Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Qiao Mianmian Adalah Pacarku



Qiao Mianmian Adalah Pacarku

0Tapi Mo Yesi dengan cepat memperhatikan Tu Yilei. Setelah ia melihat dengan jelas bahwa pria yang berjalan ke arahnya adalah pria di foto yang sedang mengobrol asyik dengan Qiao Mianmian, matanya langsung berubah gelap. Dan saat ia melewati sisi Tu Yilei, Mo Yesi berkata, "Apa kau yang bernama Tuan Tu?"      

Tu Yilei tampak tercengang. Ia menghentikan langkahnya, dan menoleh untuk menatap Mo Yesi.     

"Tuan, apakah Anda ... memanggil saya?"     

Mata dingin dan dalam Mo Yesi menatap Tu Yilei sejenak. Ia menyipitkan mata, dan sorot permusuhan muncul di matanya. "Selain kau, apakah ada orang bermarga Tu di sini?"     

Tu Yilei juga menatap Mo Yesi. Bahkan jika ia masih tidak tahu identitas Mo Yesi, tapi ia sudah berada di lingkaran industri hiburan. Dari seorang pendatang baru yang tidak tahu apa-apa sampai ke posisinya sekarang, kemampuannya untuk mengamati seseorang tentu saja tidak buruk.     

Tu Yilei melihat bahwa identitas Mo Yesi begitu luar biasa. Pria di depannya memiliki wajah yang sangat tampan, tetapi terlihat begitu asing. Jelas pria ini tidak berada di lingkaran yang sama dengan mereka. Terlebih lagi, aura pria itu sangat kuat, dan aura ini tidak mungkin dimiliki oleh seorang selebriti di industri hiburan. Tu Yilei ditatap oleh sepasang mata dingin Mo Yesi, dan ia merasakan tekanan yang sangat besar.     

"Kau ini ... bagaimana caramu berbicara dengan orang lain? Mengapa kau tidak sopan sama sekali?" Mike memelototi Mo Yesi dengan tidak puas. "Apakah kau tahu siapa Xiao Tutu kami? Kau malah berbicara seperti itu dengannya."      

"Mai Ke." Tu Yilei mengedipkan mata untuk menghentikan Tu Yilei dan meminta Mai Ke untuk tidak berbicara lagi. Mai Ke mendengus dingin dari hidungnya, sikapnya tampak begitu enggan tapi tidak bisa mengatakan apa-apa.     

"Tuan, apakah ada sesuatu hingga Anda mencari saya?" Tu Yilei menatap Mo Yesi sambil bertanya dengan sopan.     

Tatapan Mo Yesi tampak dingin. "Tidak apa-apa, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuan Tu."     

"Terima kasih kepadaku?" Tu Yilei tercengang. Dengan keraguan di matanya, ia berkata dnegan bingung, "Kenapa? Kita sepertinya tidak saling mengenal."     

"Kita memang tidak saling kenal. Soal terima kasih itu, saya hanya menggantikan pacarku untuk mengatakannya pada Anda."     

"Tuan, saya tidak mengerti perkataan Anda ..." Tu Yilei mengerutkan kening.     

"Qiao Mianmian adalah pacarku. Saya mendengar dia mengatakan, Anda telah banyak menjaganya, jadi aku menggantikannya mengucapkan terima kasih pada Anda. Oh, omong-omong, sekarang sudah larut malam. Saya masih harus membawanya kembali untuk istirahat. Tuan Tu, kita bisa bicara lain waktu."     

Setelah mengucapkan kata-kata ini, Mo Yesi berbalik dan pergi sambil menggendong Qiao Mianmian di tangannya.     

Tu Yilei membeku di tempat. Setelah Mo Yesi berjalan ke jarak tertentu, ia sepertinya kembali sadar, kemudian ia ingat apa yang baru saja Mo Yesi katakan. Ia juga baru sadar, Mo Yesi baru saja menggendong seorang wanita. Ia tidak memperhatikan wanita itu. Tapi sekarang jika diingat kembali, Tu Yilei merasa wanita itu tidak asing. Meskipun wajah wanita itu ditutupi oleh rambut, terlihat jelas dari bagian lain yang terbuka bahwa dia adalah Qiao Mianmian.      

Pada saat ini, hati Tu Yilei sepertinya tergores oleh sesuatu. Rasa sakit yang tak terlukiskan menyebar perlahan dari ujung hatinya. Qiao Mianmian ... sudah punya pacar?     

Tu Yilei sejak awal tidak pernah memikirkan masalah ini. Ia pikir, Qiao Mianmian masih lajang ...     

"Xiao Tutu, apakah kau baru saja mendengarnya dengan telingamu sendiri? Kau juga melihatnya dengan mata kepalamu sendiri? Bisakah kau menyerah sekarang?" Mai Ke memandang Tu Yilei yang putus asa. Ia menggelengkan kepalanya, dan menghela napas panjang.      

Mai Ke melanjutkan, "Gadis itu sudah punya pacar. Dan aku pikir pria itu sama sekali bukan orang biasa. Apa yang baru saja dia katakan kepadamu, itu semua memiliki tujuan. Dia pasti tahu sesuatu, jadi dia sengaja mengingatkanmu dengan cara seperti itu. Jadi kau jangan bersikap bodoh lagi. Selagi perasaanmu sekarang masih belum dalam, berhenti mendambakan dia lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.