Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Selalu Merasa Ada yang Aneh



Selalu Merasa Ada yang Aneh

3"Sama-sama, cepat kalian makan, sebentar lagi akan cair. Aku masih harus memberikan ini pada orang lain, jadi aku pergi dulu," kata asisten Tu Yilei. Setelah asisten itu selesai bicara, dia berjalan ke arah lain sambil membawa tas plastik.     

Bisa menikmati semangkuk es kacang hijau di musim panas itu bagaikan surga. Qiao Mianmian melihat orang lain juga memiliki kebagian, itu artinya Tu Yilei bukan secara khusus membelikan untuk Qiao Mianmian seorang, jadi ia bisa membuka bungkusan itu dan makan dengan tenang.     

Saat Qiao Mianmian makan dengan gembira, ia sama sekali tidak melihat, apabila tidak jauh dari tempatnya berada, ada mobil Bentley hitam diparkir di bawah pohon besar. Jendelanya diturunkan setengah. Pria yang duduk di dalam mobil itu sangat tampan, serta memiliki temperamen yang mulia. Sepasang mata yang dalam dan dingin mengarah pada pria yang berjalan menuju Qiao Mianmian. Matanya menggelap dan seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin. Pria itu mengeluarkan ponsel dan melakukan satu panggilan.     

*     

"Apa rasanya enak?" Saat Qiao Mianmian sedang makan dengan gembira, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari atas kepalanya. Itu adalah suara anak muda yang sangat jernih dan merdu.      

Qiao Mianmian kemudian mengangkat kepalanya, menggoyangkan es kacang hijau yang sebagian telah dimakan, lalu menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Wah rasanya enak sekali. Terima kasih untuk es kacang hijaunya, Tuan Tu."     

"Sama-sama," jawab Tu Yilei singkat.     

Tu Yilei melihat senyum memesona di bibir Qiao Mianmian. Lagi-lagi ia terpesona selama beberapa detik, baru kembali sadar.     

"Hari ini adalah hari pertama syuting, bagaimana perasaanmu?" tanya Tu Yilei lagi.     

"Cukup baik." Qiao Mianmian menyuap sesendok kacang hijau ke dalam mulut. Suasana hatinya terlihat cukup baik. "Aku belajar banyak hari ini, jadi aku merasa senang."     

"Hah?" Tu Yilei sedikit terkejut dengan jawaban ini.     

Huang Yilin beberapa kali melakukan kesalahan hingga harus mengulang adegan berkali-kali. Bahkan orang bodoh juga tahu Huang Yilin sengaja melakukannya.     

"Kau tidak marah?" Tu Yilei menundukkan kepala, melirik Qiao Mianmian. Pandangan matanya jatuh pada bibir merah Qiao Mianmian yang sedang makan es kacang hijau. Setelah beberapa detik, detak jantungnya tiba-tiba menjadi sedikit lebih cepat.     

"Marah? Kenapa aku harus marah?" tanya Qiao Mianmian.     

"Yah, karena …"     

Begitu Tu Yilei hendak berbicara, ia melihat seorang anggota kru berjalan mendekat.     

"Nona Qiao, sutradara Bai mencarimu karena ada suatu hal yang ingin dibicarakan. Silakan ikut denganku."     

"Ada keperluan apa sutradara Bai mencariku?" Qiao Mianmian melihat sekeliling. Ia baru menyadari Bai Yusheng sudah tidak ada di lokasi syuting.     

"Iya." Kru itu berkata lagi, "Sutradara Bai masih menunggumu, Nona Qiao, ayo kita pergi."     

"Baiklah kalau begitu."     

Qiao Mianmian mengangkat kepalanya dan memakan seteguk es kacang hijau terakhir, lalu berdiri dan berkata, "Tuan Tu, aku masih ada urusan, jadi aku pergi dulu. Lain hari aku juga akan mentraktirmu makan es kacang hijau."     

Setelah selesai berbicara, Qiao Mianmian langsung ikut pergi bersama kru itu.     

Tu Yilei berdiri di tempat, mengawasi Qiao Mianmian dan kru yang berjalan semakin jauh. Sorot keraguan dan dilema melintas di matanya. Pada akhirnya, dua orang itu perlahan menghilang dari pandangannya. Jika Bai Yusheng sungguh menyukai Qiao Mianmian ... apakah ia bisa merebutnya? Akan ada akhir yang seperti apa jika ia, seorang Tu Yilei, berebut wanita dengan Bai Yusheng?     

Tu Yilai tidak memiliki latar belakang keluarga yang menonjol seperti Bai Yusheng. Ia bisa berjalan sampai hari ini dengan melewati berbagai rintangan yang tidak mudah. Itu semua adalah kerja kerasnya. Terkadang, Tu Yilai ingin bersikap asal-asalan, namun ia masih harus mempertimbangkan konsekuensinya. Ia menyukai Qiao Mianmian. Tapi jika perasaan suka ini mengharuskan untuk mengubah karir masa depannya, ia … tidak bisa melakukannya.     

*     

Qiao Mianmian mengikuti kru ke sebuah ruangan istirahat. Begitu sampai di luar ruangan istirahat, kru itu segera pergi. Kru memberitahu Qiao Mianmian, apabila Bai Yusheng ada di dalam.      

Qiao Mianmian berdiri di luar pintu untuk sementara waktu. Sorot keraguan melintas di matanya. Ia selalu merasa ada yang aneh. Tempat ini ... tampaknya sedikit rahasia. Apa yang ingin Bai Yusheng katakan padanya, sehingga Bai Yusheng memilih tempat seperti itu?      

Qiao Mianmian berdiri di luar pintu untuk sementara waktu, dan setelah ragu-ragu selama hampir satu menit penuh, ia akhirnya mengulurkan tangan dan mengetuk pintu.      

'Cklek', pintu terbuka dari dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.