Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Itu Melambangkan Kau Sudah Ada yang Memiliki



Itu Melambangkan Kau Sudah Ada yang Memiliki

1Itu adalah karet gelang pita berwarna merah muda. Sepintas, itu adalah barang yang digunakan wanita. Qiao Mianmian mengangkat pergelangan tangan Mo Yesi dan memperhatikan hasil kerjanya, kemudian mengangguk dengan puas. "Kenakan ini, itu melambangkan bahwa kau sudah ada yang memiliki. Supaya tidak akan ada wanita yang ingin menarik perhatianmu, kau tidak boleh melepaskannya."     

Mo Yesi melihat ke gelang karet merah muda kecil di pergelangan tangannya. Ia dibuat sangat senang dengan ungkapan 'Sudah ada yang memiliki'. Bibir tipisnya yang seksi sedikit terangkat. "Oke, aku akan terus memakainya."     

Qiao Mianmian memakaikan karet gelang itu pada Mo Yesi karena ia takut wanita lain akan menggoda Mo Yesi saat ia tidak ada. Jadi, itu berarti Qiao Mianmian sudah mulai memedulikan Mo Yesi? Posisi Mo Yesi di hatinya, bukan lagi posisi yang bisa dibuang kapan saja? Pengakuan ini membuat suasana hati Mo Yesi seketika menjadi senang.     

Dalam posisi mengemudi, Wei Zheng merasa sangat lega. Untungnya, nyonya muda sangat peka, tidak seperti wanita selalu minta ditemani dan diperhatikan oleh Presiden Mo. Jika Nyonya Muda benar-benar haus perhatian dan melarang Presiden Mo pergi, Presiden Mo pasti akan menurut. Kalau sungguhan terjadi, maka perusahaan ... akan kacau.     

Wei Zheng melihat gelang karet merah muda kecil di pergelangan tangan Mo Yesi melalui kaca spion, dan sudut mulutnya berkedut. Ia hanya merasa tidak percaya. Presiden Mo, benar-benar memakainya dengan sukarela? Apalagi melihat ekspresi bahagia di wajah Presiden Mo. Presiden Mo tidak hanya rela, tapi jelas juga sangat senang. Tapi itu hanya karet gelang pita berwarna merah muda!     

Seorang pria dingin seperti Presiden Mo memakai gelang yang digunakan wanita di pergelangan tangannya. Apakah tidak apa-apa? Apakah beliau masih Presiden Mo yang ia kenal? Wei Zheng sekarang semakin curiga bahwa apakah Mo yang asli telah pindah ke dunia lain. Jiwa dalam tubuh Presiden Mo sekarang juga berasal dari dunia yang lain. Kalau tidak, mengapa perbedaannya begitu besar? Presiden Mo yang ia kenal dulu jelas tidak seperti ini!     

*     

Setelah tiba di lokasi syuting, Qiao Mianmian ditahan di dalam mobil dan dicium oleh Mo Yesi selama hampir sepuluh menit sebelum Mo Yesi membiarkannya keluar dari mobil. Ketika Qiao Mianmian keluar dari mobil, kakinya terasa sedikit lemas. Wajahnya begitu merah, begitupun dengan bibirnya. Sekilas terlihat seperti baru saja dicumbu.     

Qiao Mianmian berdiri di sisi jalan. Setelah mobil Mo Yesi pergi, ia baru berbalik badan dan berjalan ke jalan lainnya. Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba sebuah Ferrari hitam melaju dari belakang, kemudian perlahan berhenti di sampingnya. Pintu terbuka, disusul seseorang yang akrab turun dari dalam. Qiao Mianmian melihat dan berinisiatif menyapa, "Tuan Tu, selamat pagi."     

Orang yang turun dari mobil adalah Tu Yilei. Saat Tu Yilei melihat Qiao Mianmian, ia terdiam beberapa saat. Sorot matanya jatuh pada bibir Qiao Mianmian yang halus, merah, dan sedikit bengkak. Tu Yilei terdiam lagi, kemudian sorot kesedihan melintas di matanya.     

Kemarin, Tu Yilei masih memikirkan apakah ia harus tergila-gila pada cinta dan tidak menghiraukan segalanya. Tapi hari ini, ia bahkan tidak punya kesempatan untuk terbuai sekali pun. Ia menatap gadis di depannya dan masih merasa berdebar-debar. Namun, ia harus menahan detak jantung ini.      

Di dalam hati, ia berkali-kali mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Qiao Mianmian sudah ada yang memiliki. Tidak peduli seberapa besar ia menyukai Qiao Mianmian, ia juga harus menahan perasaannya dan tidak menunjukkannya di hadapan Qiao Mianmian. Ia tidak ingin Qiao Mianmian tahu. Ia tidak ingin mengganggu Qiao Mianmian.      

Namun, hal ini benar-benar sulit. Saat menyukai seseorang, tetapi malah harus bersikap acuh tak acuh. Ini benar-benar jauh lebih sulit daripada akting.     

"Selamat pagi." Tu Yilei menahan rasa sakit di hatinya, ia ragu-ragu sejenak, dan bertanya dengan santai seolah mengobrol, "Nona Qiao, apakah pria tadi malam itu ... adalah pacarmu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.