Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Atas Dasar Apa Kau Memedulikanku!



Atas Dasar Apa Kau Memedulikanku!

2"Tapi ..." Salah satu wanita yang tersipu malu melirik Gong Zeli, ia berkata dengan centil, "Dengan penampilan yang begitu tampan, bahkan jika sifatnya sedikit buruk juga bisa dimaklumi, kan? Jika aku bisa menikah dengannya, tidak masalah jika dia ingin menghajarku beberapa kali."     

"... Anak ini sudah tidak bisa ditolong lagi," katanya mengomentari seseorang yang bicara barusan.     

Gong Zeli sudah terbiasa dengan komentar dan perhatian orang lain padanya. Ia tidak akan memedulikan beberapa wanita yang diam-diam memerhatikan dan membicarakannya. Tatapan matanya yang dingin dan kejam jatuh pada beberapa gelas anggur yang sudah kosong di atas meja bar. Pemandangan ini membuat ekspresi wajahnya tampak seperti terusik.     

Matanya penuh dengan amarah yang tak tertahankan. "Kau minum anggur? Rourou, siapa yang membuatmu datang ke bar sendirian lalu minum anggur sebanyak ini?"     

"Zeli, kenapa kau datang kemari?" Shen Rou mendengar suara Gong Zeli. Ia merasa heran dan perlahan-lahan menoleh.     

Melihat amarah di mata dan wajah Gong Zeli, Shen Rou merasa lebih kaget lagi. Namun Shen Rou malah menaikkan sudut bibirnya dan tersenyum ringan. "Kebetulan kau datang. Aku bosan minum sendirian. Temani aku, ya."     

"Kau habis menangis?" Gong Zeli melihat mata merah dan bengkak Shen Rou. Ia tertegun dan alisnya mengerut sangat dalam. Tidak suka pada apa yang ia lihat.     

Gong Zeli tidak ingin bertanya siapa yang membuat Shen Rou menangis hingga seperti ini. Karena sejak dulu hanya satu orang yang bisa membuat Shen Rou menangis.      

Jika penyebab air mata Shen Rou adalah orang lain, Gong Zeli akan mencari orang itu dan memberi pelajaran pada mereka, kemudian meminta orang itu menjauh dari Shen Rou. Tapi orang itu adalah Mo Yesi, ia tidak tahu harus bagaimana. Apalagi, sejak dulu bukan Mo Yesi yang berinisiatif menyinggung Shen Rou. Tapi Shen Rou lah yang diam-diam menyukai Mo Yesi.     

Gong Zeli ingin membantu, tapi hal itu tidak mungkin. Ia sangat menghargai persahabatannya dengan Mo Yesi selama bertahun-tahun. Bahkan jika sekarang hubungannya dengan Mo Yesi menjadi kaku, tapi dalam hatinya ia masih memedulikan hubungan persahabatan bertahun-tahun itu. Geng Zeli tidak ingin jadi kehilangan seorang saudara yang penting baginya karena masalah ini.     

Waktu itu Yan Shaoqing mengatakan beberapa hal dengannya. Setelah pulang, ia mempertimbangkan dengan baik. Mo Yesi tetap pada pendiriannya. Jika ia mau menerima Qiao Mianmian, maka semuanya masih terus menjadi saudara. Tapi jika ia tidak dapat menerima Qiao Mianmian .... hubungan persahabatannya dengan Mo Yesi selama bertahun-tahun ini mungkin benar-benar akan hancur.      

Gong zeli memang menyukai Shen Rou. Tapi, apakah ia benar-benar akan melepaskan sahabat baiknya demi Shen Rou?     

Qiao Mianmian juga tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Seperti yang dikatakan Yan Shaoqing, jika bukan karena Shen Rou, apakah ia benar-benar akan membenci Qiao Mianmian?     

Tidak akan.     

Kenyataannya, Gong Zeli tidak membenci Qiao Mianmian. Ia hanya sedikit tidak puas dengan Qiao Mianmian.     

Ia juga sangat khawatir apakah Qiao Mianmian sama dengan wanita lain? Hanya menikah dengan sahabat baiknya hanya demi keuntungan. Ia takut Mo Yesi dibohongi. Gong zeli semakin khawatir setelah ia menyelidiki kondisi keluarga Qiao Mianmian. Dengan status keluarga seperti keluarga Qiao, tidak akan memiliki cukup kualifikasi untuk menginjakkan kaki di keluarga Mo.     

Shen Rou tidak memedulikan Gong Zeli. Ia terus berteriak-teriak meminta bartender membawakan beberapa gelas anggur. Di belakangnya, Gong Zeli menatap denganpandangan muram untuk beberapa saat, lalu mengulurkan tangan dan menarik Shen Rou. Gerakannya sama sekali tidak lembut, bahkan sedikit kasar.     

Shen Rou dibuat kesakitan hingga mengerutkan kening. Ia mengulurkan tangan untuk mendorong Gong Zeli, dan nada bicaranya sedikit kesal, "Gong Zeli, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku."     

"Tidak boleh minum lagi," kata Gong Zeli.     

Ekspresi Gong Zeli semakin tampak tidak senang. Tidak peduli bagaimanapun Shen Rou meronta-ronta, ia tetap menyeretnya keluar. "Ayo pulang bersamaku."     

"Aku tidak mau." Shen Rou semakin meronta. "Gong Zeli, lepaskan aku! Aku tidak ingin pulang!"     

"Lepaskan aku!"     

"Apa kau tidak dengar? Aku minta kau melepaskanku! Atas dasar apa kau memperdulikanku sampai seperti ini?!" teriak Shen Rou.     

Gong Zeli tidak memedulikan Shen Rou dan terus menyeretnya berjalan keluar. Ekspresi di wajah Gong Zeli menunjukkan dia sedang kesal. Dengan wajah seperti itu, tanpa ada senyum sedikit pun, orang-orang yang melihat jadi merasa ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.