Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Akan Menggendongmu Pulang



Aku Akan Menggendongmu Pulang

3"Apa? Kau ...." Qiao Mianmian melotot dan matanya penuh dengan keterkejutan.     

"Bagaimana aku bisa tahu?" Mo Yesi mengangkat alisnya dengan ringan, dan menyelesaikan kalimat Qiao Mianmian yang belum selesai dikatakan.     

"... Ya."     

Mungkinkah sikapnya terlalu mencolok?     

"Karena aku adalah suamimu, orang yang paling mengenalmu di dunia ini." Mo Yesi berbalik badan dan perlahan berjongkok di depan Qiao Mianmian, lalu berkata kepada Qiao Mianmian, yang masih berdiri di sana dengan tatapan terkejut, "Kenapa masih bengong? Cepat naik, aku akan menggendongmu kembali."     

Qiao Mianmian terdiam. "Kau akan menggendongku?"     

"Bukankah kakimu sakit?" Mo Yesi meliriknya. "Cepat naiklah."      

Memang kaki Qiao Mianmian terasa sedikit sakit. Tapi tidak sampai tidak dapat berjalan. Ia menurunkan pandangan untuk melihat pria yang berjongkok di depannya, dan ia berjalan mendekat. Qiao Mianmian meletakkan tangannya di pundak Mo Yesi dengan lembut.     

Mo Yesi memegangnya dan bangun perlahan.     

Qiao Mianmian bersandar di punggung Mo Yesi, mengaitkan kedua tangannya di leher Mo Yesi, dan berkata dengan bahagia, "Mo Yesi, aku ingin bertanya sesuatu."     

"Iya, tanyakan saja."     

Mo Yesi perlahan berjalan kembali sambil menggendong Qiao Mianmian. Jalanan di larut malam begini sepi, sudah tidak ada lagi orang yang berjalan. Sekeliling mereka begitu tenang. Langkah kaki mantap dan kuat pria itu bergema di malam hari, terdengar seperti ketukan di hati Qiao Mianmian.     

Pada saat ini, Qiao Mianmian merasakan kebingungan di dalam hatinya yang lembut. Ia mengerutkan bibirnya, berpura-pura bertanya asal-asalan, "Apakah kau pernah menggendong seseorang sebelumnya?"     

Setelah bertanya, Qiao Mianmian fokus menunggu jawaban Mo Yesi.     

"Tidak." Mo Yesi tidak ragu-ragu, dan dengan cepat menjawab, "Kau yang pertama."     

"Oh ..." Senyum naik ke sudut bibir Qiao Mianmian. Ia menekan bibirnya dan bertanya lagi dengan berpura-pura santai, "Jika di masa depan, seseorang memintamu untuk menggendongnya, apakah kau bersedia?"     

"Huh? Sayang, siapa yang kau bicarakan?"     

"Misalnya, temanmu atau semacamnya ..."     

"Maksudmu lawan jenis?"     

"Ya ..." Qiao Mianmian tidak malu untuk mengakui.     

Mo Yesi merapatkan bibirnya. "Tenang saja, selain dirimu, aku tidak akan membiarkan wanita lain menyentuh tubuhku. Sayang, hanya kau yang bisa menyentuh tubuhku, dan juga hanya kau seorang yang bisa menikmatinya."     

Saat mengatakan 'menikmati', suara pria itu menjadi sedikit serak.     

Wajah Qiao Mianmian langsung memerah, dan ia tidak mengatakan sepatah kata pun lagi.      

Mo Yesi, dasar bajingan tengik ini!     

*     

Setengah jam kemudian, Mo Yesi kembali ke hotel sambil menggendong Qiao Mianmian. Setelah masuk ke dalam mobil, Qiao Mianmian memejamkan mata dan berpura-pura tidur. Pada awalnya, ia ingin menghindari permintaan Mo Yesi dengan berpura-pura tidur, tetapi akhirnya ia benar-benar tertidur.     

Saat tiba di hotel, setelah Mo Yesi memarkirkan mobilnya, ia menoleh dan melihat bahwa Qiao Mianmian tidur begitu nyenyak. Ia memanggil dengan pelan, "Sayang."     

Qiao Mianmian menutup matanya dengan erat, dan tidak berraksi.     

Mo Yesi tidak rela untuk membangunkannya. Setelah melepaskan sabuk pengamannya, Mo yesi keluar dari mobil sambil menggendong Qiao Mianmian. Sebelum ia datang, ia sudah memesan sebuah kamar presiden di hotel tempat Qiao Mianmian tinggal.     

Lift langsung menuju ke lantai 38 kamar tipe presiden. Setelah mencapai lantai 38, Mo Yesi berjalan keluar dari lift sambil menggendong Qiao Mianmian. Lift di sisi lain juga berhenti. Pintu lift terbuka, dan Tu Yilei, yang baru saja selesai makan malam, bersama dengan agennya Mike, keluar dari lift itu. Tu Yilei berseberangan dengan Mo Yesi yang keluar sambil menggendong Qiao Mianmian.     

Qiao Mianmian masih mengenakan mantel besar Mo Yesi. Sementara itu, wajah Qiao Mianmian tertutupi di dada Mo Yesi. Rambut panjangnya jatuh, menutupi separuh wajahnya yang terbuka. Awalnya, Tu Yilei tidak memperhatikan Mo Yesi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.