Aku Mencari Ji Jinchuan
Aku Mencari Ji Jinchuan
Setelah jamuan makan malam selesai, semua orang sudah mabuk berat. Para bos besar dan manajer masing-masing membawa asistennya. Namun, Ji Jinchuan yang datang ke sana secara tiba-tiba tidak membawa asisten atau siapa pun. Manajer proyek Grup Zhongsheng lalu berniat mencarikan sopir untuk mengantarnya pulang.
"Tidak perlu repot-repot. Lingling tidak mabuk, jadi dia bisa mengantar Presiden Ji," tutur Xue Jie.
Tujuan Xue Ji terlihat dengan sangat jelas. Semua orang pun menatapnya dengan mengernyitkan dahi. Itu adalah sikap rubah tua. Dia lalu segera berkata kepada Ji Jinchuan, "Ji Jinchuan, Bibi Jian selalu membicarakanmu sepanjang hari. Kalau kamu punya waktu luang, kamu harus berkunjung ke rumah untuk melihatnya."
Hal ini tidak hanya dapat menjelaskan bahwa Xue Ji memanfaatkan putrinya untuk menarik perhatian Ji Jinchuan, tetapi juga secara tidak langsung memberitahu bahwa keduanya memiliki hubungan. Dan nantinya, di dunia bisnis, untuk mendapat perhatian dari Ji Jinchuan, mereka semua harus menghargainya pula.
Untuk menghargai Jian Rui, Ji Jinchuan tidak ingin mempermalukan Xue Jie di depan umum. Dia pun hanya mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa. Setelah itu, dia beranjak pergi ke kamar mandi.
Sementara Xue Ling tidak pergi bersama Xue Jie, tetapi menunggu Ji Jinchuan di dalam bilik tadi. Dia mengeluarkan cermin kecil untuk melihat riasannya dan memperbaiki lipstiknya. Dia baru saja meletakkan cermin rias di tasnya saat tiba-tiba mendengar dering asing sebuah ponsel di bilik yang sunyi itu. Dia mengikuti suara itu dan melihat sekeliling. Lalu, pandangannya jatuh ke arah jas di belakang kursi.
Ponsel itu berdering lama sekali. Dan setelah bunyi pertama, ponsel itu kembali berbunyi lagi. Xue Ling merasa ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya mengeluarkan ponsel dari jas Ji Jinchuan. Dia melihat nama 'Youyou' tertera di layar ponsel yang terang itu. Dia bingung selama beberapa saat, lalu terkejut dan akhirnya menjadi cemburu. Orang seperti Ji Jinchuan, pria yang begitu sombong, tidak disangka akan memanggil Chen Youran dengan nama yang begitu akrab.
Ada api kecemburuan di mata Xue Ling. Jika dirinya ular berbisa, dia pasti sudah akan mengeluarkan bisanya. Kemudian, jari-jarinya yang diwarnai dengan kutek merah mengusap layar ponsel tersebut. Dia lalu meletakkan ponselnya di telinganya dan berkata, "Halo…"
***
Setelah Ji Jinchuan meninggalkan Teluk Nanhai, Chen Youran kembali ke kamar. Dia memikirkan apa yang terjadi tadi malam. Sebelum kejadian mengerikan di resor, perasaan dan hubungan mereka jelas menjadi hangat. Kenapa dia bisa tiba-tiba seolah menjadi seorang yang berbeda? Batinnya.
Dari penjelasan Ji Jinchuan kemarin, Chen Youran merasa bahwa pria itu telah salah paham terhadap hubungannya dan Gu Jinchen. Namun, sejak dia menikah dengannya, dia sudah memutuskan untuk meninggalkan Gu Jinchen sepenuhnya. Aku sudah memakai cincin kawin, apa itu tidak cukup jelas? Dia sendiri juga pernah mengatakan dengan jelas kalau Gu Jinchen adalah orang di masa lalu. Dan aku bahkan belum menyelidiki mantan pacarnya. Lalu, kenapa dia selalu mengungkit soal Gu Jinchen? Batinnya.
Meskipun Ji Jinchuan adalah orang yang dingin dan memiliki emosi yang berubah-ubah, tetapi Chen Youran mengetahui bahwa setiap kali pria itu marah, pasti ada alasannya. Dia merasa mungkin dirinya yang tidak memahami detailnya. Dia merasa perlu bagi mereka untuk memisahkan hal-hal di masa lalu, sehingga kesenjangan tidak akan bertambah dalam jangka panjang.
Kemudian, Chen Youran mengambil ponselnya dan menekan nomor ponsel Ji Jinchuan. Saat menghubungi untuk pertama kalinya, tidak ada yang menjawabnya. Dia pun melakukan panggilan kedua. Pria itu memang tidak pernah menjawab teleponnya akhir-akhir ini, jadi dia tidak peduli dan terus mencoba. Hari ini, dia bertekad untuk menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin terus menerus merasa bersalah dan menderita. Jadi, bahkan jika ponselnya rusak, dia akan tetap terus menghubungi sampai pria itu menjawabnya.
Namun, terdengar suara wanita dari seberang saat telepon terhubung. Sapaan 'halo' yang begitu lembut terasa seperti baskom berisi air dingin yang mengalir ke kepalanya. Dia hanya bisa melongo sejenak. Dia menggerakkan bibirnya, lalu butuh beberapa saat untuknya bisa mengeluarkan suaranya.
"Aku mencari Ji Jinchuan."
Suara lembut wanita itu kembali terdengar berkata, "Presiden Ji sedang di kamar mandi."