Film Hari Ini Cukup Bagus
Film Hari Ini Cukup Bagus
"Benar, Nyonya. Di masa depan, Anda harus lebih sering datang menemui Presiden Mo, ya?" Asisten Zhang dengan tulus memberi saran, "Meskipun Tuan muda tidak mengatakannya, tapi beliau pasti juga berharap Nyonya muda sering datang menemaninya."
"Asisten Wei, sebenarnya ..." Qiao Mianmian menatap pria itu dengan ragu-ragu.
"Ya, Nyonya muda?"
"Sebenarnya, kau yang ingin aku datang, kan/"
Wei Zheng langsung tersedak dan batuk-batuk.
Qiao Mianmian langsung menguak keinginan tersembunyi asisten tersebut. "Kalau aku datang, kau bisa pulang lebih awal."
Wei Zheng batuk semakin parah. "Uhuk uhuk uhuk uhuk!"
*
Qiao Mianmian menunggu Mo Yesi pulang kerja. Setelah keduanya selesai makan malam dengan tema candlelight, mereka pergi menonton film. Tiket film yang mereka beli ada di baris terakhir. Filmnya sudah dimulai setelah lampu dalam bioskop mati. Sekeliling mereka berubah gelap.
Tidak lama kemudian, Qiao Mianmian mendengar suara desahan manja di sampingnya. Ia menoleh untuk melihat suara itu. Sungguh memalukan karena ia mendapati pasangan yang duduk di sebelahnya sedang berciuman. Keduanya berciuman dengan sangat intim. Kursi di sisi lain juga diduduki oleh pasangan kekasih. Mereka juga sedang berciuman.
Wajah Qiao Mianmian memerah. Ia segera mengalihkan pandangan. Tapi di tengah kegelapan studio bioskop, ia dapat merasakan ada sebuah tatapan penuh gairah yang tertuju pada tubuhnya. Begitu Qiao Mianmian menoleh, ia melihat tatapan panas Mo Yesi sedang tertuju padanya. Bahkan dalam cahaya yang redup, Qiao Mianmian bisa melihat tatapan mata penuh hasrat dari pria di sampingnya.
Ketika Qiao Mianmian melihat tatapan mata Mo Yesi, ia menelan ludah dan berbisik, "Kenapa tidak melihat filmnya dan malah melihatku?"
Mo Yesi mengeraskan rahang, sementara tangannya mengepal erat. Mo Yesi kemudian menundukkan kepalanya, berbisik dengan suara rendahnya yang bisa membuat orang lain tergoda, "Sayang, mengapa kau tidak bilang kalau filmnya bisa ditonton dengan cara seperti ini?"
"Hah?" Qiao Mianmian mengedip-ngedipkan matanya heran.
Napas hangat dari hidung Mo Yesi menerpa wajahnya. Setelah itu, wajah tampan M Yesi mendekat. Pria itu tersenyum dan berkata dengan suara parau, "Bukankah kau sudah pernah menonton film ini? Makanya kau memilih baris paling akhir supaya bisa melakukan hal ini, kan?"
Begitu Mo Yesi selesai bicara, ia sudah mencium dan menggigit bibir Qiao Mianmian dengan lembut.
Qiao Mianmian tidak membalas kalimatnya.
Mo Yesi salah paham, oke? Ia memilih baring paling akhir karena memang sisa kursinya hanya ini.
"Bukan, Mo Yesi. Aku ..."
"Shhhh," potong Mo Yesi, tak membiarkan Qiao Mianmian meneruskan kalimatnya.
Mo Yesi tersenyum dan menggigit bibirnya lagi. Tangan besarnya memegang wajah Qiao Mianmian. Mo Yesi mencium seolah bibir Qiao Mianmian adalah makanan enak. Ia mencicipinya dengan hati-hati. "Jangan bicara, ada orang yang sedang melihat kita."
Qiao Mianmian menganggapnya serius. Ia terkejut dan berteriak cukup keras. Begitu Qiao Mianmian berteriak, seseorang memanfaatkan situasi ini untuk menerobos masuk.
Setelah ciuman dalam yang sangat panjang, Qiao Mianmian terengah-engah dan bersandari di dada Mo Yesi. Tidak tahu kapan ia ditarik ke pelukan Mo Yesi. Kini Qiao Mianmian duduk berhadapan di pangkuan Mo Yesi dan ia dipeluk dalam posisi yang bisa membuat salah paham.
Qiao Mianmian kekurangan oksigen hingga merasa pusing. Ia sama sekali tidak tahu apa yang ditayangkan dalam film itu. Sedangkan Mo Yesi, sikapnya tidak bisa ditebak. Ia menjilat bibirnya dan tersenyum di dekat telinga Qiao Mianmian. "Film hari ini cukup bagus," bisiknya.
*
Setelah menonton film, mereka langsung pulang dan ternyata sudah jam sepuluh lewat. Setelah turun dari mobil, keduanya bergandengan tangan dan berjalan masuk ke dalam rumah. Begitu keduanya sampai di atas, sekelompok pelayan wanita berkumpul di lantai bawah dan berbisik, "Hubungan tuan muda dan nyonya muda benar-benar sangat baik. Mereka terlihat seperti sedang berpacaran. Benar-benar tidak disangka. Tuan muda juga bisa begitu aktif terhadap orang yang disukainya."