Perasaan Jatuh Cinta
Perasaan Jatuh Cinta
Teman sekamarnya di tempat tidur bawah memiliki julukan Pangniu (gadis gendut). Temannya itu bisa makan semua camilan di tempat tidur Chen Youran yang berada di tempat tidur atas dari pagi hingga malam hari. Ketika Chen Youran pulang dan berbaring di tempat tidur, dia berteriak karena merasa tidak nyaman dengan tempat tidurnya. Akan tetapi, Pangniu tidak dapat mengubah kebiasaan buruk yang dilakukannya setiap saat itu.
Di tempat yang begitu ramai, Ji Jinchuan takut ada orang yang menabrak istrinya dan melindunginya di pelukannya. Mereka lalu pergi ke warung pangsit dan meminta dua mangkuk pangsit wijen hitam. Warung itu sangat kecil dan mejanya penuh dengan minyak. Ji Jinchuan pun sedikit mengerutkan alisnya melihatnya dan menyeka meja di depan mereka.
Melihat kesabaran Ji Jinchuan, Chen Youran bertanya, "Kalau kamu tidak menyukainya, kenapa datang ke sini?"
Ji Jinchuan melemparkan tisu yang sudah digunakan untuk mengelap meja ke keranjang sampah yang ada di bawah meja. Lalu, dia menjawab, "Kita sedang mengalami perasaan jatuh cinta sekarang. Aku bisa melakukan apa yang bisa dilakukan oleh orang lain."
Untuk kencan hari ini, mungkin Ji Jinchuan sudah membuat rencana sebelumnya. Jadi, ketika dia keluar, dia tidak memakai setelan jas. Di bagian dalam tubuhnya, dia memakai kemeja v-neck, sementara bagian luar tubuhnya, dia memakai mantel hitam. Alih-alih menunjukkan temperamen keseriusan dan dingin seperti biasanya, kali ini dia terlihat seperti seorang senior.
Pangsit pesanan mereka datang dengan cepat. Masih ada kabut panas di mangkuk itu, tetapi Chen Youran tidak terlalu peduli. Dia pun mengambil sendok dan mulai makan. Sementara Ji Jinchuan telah hidup selama 28 tahun, namun dia tidak pernah makan makanan warung seperti ini. Meski mangkuknya tampak bersih, dia selalu merasa tidak higienis saja. Dia pun hanya mengambil dua suap dan meletakkan sendoknya.
Melihat Chen Youran sudah menghabiskan sebagian besar pangsit di mangkuk itu, Ji Jinchuan menarik mangkuknya dan berkata, "Makanlah lebih sedikit. Kalau makan terlalu kenyang akan mengakibatkan ketidaknyamanan."
Setelah membayar, mereka pun meninggalkan warung pangsit tersebut. Jajanan paling populer di sana adalah kuliner Guandongzhu (Kanto), yang paling banyak dibeli orang. Chen Youran menjilati bibirnya dan mata rakusnya tampak ingin segera menyantapnya. Dia menatap jajanan Guandongzhu (Kanto) itu dengan air liur yang memenuhi mulutnya.
Melihat itu, Ji Jinchuan memberikan kompromi dan berkata, "Demi anak kita, kamu hanya boleh memakannya sedikit."
"Aku tidak bisa memakannya lagi. Aku hanya ingin mencicipinya," balas Chen Youran sambil mengusap perutnya.
"Tunggu di sini." Ji Jinchuan mendesah tanpa daya.
Chen Youran dengan cepat meraih tangannya dan berkata, "Aku akan membelinya sendiri."
Tas tangan Chen Youran berada di dalam mobil, jadi Ji Jinchuan memberinya dompet miliknya. Dia mengambil selebaran 50 Yuan dan pergi ke antrian untuk membelinya. Sementara Ji Jinchuan berdiri menunggunya di pinggir dan menatapnya yang berada di kerumunan. Bibir dinginnya yang tipis memunculkan senyum tipis.
Sebelumnya, Ji Jinchuan pernah jatuh cinta dengan seorang wanita bernama Fang Yaqing. Tapi saat itu dia bersikap sangat tinggi hati. Dia tidak akan pernah mau datang ke tempat seperti ini, jadi dia tidak pernah menemani mantan kekasihnya itu ke sini. Bahkan walaupun wanita itu memohon, dia tidak akan melanggar prinsipnya. Hari ini, dia datang dengan Chen Youran. Meskipun dia tidak menyukai lingkungan di sini, tetapi dia puas melihat istrinya bahagia.
Chen Youran telah membeli jajanan tersebut dan memakannya. Dia mengetahui bahwa Ji Jinchuan tidak makan makanan semacam ini, jadi dia memakannya sendiri. Rasa jajanan ini sama seperti saat dia masih berkuliah, sama sekali tidak berubah. Dia benar-benar sangat merindukannya. Dia selalu menyukai makanan pedas. Namun setelah hamil, dia tidak berani makan makanan pedas lagi karena Bibi Wu berkata bahwa ibu hamil tidak boleh makan makanan yang terlalu pedas. Rasa yang dia pilih saat ini tidak pedas, tapi menurutnya rasanya terlalu hambar. Dia tidak tahan dengan makanan yang tidak pedas dan terpaksa menelannya.
Kemudian, Ji Jinchuan pergi membelikannya secangkir teh susu. Chen Youran sendiri hanya makan dua bakso, sisanya habis dimakan oleh Ji Jinchuan. Rupanya, Chen Youran tidak puas dengan makannya, dia menatap suaminya dan berkata dengan genit, "Aku belum cukup puas memakannya."
Ji Jinchuan meletakkan teh susu ke tangannya, lalu mengambil tisu dari saku mantelnya. Kemudian, dia menyeka lada di mulut dan tangan istrinya itu.