Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Memilih Ji Jinchuan



Dia Memilih Ji Jinchuan

2Jika Chen Youran memilih Gu Jinchen, Chen Shuna akan mendukung dan memberikan restunya. Tetapi jika adiknya itu memilih Ji Jinchuan, dia akan merasa sedikit kasihan pada Gu Jinchen. Pria itu sangat mencintai adiknya. Dan dia sendiri juga memahami bagaimana memiliki perasaan yang dalam terhadap seseorang.     

Mata gelap Gu Jinchen tampak berat dan suram, sementara alisnya sedikit mengerut saat mendengar hal itu. Dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

***     

Kedatangan Chen Shuna rupanya membuat suasana kamar pasien menjadi sedikit lebih baik. Setelah bercanda, wajah kaku Kakek Chen akhirnya mereda. Chen Youran dan Tang Huiru diam-diam mengembuskan napas lega. Chen Shuna memang selalu punya cara untuk berurusan dengan Kakek Chen.     

Karena ada perawat yang bertugas untuk menjaga Kakek Chen, tidak perlu lagi seseorang tinggal di rumah sakit untuk menjaganya.     

Pada pukul 08.30 malam, mereka bertiga meninggalkan rumah sakit bersama-sama.     

Chen Youran dan Chen Shuna pergi ke tempat parkir untuk mengambil mobil. Saat dalam perjalanan, Chen Shuna bertanya, "Kamu dan Gu Jinchen… Bagaimana perasaanmu?"     

Chen Youran mengeluarkan kunci dari tasnya dan membuka kunci mobil yang berjarak tidak jauh dari tempatnya itu. Lampu belakang mobilnya pun seketika menyala. Pipi kurusnya saat ini tampak pucat. Embusan angin dingin tampak menerpa wajahnya.     

"Keadaanku sudah sangat baik sekarang ini," jawab Chen Youran.     

Chen Shuna mengerti arti perkataannya, yakni bahwa adiknya itu memilih Ji Jinchuan. Saat Chen Youran meninggalkan California, Gu Jinchen dengan mata tegas menjelaskan bahwa jika dia mengakui segalanya, lalu meminta maaf dengan sungguh-sungguh, adiknya itu pasti akan memaafkannya. Sekarang saat memikirkannya kembali, Chen Shuna mengetahui bahwa pria itu terlalu percaya diri. Bahkan walaupun pria itu telah melakukan dan mendapatkan banyak hal, dia tiba-tiba merasa bahwa pria itu sangat menyedihkan.     

Waktu menunjukkan sudah lebih dari pukul 9 malam ketika Chen Youran tiba di Teluk Nanhai. Melihat tidak ada mobil Ji Jinchuan di garasi, suasana hatinya menjadi sedikit buruk.      

Bibi Wu juga sudah menyiapkan makan malam untuknya. Meskipun sudah makan di rumah sakit, tetapi Chen Youran tetap makan sedikit agar tidak lapar di malam hari. Karena tidak tidur nyenyak kemarin malam, dia merasa kondisinya tidak begitu baik, jadi dia mandi, kemudian pergi tidur.     

Setelah bangun pada keesokan harinya, tempat tidur di sebelahnya masih kosong. Chen Youran turun dan bertanya kepada Bibi Wu. Kemudian, Bibi Wu mengatakan bahwa Ji Jinchuan menghubungi ke rumah pada malam hari dan mengabarkan bahwa dia tidak pulang.     

***     

Setelah seminggu berturut-turut, Ji Jinchuan masih tidak pulang juga ke rumah. Chen Youran menghubungi Xiao Cheng untuk menanyakan di mana suaminya. Xiao Cheng selalu menjawab bahwa dia sedang rapat atau sibuk. Itu sama halnya dengan yang dilakukan oleh Feng Yi. Dia pun dapat merasa bahwa Ji Jinchuan menghindar darinya. Kenapa dia menghindar dariku? Batinnya.     

Chen Youran berpikir dengan cermat. Selain permasalahan soal pemberhentian pekerjaanku dan juga masalah Ketua Redaksi Zhou dan Qiu Sahoze, kami tidak memiliki konflik lain. Tapi haruskah orang yang marah itu dia? Gumamnya dalam hati.     

Kemudian, Chen Youran turun ke lantai bawah dan bertanya pada Bibi Wu, "Apa dia belum juga pulang kemarin malam?"     

Bibi Wu menggelengkan kepalanya, bahkan dirinya juga merasakan ada sesuatu yang beda di antara mereka berdua. Tuan Muda jarang sekali tidak pulang. Bahkan sebelumnya tidak pernah tidak pulang selama seminggu berturut-turut, batinnya.     

Di bawah tatapan aneh Bibi Wu, Chen Youran membawa tas tangannya dan pergi keluar pintu. Saat di dalam mobil, dia menghubungi ponsel Ji Jinchuan, tetapi masih tetap saja Xiao Cheng yang menjawabnya.     

"Nyonya Muda…"     

"Di mana dia?" tanya Chen Youran.     

Xiao Cheng mengarahkan pandangannya ke arah pria yang berada di belakang meja. Alasan berbohongnya beberapa hari terakhir ini mulus. Jadi, wajahnya tidak merah dan juga tidak ragu untuk menjawab, "Presiden Ji sedang rapat."     

Chen Youran hanya berkata menjawab 'oh' dengan singkat. Xiao Cheng pun berpikir bahwa wanita itu akan menutup telepon, tetapi dia mendengar suara tertawanya dan berkata lagi, "Lagi-lagi sedang rapat ya…"     

Xiao Cheng hanya terdiam cukup lama. Saat ini, dia tidak yakin harus berkata apa. Kebohongannya tadi tidak berhasil. Saat ini, dia tampak seperti pencuri yang terjebak di dalam kepungan. Dia lalu berkata dengan perasaan hampa, "Bagaimana kalau saya meminta Presiden Ji untuk menghubungi Anda kembali saat rapat selesai?"     

"Asisten Khusus Xiao…" Chen Youran tiba-tiba memanggil namanya secara formal dan dengan suara tegas.      

Xiao Cheng secara refleks menegakkan tubuhnya. Suara cibiran Chen Youran terasa seperti suara ajaib yang menusuk ke dalam telinganya. Suaranya rendah, tetapi itu berhasil untuk membuat seseorang tiba-tiba menegang.     

"Kamu telah mengatakan kalimat ini berkali-kali," kata Chen Youran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.