Aku Takut Kau Direbut Oleh Orang Lain
Aku Takut Kau Direbut Oleh Orang Lain
"Uhuk, uhuk, uhuk."
Kekuatan Mo Yesi terlalu besar, Qiao Mainmian merasa sedikit tidak nyaman untuk bernapas. Ia mengulurkan tangan mendorong Mo Yesi. "Mo Yesi, kau jangan memelukku terlalu erat. Aku hampir tidak bisa bernapas."
Mereka bukan tidak pernah bertemu sejak lama. Bukan juga berpisah selamanya. Mereka baru saja berpisah pagi ini. Dalam waktu kurang dari sehari, Mo Yesi bertindak seolah-olah mereka sudah lama tidak bertemu.
Nana tersipu malu saat melihat keduanya saling berpelukan. Secara sadar diri ia menyelinap melewati mereka dan kembali ke kamarnya.
Mo Yesi sudah sedikit lebih tenang, tapi ia masih memeluk dan tidak melepaskan Qiao Mianmian. Tatapan rakusnya jatuh di wajah Qiao Mianmian, seperti tidak sabar ingin merekam sosok Mianmian ke dalam pikirannya. Ia menatap Qiao Mianmian dengan lekat dan bertanya, "Kau masih belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau mengabaikanku?"
"Kau datang ke sini secara khusus hanya untuk menanyakan hal ini padaku?"
Qiao Mianmian tahu bahwa sebeumnya Mo Yesi sudah menelepon Bai Yusheng. Ia tahu bahwa Mo Yesi sangat cemas. Tapi ia tidak menyangka, Mo Yesi cemas sampai langsung terbang ke sini.
Mo Yesi baru saja terbang kembali dari sini di pagi hari, dan sekarang sudah terbang lagi ke sini. Dalam sehari, Mo Yesi sudah dua kali melakukan penerbangan, apakah dia tidak lelah?
Tapi saat melihat Mo Yesi, hati Qiao Mianmian tetap sangat senang. Ia juga sangat merasa, saat Mo Yesi memedulikan seseorang, Mo Yesi akan sangat mencintai orang itu dengan sepenuh hati. Jika itu pria biasa, bagaimana mungkin dapat melakukan hal seperti ini.
Mo Yesi jelas-jelas sudah tahu bahwa ia baik-baik saja dari Bai Yusheng, tapi Mo yesi masih tetap bergegas datang menemuinya. Saat ia bersama dengan Su Ze dulu, Su Ze juga memperlakukannya dengan baik. Tapi Qiao Mianmian tidak menjamin, jika ia belum putus dengan Su Ze, Su Ze juga tidak akan melakukan hal seperti ini. Ia baru menyadari, setelah bertemu dengan Mo Yesi, ia baru tahu arti sebenarnya dari kata 'suka'.
Mo Yesi menggunakan tindakan nyata untuk menunjukan padanya sedikit demi sedikit, bagaimana rasanya jika benar-benar menyukai seseorang.
"Tentu saja tidak." Mo Yesi enggan melepaskannya. Ia menggendong Qiao Mianmian di depan, lalu menunjuk dengan dagu ke kamar yang terbuka. "Sayang, itu kamarmu?"
Setelah Qiao Mianmian mengangguk, Mo Yesi berjalan masuk sambil menggendongnya. Mo Yesi menggendongnya sampai di sisi tempat tidur dan langsung meletakkannya di atas ranjang.
"Mo Yesi, kau ..." Qiao Mianmian menyentuh tempat tidur. Saat ia baru akan bangun, tubuh pria jangkung dan kokoh itu menekannya ke bawah.
Ia di tekan dengan kuat di bawah tubuh Mo Yesi hingga tidak bisa bergerak. Jari-jari putih dan ramping Mo Yesi mencubit dan mengusap dagunya dengan lembut. Setelah mengusapnya, ia berkata dengan suara rendah, "Sayang, jika aku tidak datang, aku takut kau akan direbut orang.
"Aku akhirnya bisa menikahi seorang istri dengan susah payah. Jika direbut oleh orang lain, di mana aku akan menemukan seorang yang sesuai dengan hatiku?"
"..." Qiao Mianmian terdiam.
"Istrimu ada di sini, siapa yang dapat merebutnya darimu?" Saat teringat Mo Yesi benar-benar menolak panggilannya tadi, bahkan tidak mengirimkan pesan untuk menenangkannya, Qiao Mianmian marah dan mengulurkan tangan untuk mendorongnya. "Bahkan jika aku pergi, itu juga pergi karena dibuat marah olehmu."
Huh, dasar pencemburu. Tidak ada pria yang lebih cemburu dari Mo Yesi. Mo Yesi tentu saja tahu bahwa Qiao Mianmian sedang marah padanya. Jadi kedatangannya kali ini memang untuk membujuk istrinya.