas meja. Aku tidak tahu makanan apa yang kau suka, jadi aku membeli setiap jenis. Jika kau tidak suka itu semua, aku akan menyuruh orang untuk membeli yang lain lagi."
Begitu Qiao Mianmian menundukkan kepala, ia melihat semua jenis makanan ringan di atas meja kopi. Ini semua jenis makanan yang disukai gadis-gadis. Ada juga berbagai buah-buahan dan makanan ringan. Ia merasa, Mo Yesi akan membesarkannya menjadi babi besar. Mo Yesi benar-benar membeli begitu banyak makanan. Bagaimana mungkin ia bisa menghabiskan semuanya sendiri?
Qiao Mianmian tahu bahwa Mo Yesi sangat sibuk dengan pekerjaan, jadi ia tidak ingin mengganggu Mo Yesi lagi. Ia mengangguk dan berkata, "Iya, kalau begitu kau bisa lanjut bekerja."
Setelah itu, mereka berdua sama sekali tidak berinteraksi. Mo Yesi sedang sibuk bekerja. Sedangkan Qiao Mianmian sedang membaca naskah dengan serius. Perannya telah berubah menjadi lebih menantang. Karakter wanita nomor satu sangat berbeda dari dirinya sendiri, sehingga ia masih sulit untuk mengelola peran ini dengan baik.
Qiao Mianmian membaca naskan dengan senang. Saat ponselnya tiba-tiba bergetar, ia terkejut. Melihat bahwa itu merupakan panggilan telepon dari Linda, ia segera mengangkatnya.
Begitu terhubung, segera terdengar suara Linda dari ujung telepon lainnya. "Mianmian, bagaimana kau bisa ... terlibat skandal lagi dengan Gong Zeli? Ada apa ini? Apa sebenarnya hubunganmu dengan Tuan Gong? Bukankah kau mengatakan bahwa kau tidak mengenal Tuan Gong?"
Qiao Mianmian linglung sejenak.
"Gong Zeli?"
Saat ia menyebutkan nama itu dengan bingung, di meja, pria yang sedang melihat-lihat dokumen dengan serius berhenti sejenak dan mengangkat kepalanya untuk menatapnya.
"Apakah kau terbang kembali dengan satu penerbangan yang sama dengan Gong Zeli?" tanya Linda
"Iya."
"Apakah kalian duduk bersebelahan?"
"... Iya."
"Ini kebetulan saja atau ...?"