Aku Hanya Peduli Istriku Marah Atau Tidak
Aku Hanya Peduli Istriku Marah Atau Tidak
Setelah Mo Yesi menelan iga yang Qiao Mianmian suapi, ia baru berbicara, "Bukan hal yang penting. Sebelum aku keluar, bukankah kalian sudah berbicara sebentar? Apa yang dia katakan padamu?"
"Juga bukan apa-apa."
Qiao Mainmian sama sekali tidak ingin memberitahu hal ini pada Mo Yesi. Jika memberitahu Mo Yesi, Nyonya Mo menentangnya untuk lanjut syuting, dan ingin memintanya keluar dari industri hiburan. Jika terjadi, mungkin ia akan menjadi orang yang memprovokasi hubungan mereka sebagai ibu dan anak.
"Bukan apa-apa?" Mo Yesi jelas-jelas tidak percaya, matanya yang hitam pekat menatap Qiao Mianmian. dan penuh pertanyaan. "Benar tidak ada apa-apa? Sayang, aku berharap kau tidak menyembunyikannya dariku. Jika dia mengatakan sesuatu yang membuatmu tidak senang, kau harus memberitahuku."
"Benar, bukan apa-apa."
Qiao Mianmian mengambil sepotong iga dan memasukkannya ke mulut Mo Yesi lagi. "Apakah aku tipe orang yang diam saja ketika diintimidasi? Tapi, dengan sikapmu barusan terhadapnya, apakah dia tidak akan marah?:
Mo Yesi menatap Qiao Mianmian. "Aku hanya peduli istriku marah atau tidak."
"..." Qiao Mianmian terdiam.
Jawaban ini memberikan nilai sempurna pada Mo Yesi. Qiao Mianmian ingin memberinya semangat. Kemudian, menghadiahinya dengan sepotong iga.
*
Di sisi lain, Shen Rou mendengarkan suara telepon terputus. Kuku-kukunya yang panjang menggores layar ponsel hingga mengeluarkan suara yang tajam dan menusuk. Air matanya tidak tertahankan, dan mengalir tetes demi tetes di wajahnya.
Qiao Mianmian. Ia benar-benar sangat membenci wanita ini, sampai membuatnya ingin segera melenyapkan Qiao Mianmian dari dunia ini.
Dulu Mo Yesi tidak pernah bersikap begitu dingin terhadapnya. Tapi ini semua berubah setelah kemunculan Qiao Mianmian. Mo Yesi sangat tergila-gila dengan wanita itu. Dia dibuat tergila-gila hingga kebingungan. Di mata Mo Yesi tidak ada orang lain selain wanita itu.
Telinganya masih terngiang-ngiang akan percakapan manis di antara mereka berdua barusan. Pria yang sangat ia cintai itu berbicara dengan nada yang begitu lembut dan penuh kasih sayang terhadap wanita lain. Pria itu mengeluarkan kata-kata manis, ini sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan.
Ia sejak dulu tidak pernah tahu, Mo Yesi ternyata juga bisa berkata begitu manis dan lembut terhadap wanita. Ia selalu berpikir, pria dengan temperamen seperti Mo Yesi, selamanya tidak mungkin akan melakukan hal seperti itu. Mo Yesi yang ia kenal, bagaimana mungkin dapat mengatakan kalimat yang manis terhadap seorang wanita.
Tapi, Shen Rou sudah mendengarnya sendiri. Ia mendengar setiap kalimatnya dengan begitu jelas. Kata-kata itu, setiap kalimatnya seperti pisau tajam yang satu demi satu menusuk hatinya. Kata-kata itu menusuk hatinya hingga berdarah. Tapi bahkan jika hatinya terluka hingga berdarah dan tidak ingin hidup, Mo Yesi juga tidak akan mengasihinya lagi.
Jiwa Mo Yesi sudah sepenuhnya terpikat oleh wanita itu. Shen Rou selalu percaya, tidak peduli Mo Yesi sekarang menikah dengan siapa, tidak peduli seberapa baik Mo Yesi terhadap Qiao Mianmian sekarang. Di masa depan, wanita yang akan menemani di sisi Mo Yesi akhirnya adalah dirinya. Qiao Mianmian hanya orang lewat. Jadi, ia bisa menahan dan juga bisa menunggu. Selama hasil akhirnya baik.
Tapi sekarang, ia tidak lagi berpikir seperti itu. Shen Rou tiba-tiba merasa gelisah. Perasaan gelisah yang belum pernah terjadi sebelumnya muncul dari dalam hatinya. Ia tidak lagi percaya diri seperti sebelumnya. Qiao Mianmian benar-benar ancaman baginya. Ia tiba-tiba menyadari, jika ia tidak mengambil tindakan apapun. Takutnya masalah ini akan semakin berjalan di luar kendalinya.