Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Lupa Kalau Sudah Menikah



Kamu Lupa Kalau Sudah Menikah

3Ji Jinchuan mengambil alis jas serta mantelnya dan menyerahkan kunci kepada Chen Youran sambil berkata, "Ini kunci mobil baru."     

Ada boneka beruang kecil tergantung di gantungan kunci yang diikat dengan pita biru. Benda itu terlihat sangat lucu. Chen Youran pun tersenyum dan memasukkan kunci itu ke dalam tasnya. Saat pria itu selesai memakai mantelnya, dia langsung meraih lengannya. Pria itu pun menatap dirinya dan mengangkat alisnya karena sikapnya.     

"Semua orang di luar sudah pergi," kata Chen Youran sembari tersenyum centil.     

Tidak heran jika hari ini wanita itu menjadi begitu ceria. Tanpa sepatah kata pun, Ji Jinchuan langsung membawa Chen Youran keluar dari kantor. Mereka menaiki lift presiden menuju lobi.     

Begitu keluar dari lift, Chen Youran melepaskan lengan Ji Jinchuan. Dia bahkan dengan sengaja memperlambat langkahnya hingga berjarak beberapa langkah di belakang pria itu.     

Xiao Cheng yang menaiki lift karyawan langsung menuju ke tempat parkir di lantai pertama. Sementara Ji Jinchuan dan Chen Youran menunggu di luar perusahaan. Setelah dua menit kemudian, tampak Xiao Cheng yang mengendarai mobil dari tempat parkir.     

Setelah itu, Xiao Cheng pun keluar dari mobil. Sementara Ji Jinchuan langsung duduk di kursi pengemudi. Xiao Cheng berputar ke sisi lain dan membuka pintu penumpang depan. Lalu, Chen Youran membungkuk dan masuk ke dalam. Sebelum Xiao Cheng menutup pintu, dia berkata sambil tersenyum, "Sampai jumpa besok, Asisten Xiao…"     

Xiao Cheng tersenyum, mengangguk dan berkata, "Sampai jumpa besok, Nyonya Muda…"     

***     

Ji Jinchuan dan Chen Youran pergi untuk makan malam terlebih dahulu. Kemudian, mereka pergi ke mall yang menjual kebutuhan rumah tangga.     

Ji Jinchuan tidak memiliki pendapat tentang jenis tirai yang harus dibeli. Dia memasrahkan semuanya kepada Chen Youran untuk mengambil apa pun yang disukainya. Chen Youran akhirnya memilih tirai berwarna biru muda dengan sedikit hiasan motif bunga tulip. Warnanya tampak segar dan elegan. Tirai itu terlihat cerah dan bisa membuat orang merasa lebih baik.     

Hal itu cukup mengejutkan bagi Ji Jinchuan. Dia pikir Chen Youran akan memilih warna pink. Bagaimanapun, kebanyakan wanita memiliki hati yang feminin.     

"Aku rasa tirai di ruang kerjamu harus diganti juga," tutur Chen Youran. Warna silver dan hitam terlalu suram, mudah membuat mood rusak, katanya dalam hati.     

Ji Jinchuan tidak mengatakan apa-apa, kecuali 'oke' dengan nada suara yang nurut-nurut saja. Chen Youran lalu mengangkat kepalanya sedikit, matanya yang jernih memantulkan wajah tampan Ji Jinchuan.     

"Warna apa yang kamu suka?" tanya Chen Youran.     

"Pilih apa saja sesukamu," jawab Ji Jinchuan. Dia sebenarnya tidak mempermasalahkan harus mengganti tirai ruang kerjanya atau tidak. Dia juga tidak terlalu peduli akan hal itu. Hanya saja, karena menurut Chen Youran warna tirai di ruang kerjanya itu jelek, maka dia membiarkan untuk menggantinya.     

Mata Chen Youran tampak berbinar-binar, lalu dia berkata, "Oke, kalau begitu aku akan memilihnya. Kamu tidak boleh tidak menyukainya ya…"     

Ji Jinchuan menatap mata indah Chen Youran. Dia seketika memunculkan senyum lembut di bibirnya. Kemudian, dia berkata, "Asal tidak begitu mencolok saat melakukan panggilan video."     

Setelah selesai memilih tirai, mereka memilih beberapa kebutuhan sehari-hari di lantai satu. Ketika mereka tiba di tempat sikat gigi, Chen Youran mengambil satu set untuk pasangan, bahkan dia juga membeli sandal couple.      

Ji Jinchuan pun hanya tersenyum dan tidak berbicara apa-apa. Dia hanya mendorong keranjang belanja dan berjalan mengikutinya di belakang.     

Setelah sudah selesai membeli semua kebutuhan, Mereka pergi ke jalur pembayaran. Saat ini, ada begitu banyak orang di mall, sehingga antrean di sana sudah terlihat seperti naga. Saat tiba giliran mereka, kasir memindai harga barang, lalu Chen Youran mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.     

Namun, Ji Jinchuan pun langsung memegang lengan Chen Youran. Dia menatapnya dengan tatapan heran, lalu dia berkata dengan ekspresi wajah dan suara yang lembut, "Kamu sepertinya lupa kalau kamu adalah wanita yang sudah menikah."     

Chen Youran masih belum beradaptasi dalam perannya sebagai Nyonya Ji. Melihat mata gelap Ji Jinchuan, dia tersenyum dan berkata, "Milikmu adalah milikku juga. Jadi, akan sama saja kartu siapa yang akan digesek untuk membayar."     

Meskipun Chen Youran mengatakan seperti itu, tetapi Ji Jinchuan tetap mengeluarkan dompetnya. Bagaimanapun, pria sangat menjunjung harga diri. Apalagi pria seperti dirinya. Dia pun mengambil dompetnya dan mengeluarkan salah satu kartu dari dalamnya. Sebuah tangan menjulur untuk mengambilnya sembari membelalakkan matanya saat pria itu menyerahkan golden black card.     

Kasir mengambil alih kartu tersebut dengan mata yang terbelalak. Golden black card adalah hal yang sangat langka. Hanya sedikit orang yang memiliki kartu semacam itu di Kota A. Melihat pria yang memiliki kartu itu tidak hanya kaya, tapi juga sangat tampan, kasir tersebut terus meliriknya secara diam-diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.