Enggan Tinggal Bersamanya
Enggan Tinggal Bersamanya
Di dalam mobil, Chen Youran melihat Ji Jinchuan dan pengurus rumah itu berbicara melalui jendela. Pengurus rumah tampak ketakutan dan menatap suaminya itu dengan hati-hati.
Beberapa menit kemudian, Ji Jinchuan melempar rokok di antara jari-jarinya ke tanah, lalu menghancurkannya dengan kakinya. Setelah itu, dia melangkah ke arah mobil, lalu membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi.
Saat keduanya sampai di Teluk Nanhai waktu menunjukkan sudah lebih dari pukul 12 malam. Mereka pun langsung kembali ke kamar tidur.
Chen Youran mengambil piyamanya dan membersihkan diri di kamar mandi. Setelah keluar, dia melihat Ji Jinchuan sudah selesai mandi di kamar sebelah. Rambut hitam pria itu tampak masih basah. Karena sudah terlalu larut, Chen Youran tidak mencuci rambutnya malam ini. Setelah mengoleskan krim malam, dia memperhatikan pria yang sedang mengeringkan rambutnya. Awalnya dia ingin bersuara, namun seketika kata-katanya berhenti. Hanya suara pengering rambut yang memecah kesunyian ruangan itu.
Ketika Ji Jinchuan selesai mengeringkan rambutnya dan mematikan pengering rambut, Chen Youran yang sempat ragu-ragu sejenak, akhirnya berkata, "Ayahku mengundang kita untuk makan malam di rumah Keluarga Chen besok."
Insiden hari ini tentunya membuat Chen Yaoting bertanya. Chen Youran menjawab bahwa hubungan mereka berdua baik-baik saja. Namun, ayahnya itu sedikit ragu dengan kata-katanya, jadi memintanya untuk pulang bersama Ji Jinchuan dan makan malam bersama besok. Jika Ji Jinchuan bersedia pergi, kecurigaan Chen Yaoting akan hilang. Tetapi jika suaminya menolak, itu akan menunjukkan bahwa benar-benar ada yang salah di antara mereka. Terkadang, Chen Youran merasa sangat lelah. Dia sangat ingin berbaur dengan keluarga itu, tetapi terlalu sulit baginya untuk bisa melakukannya.
Ji Jinchuan menatap penampilan Chen Youran yang berhati-hati dalam berbicara dan tiba-tiba terdapat ilusi di kepalanya. Setelah kesalahpahaman antara dia dan Gu Jinchen diselesaikan, dia masih memilih pria itu. Apa karena tekanan Chen Yaoting, sehingga dia enggan tinggal bersama pria itu? Batinnya dalam hati.
Setelah berpikir selama beberapa saat, Ji Jinchuan mencabut kabel pengering rambut sambil berkata dengan suara yang dalam, "Oke…"
***
Di tempat kerja keesokan harinya…
Xiao Cheng melapor kepada Ji Jinchuan mengenai jadwal rapat hari itu dan juga perjalanan bisnisnya. Ketika Ji Jinchuan mendengar bahwa ada jamuan makan di malam hari, dia mengerutkan alisnya dan berkata dengan singkat, "Tidak ada waktu…"
"Baik, aku akan mengaturnya," ujar Xiao Cheng sambil menganggukkan kepala.
Setelah seharian bekerja, Ji Jinchuan memijat pelipisnya yang merasa lelah sejenak. Lalu, dia bersiap untuk kembali ke Teluk Nanhai. Dia akan pulang untuk menjemput Chen Youran. Tiba-tiba, sebuah telepon berdering tepat pada waktunya. Ini merupakan telepon dari istrinya, dia pun segera menjawabnya.
Pada pukul 4:30 sore hari, Chen Youran meminta Xiao Li untuk membawanya ke Times Square. Saat ini, dia tyengah duduk di kedai kopi di dekatnya. Pada pukul 5:30, dia pun menghubungi Ji Jinchuan dan memberitahunya di mana dia berada.
Setelah Ji Jinchuan menerima telepon chen Youran, dia mematikan komputernya dan pergi ke Times Square. Butuh waktu selama lebih dari 20 menit untuk tiba di sana.
Chen Youran melihat mobil yang dikendarai oleh Ji Jinchuan dari jendela kaca transparan. Dia pun memanggil pelayan untuk membayar tagihannya. Setelah itu, dia keluar dari kedai kopi dan berjalan ke arah suaminya. Lalu, dia membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.
Setelah keduanya tiba di kediaman Keluarga Chen, kebetulan Chen Yaoting baru saja pulang kerja. Mobil mereka pun memasuki halaman satu demi satu.
Chen Youran turun dari mobil segera setelah mobil berhenti. Lalu, dia menyapa ayahnya itu. Ji Jinchuan juga ikut menyapa Chen Yaoting dengan sebutan yang sama, yakni 'ayah'. Mendengar sapaan tersebut, Chen Youran merasa terkejut dan menatapnya. Ji Jinchuan menatapnya balik sambil melingkarkan tangannya pada pinggangnya seperti biasa, wajah dinginnya tampak acuh tak acuh.
Panggilan 'ayah' dari Ji Jinchuan membuat Chen Yaoting sangat bahagia. Dia mengira Ji Jinchuan memiliki wanita lain di luar, namun tanpa diduga, menantunya itu datang ke sini hari ini dan bahkan memanggilnya 'ayah'.
"Ibumu sudah menunggu di dalam. Ayo masuk…" ujar Chen Yaoting sambil memandang mereka dengan ramah.
Chen Yaoting berjalan di depan memimpin Ji Jinchuan dan Chen Youran yang mengikutinya. Ketika mereka memasuki ruang tamu, seorang pelayan datang dan mengambil mantel yang telah mereka lepas.
"Kakek…" Chen Youran menyapa Kakek Chen yang duduk di atas sofa.