Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Tidak Peduli



Dia Tidak Peduli

0Udara di dalam mobil pun segera menghangat. Xue Ling menggerakkan bibirnya perlahan dan bertanya, "Bagaimana hal-hal yang kupercayakan padamu?"     

Pria itu mengambil kamera dari laci mobil dan memberikannya kepada Xue Ling tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Xue Ling kemudian mengambil alih kamera itu dan melihat foto-foto di dalamnya. Dia menunjukkan senyum puas setelah melihatnya.     

Pria itu melihat senyum puas di bibir Xue Ling. Lalu, dia langsung marah dan berkata dengan sinis, "Kalau kamu mengejarnya dengan cara seperti ini, dia tidak akan menyukaimu. Apa kamu benar-benar berpikir dia akan menyukaimu?"     

Mendengar perkataan sarkasme terus terang dari mulut pria itu, Xue Ling menatapnya dan menjawab, "Itu bukan urusanmu."     

"Kamu adalah wanitaku. Apa bukan urusanku kalau kamu merayu pria lain?" cibir pria itu.     

"Zheng Huai, kamu tahu kalau kita berdua mabuk saat itu." Xue Ling mengernyit tidak puas, tapi dia tetap tenang menghadapi kemarahan pria itu. "Kalau kamu benar-benar menyukaiku, kamu tidak akan membiarkan aku menunggu di sini selama satu jam."     

Xue Ling memiliki pelacak lokasi di ponselnya. Pria itu telah mengikuti mereka sepanjang waktu, bahkan juga memotret dirinya tanpa busana di dalam mobil. Namun, pria itu sengaja membuat Xue Ling menunggu dan terkena terpaan angin dingin selama satu jam sebelum akhirnya muncul.     

Zheng Huai hanya diam. Setelah menerima pesan singkat dari Xue Ling, dia langsung bergegas. Wanita itu tahu bahwa dia menyukainya, tetapi masih menyuruhnya untuk mengambil foto kencannya dengan pria lain. Melihat Xue Ling melepas pakaiannya untuk menggoda pria lain, dia sangat marah pada saat itu. Jadi, dia mengambil beberapa foto dengan asal dan pergi dengan marah. Setelah berjalan beberapa saat, dia ingat atas apa yang Xue Ling katakan kepadanya sebelumnya. Dia takut wanita itu akan marah dan mengabaikannya, jadi dia kembali dengan jalan yang sama. Tanpa diduga, dia malah melihat wanita itu berjongkok di pinggir jalan.     

"Kalau Ji Jinchuan sampai tahu kamu melakukan hal sebesar ini, dia pasti tidak akan mengampunimu," tutur Zheng Huai.     

Xue Ling mematikan kamera dan tidak peduli dengan nasihat baik Zheng Huai. Lalu, dia berkata, "Kamu hanya perlu melakukan apa yang aku suruh. Dan kamu tidak usah ikut campur atas sisanya."     

***     

Setelah Chen Youran menghubungi Ji Jinchuan, dia merasa lebih tertekan. Setelah mandi, dia duduk di depan cermin rias dengan linglung. Larutan perawatan kulit yang dituangkan ke tangannya mengalir di garis telapak tangannya dan terjatuh di atas meja rias. Ketukan tiba-tiba di pintu menyadarkannya. Dia menepuk-nepuk larutan perawatan kulit yang tersisa di telapak tangannya di wajahnya dan mengambil tisu untuk membersihkan meja rias tersebut.     

Setelah menarik napas dalam-dalam, Chen Youran menarik pipinya sambil menghadap ke depan cermin. Setelah menyesuaikan suasana hatinya, dia berkata, "Masuk…"     

Setelah itu, Bibi Wu mendorong pintu dan berjalan masuk ke dalam kamar. Lalu, dia memberikan segelas susu kepada Chen Youran.     

Chen Youran pun mengambil alih gelas berisi susu itu sambil berkata, "Terima kasih, Bibi Wu…"     

Bibi Wu ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tiba-tiba berhenti. Hingga akhirnya, dia berkata, "Tuan Muda mungkin tidak akan pulang malam ini. Sebaiknya, Nyonya Muda istirahat lebih awal."     

Mendengar hal itu, Chen Youran mengerutkan bibir pucatnya dan menurunkan bulu matanya untuk menutupi kesuraman di matanya. Dia pun menjawab, "Aku tahu. Bibi juga harus tidur lebih awal."     

Setelah Bibi Wu pergi, Chen Youran melihat ponselnya sambil membawa susu di satu tangan lainnya. Dia mendapatkan kembali pikirannya untuk waktu yang lama. Dia minum susu sampai habis dalam sekaligus, mematikan lampu, hingga hanya menyisakan lampu tidur. Kemudian, dia berbaring dan pergi ke alam mimpi.     

Samar-samar, Chen Youran dapat merasakan posisi di sebelahnya bergerak. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh sebuah tubuh yang hangat. Tanpa sadar, dia menempelkan tubuhnya dan secara bertahap tertidur dengan tenang.     

Ji Jinchuan tinggal berada di wilayah perbatasan itu selama satu jam dan merokok sebanyak setengah bungkus. Saat memikirkan Xue Ling menjawab telepon dari Chen Youran, dia berpikir bahwa mungkin wanita itu akan salah paham. Akhirnya, dia pun berkendara kembali ke Teluk Nanhai.     

Setelah kembali ke vila, Ji Jinchuan langsung masuk ke kamar tidur. Saat membuka pintu kamar tidur, tampak cahaya redup di dalamnya. Seseorang terbaring dengan tenang pada bagian tempat tidur yang ditinggikan. Rambut hitamnya tergerai memenuhi seluruh bantal dan sepertinya wanita itu telah tertidur. Awalnya, dia berpikir bahwa ketika panggilan teleponnya dijawab oleh seorang wanita, Chen Youran akan gelisah dan tidak bisa tidur. Tetapi tidak disangka, wanita itu sudah tidur nyenyak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.