Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ekor Rubahnya Sudah Muncul



Ekor Rubahnya Sudah Muncul

2Mo Yesi dan Qiao Mianmian baru menyadari bahwa di dalam hati mereka memiliki perasaan satu sama lain. Hubungan mereka baru saja naik satu tingkat. Qiao Mianmian hanya ingin bersama dengan Mo Yesi baik-baik sekarang.     

"Jika seperti itu, artinya apakah kau tidak bersedia bercerai dengan Mo Yesi?" Nada bicara Nyonya Mo dua kali lipat lebih dingin, raut wajahnya juga sama, bahkan sorot matanya menjadi sangat tajam.     

Permusuhan di matanya semakin terlihat nyata.     

Qiao Mianmian juga tidak takut, ia menatap lurus ke arah Nyonya Mo. "Ibu, maaf, aku tidak akan bercerai dengannya. Kecuali dia mengkhianatiku dan tidak menginginkanku, aku akan meninggalkannya. Kalau tidak, aku akan selalu menemani di sisinya."     

"Qiao Mianmian!"      

Brak!' Nyonya Mo berteriak sambil menggebrak meja dengan sangat kencang. "Apakah kau pikir aku datang untuk mendiskusikan hal ini? Hal ini tidak perlu didiskusikan, terlepas dari mau atau tidak kau bercerai dengannya, kalian tetap harus berpisah.     

Sikap Nyonya Mo sangat-sangat keras.     

Qiao Mianmian juga tidak akan mundur, ia menatap sambil berkata dengan rendah hati. Kata demi kata, ia mengulangi perkataannya barusan dengan jelas sekali lagi, "Ibu, aku tetap dengan pendirianku yang barusan, aku tidak mungkin bercerai dengannya. Aku dan Mo Yesi tidak memiliki masalah dalam hubungan, juga tidak ada masalah dalam aspek lain, hubungan kami sangat baik, dan juga memedulikan satu sama lain."     

"Aku suka bersama dengannya, aku juga ingin tinggal di sisinya selamanya. Soal permintaan Ibu, aku sama sekali tidak punya cara untuk menyetujuinya."     

"Kau menyukainya?" Mata Ibu Mo penuh dengan kekesalan, kemudian mencibir, "Kau suka putraku atau suka dengan identitas dan posisinya? Jangan pikir aku tidak tahu apa yang ada di pikiran wanita licik seperti kalian. Kau ingin menggunakan status pernikahan untuk mengubah levelmu sendiri, kau ingin menjadi seperti burung pipit yang terbang tinggi dan berubah menjadi burung phoenix, kan?      

"Jika dia tidak memiliki uang dan kekuasaan, apakah kau tetap menyukainya? Kau hanya mengandalkan parasmu yang cantik untuk membuat putraku bingung dan membujuknya dengan membohonginya agar segera melakukan pencatatan pernikahan denganmu.     

"Apakah kau tidak merasa perbuatanmu ini sangat tidak tahu malu?" Semakin Ibu Mo berbicara, ia semakin marah. Rasa jijik dan penghinaan yang tidak bisa disembunyikan di matanya muncul, menyapu keanggunan dan kemuliaan dalam sosoknya sebelum ini. Ekspresi wajahnya terlihat agak mengerikan. Terlihat tidak seperti wanita yang anggun dan bermartabat sedikit pun.     

Raut wajah Qiao Mianmian sedikit berubah, ia menggenggam ujung meja dengan sangat erat sambil menghela napas panjang. Setelah terdiam beberapa saat, masih muncul senyuman ringan di sudut bibirnya. Ia mengangkat matanya menatap penampilan Nyonya Mo yang hampir meledak seperti petir, dan berkata dengan suara yang ringan dan jelas, "Ibu, aku sudah mengatakannya, aku tidak pernah membujuk atau membohonginya agar dia mau mencatatkan pernikahan.     

"Mo Yesi adalah seorang pria dewasa, dia bukan anak kecil yang tidak mengerti apa-apa. Karakter putramu, Ibu seharusnya lebih mengetahui dengan jelas dibandingkan siapapun. Ibu pikir, jika bukan karena kerelaan, apakah aku dapat membujuk dan membohonginya agar dia menikah denganku?     

"Benar, aku dan dia memang sangat cepat memutuskan untuk menikah, awalnya memang bukan karena cinta."     

Nyonya Mo tidak bisa menahan diri untuk tidak mencibir, "Heh, ekor rubahmu sudah muncul? Akhirnya kau mengakui, kan?"     

Qiao Mianmian mengabaikan penghinaan Nyonya Mo, ia berhenti sejenak dan lanjut berbicara, "Ibu seharusnya tahu, dia memiliki sebuah kelainan, tidak dapat disentuh oleh wanita manapun. Ini juga merupakan alasan penting mengapa dia tetap melajang selama bertahun-tahun."     

Nyonya Mo mengerutkan kening. "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"     

Qiao Mianmian mengangkat pandangan, menatapnya dan berkata dengan tenang, "Setelah dia menemukan bahwa tubuhnya tidak memiliki reaksi alergi terhadapku, dia yang mengungkapkan ingin menikah denganku. Awalnya, aku sama sekali tidak bersedia. Benar, dia sangat luar biasa, kondisinya juga sangat baik. Dapat dikatakan, jika aku menolaknya, mungkin aku tidak mungkin akan bertemu dengan pria yang kondisinya lebih baik darinya seumur hidup."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.