Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Sudah Sangat Lama Tidak Pulang (5)



Kamu Sudah Sangat Lama Tidak Pulang (5)

1Karena kekuatan tangan Ji Jinchuan cukup besar, pergelangan tangan Chen Youran sedikit sakit. Dia takut melihat tatapan yang tajam di mata pria itu dan mundur beberapa langka, sehingga punggungnya menabrak pintu.     

Melihat ekspresi ketakutan Chen Youran, hati Ji Jinchuan semakin marah. Dia meraih lengannya, menyeret dan melemparkannya ke tempat tidur. Sebelum Chen Youran bisa bereaksi, dia sudah lebih dulu mendengar suara logam terbuka dari sabuknya. Dia melepas sabuk di pinggangnya, menggertak tubuhnya di bawah mata istrinya yang ketakutan, lalu mencium bibirnya dengan kasar. Dia mencium dengan terlalu keras. Kemudian, lidahnya mencoba membuka bibir wanita itu yang awalnya tertutup. Dia menggulung ujung lidahnya dan menyapu seluruh mulutnya, seolah-olah akan mematahkan akar lidahnya.     

Chen Youran merasa takut dengan penampilan Ji Jinchuan yang kembali agresif dan mencoba bangkit dengan cara menghindari ciumannya. Namun, pria itu meraih pergelangan kakinya dan menariknya ke bawah. Pria itu juga memegang tangannya di atas kepalanya sementara satu tangan lainnya diletakkan di sisinya untuk menghindari menindihi tubuhnya. Penampilan Ji Jinchuan saat ini terlalu menakutkan. Percobaan Chen Youran untuk bangkit dan menghindarinya sia-sia. Jadi, karena khawatir akan melukai anak di dalam perutnya, akhirnya dia hanya bisa pasrah untuk mendapat perlakuan dari Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan mengangkat tubuh untuk mengamati ekspresi Chen Youran. Dia melihat tidak ada yang tidak normal dari ekspresi Chen Youran. Lalu, dia melanjutkan pergerakannya. Sejak istrinya hamil, dia belum pernah menyentuh wanita mana pun. Dia telah menahan nafsu selama beberapa bulan ini. Tetapi ketika marah, dia tetap melampiaskan amarahnya ke tubuh Chen Youran dengan melakukan 'itu' seperti dulu. Walaupun hanya melakukannya sekali untuk saat ini.     

Setelah itu, Ji Jinchuan bangkit dari tubuh Chen Youran dan pergi ke kamar mandi dalam keadaan telanjang. Sementara Chen Youran menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan melihat ke langit-langit dalam keadaan melamun. Sudut matanya agak merah dan ada kabut putih di bagian bawah matanya.     

Lalu, terdengarlah suara air di kamar mandi. Setelah beberapa saat, Ji Jinchuan keluar dari kamar mandi. Kemudian, dia berjalan ke samping tempat tidur dan menatap wanita yang ada di atas tempat tidur. Lalu, dia membungkuk untuk menggendong Chen Youran dan membawanya pergi ke kamar mandi.     

Saat memasuki kamar mandi, Ji Jinchuan memasukkan tubuh Chen Youran ke dalam bak mandi. Melihat bahwa pria itu seolah menyuruhnya mandi sendiri, Chen Youran menyusut di bak mandi dan berkata, "Kamu keluar saja, aku akan melakukannya sendiri."     

Dengan penolakan yang jelas di mata Chen Youran, Ji Jinchuan menatapnya dan memperhatikan warna biru dan ungu di tubuh mulus itu. Dia sangat menyesal dan menggerakkan bibirnya, seolah ingin berkata-kata. Namun akhirnya, dia keluar dari kamar mandi tanpa suara.     

Mendengar suara pintu kamar mandi ditutup, air mata di mata Chen Youran tak bisa lagi tertahan. Dia berbaring di bak mandi, menggigit pergelangan tangannya dan menangis sejadi-jadinya. Sedangkan itu, Ji Jinchuan kembali ke kamar tidurnya dan mengambil piyama wanita itu. Ketika dia tiba di luar kamar mandi, dia mendengar sedikit isak tangis dari dalam. Seketika, seluruh tubuhnya membeku secara bersamaan. Dia berdiri di luar kamar mandi sejenak. Setelah itu, suara isak tangis di dalam kamar mandi sepertinya sudah tidak ada. Hal itu jelas karena wanita di dalam kamar mandi menekan tangisnya. Dia lalu meletakkan piyama tersebut di kamar mandi, kemudian keluar dari kamar tidur utama dan pergi ke kamar sebelah.     

Ji Jinchuan membersihkan dirinya di kamar tamu. Waktu telah menunjukkan pukul 1 pagi setelah dia keluar dari kamar mandi. Rasa lelahnya di perusahaan seakan hilang karena tangisan Chen Youran. Dia berdiri di depan jendela dan menyalakan sebatang rokok.     

Aku tidak akan bertengkar dengannya kalau aku tidak pulang hari ini. Hari ini, aku kehilangan kendali dan menyakitinya. Kapan aku bisa menjadi seorang pria yang normal? Terakhir kali, aku kehilangan kendali adalah ketika di resor, karena dia berada dalam bahaya. Lalu, bagaimana dengan kali ini? Batin Ji Jinchuan.     

Dalam foto itu, mata Gu Jinchen begitu lembut hingga Ji Jinchuan merasa ingin menghancurkannya. Ketika dia melihat foto Chen Youran dan Gu Jinchen, dia sangat marah. Dia pikir dirinya marah karena Chen Youran adalah istrinya atau karena wanitanya berhubungan dengan pria lain. Tetapi ketika dia mendengar kalimat tersebut dari Chen Youran malam ini, dia menemukan bahwa yang dia pedulikan bukanlah tentang itu, tetapi hal lain yang ada di dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.