Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Cukup Menyukai Kejadian Tidak Sengaja Ini



Aku Cukup Menyukai Kejadian Tidak Sengaja Ini

0Keduanya sudah lama tidak bertemu. Mo Shixiu melihat adiknya sudah memulai membangun sebuah keluarga dan berubah menjadi suami orang lain. Ia berkata dengan sedikit meratap, "Aku tidak menyangka, ternyata kau yang lebih dulu menikah."     

"Aku juga tidak menyangka." Mo Yesi tersenyum. "Kejadian ini tidak pernah ada dalam rencanaku. Namun, aku cukup menyukai kejadian tidak terduga ini."     

Mo Shixiu mengangkat alisnya, ia mengulurkan tangan dan melepas kacamatanya hingga memperlihatkan sepasang mata yang dalam dan dingin. "Adik ipar cukup baik, kau harus memperlakukannya dengan baik."     

"Dia adalah istriku, tentu saja aku akan memperlakukannya dengan baik." Saat menyinggung soal Qiao Mianmian, alis dan sorot matanya terlihat sangat lembut.     

Napas yang terembus dari hidungnya tidak sedingin seperti biasanya. Mo Shixiu secara alami dapat merasakan perubahan dalam aura adiknya, dan mau tak mau menaikkan sudut bibirnya lagi. Mo Shixiu menatap adiknya dengan tatapan penuh arti. "Aku dengar kalian menikah kilat?"     

"Iya," jawab Mo Yesi singkat.     

"Awalnya aku pikir kalian menikah karena suatu alasan dan tanpa disertai perasaan apapun. Tampaknya, apa yang aku pikirkan itu salah." Mo Yesi adalah adiknya sendiri, Mo Shixiu tentu saja sangat memahaminya. Adiknya suka atau tidak, apakah benar-benar suka atau tidak, Mo Shixiu dapat mengetahuinya dalam sepintas mata.     

Mo Yesi juga mengatupkan bibirnya. Ekspresi dinginnya yang biasa, saat ini malah berubah dipenuhi kelembutan. "Iya, aku menikah dengannya memang karena suatu alasan. Aku juga tidak menyangka akan berkembang sampai ke tahap ini. Mungkin, inilah yang disebut takdir."     

Sebelumnya Mo Yesi tidak akan mempercayai hal ini. Apa yang diatur takdir hanyalah takhayul. Tapi sekarang, ia percaya pada takdir. Qiao Mianmian adalah takdirnya.     

Mendengar kata 'takdir' dari mulut Mo Yesi membuat Mo Shixiu tercengang, muncul keterkejutan di wajahnya. Ia terkejut selama beberapa detik, kemudian berkelakar, "Apakah kau juga mempercayai itu sekarang?"     

"Aku tidak percaya takhayul." Mo Yesi menyipitkan sebelah matanya. Di dalam benaknya muncul wajah gadis cantik dan lembut itu sehingga membuat sorot matanya berubah sangat lembut. Ia menarik sudut bibirnya dan berkata, "Aku hanya percaya dia pasti sudah diatur Tuhan untukku."     

Mo Shixiu merasa ini sangat lucu. "Apakah ini bukan termasuk percaya dengan takhayul?"     

"Kakak tertua, tunggu sampai nanti kau menemukan wanita yang kau sukai, kau pasti akan mengerti perasaan ini." Mo Yesi juga tidak ingin banyak menjelaskan. Ia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk lengan Mo Shixiu dan berkata dengan penuh arti.     

"..." Mo Shixiu terdiam.     

Mengapa ia merasa seperti sedang diejek? Jadi Mo Yesi mengatakan kalau dia tak akan paham karena dirinya adalah seorang pria lajang?     

"A Si, aku ingin mengatakan hal yang serius." Mo Shixu mengangkat kepalanya dan menoleh ke lantai atas, alisnya sedikit mengernyit. "Lebih baik kau pergi untuk membujuk ibu baik-baik. Malam ini kita tidak membantunya, pasti ibu merasa sangat kesal dengan adik ipar. Jika kau benar-benar ingin adik ipar baik-baik saja ke depannya, lebih baik jangan membuat ibu terlalu marah.     

"Aku tahu kalau kau punya kewajiban membela adik ipar. Tapi yang kau lakukan ini hanya membuat hubungannya dengan ibu semakin kaku. Jika ada kesalahpahaman, lebih baik jelaskan kesalahpahaman itu dengan jelas. Sebagai satu keluarga, lebih baik tidak bermusuhan."     

Mo Yesi terdiam beberapa saat, kemudian mengangguk. "Aku tahu."      

Mo Yesi tahu bahwa Mo Shixiu tidak memihak pada siapapun. Kakak tertuanya ini bukanlah orang yang penurut.     

"Baiklah jika kau paham." Mo Shixiu juga mengulurkan tangan untuk menepuk pundak Mo Yesi. "Aku masih ada urusan, jadi aku akan kembali ke ruang kerja dulu. Bicaralah baik-baik dengan ibu. Jika kau bisa bicara baik-baik dengannya, aku yakin dia akan mengerti. Ibu juga bukan orang yang tidak rasional."     

*     

Di dalam kamar tidur di lantai dua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.