Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ini adalah Pilihanku Sendiri



Ini adalah Pilihanku Sendiri

3Setelah itu, Ji Jinchuan mengulurkan tangannya untuk menarik Chen Youran ke dalam pelukannya. Dia memeluk istrinya dengan erat, hampir tidak ada sedikit pun celah di tubuh satu sama lain. Dia membenamkan kepalanya di lehernya dan berkata dengan suara serak, "Cincin itu dipakai sendiri olehmu. Aku tidak memaksamu."     

Leher Chen Youran dipenuhi dengan napas hangat suaminya. Udara hangat itu sedikit demi sedikit merasuk ke dalam kulitnya bahkan juga darahnya. Dia membuka mulutnya dan berkata dengan suara lembut, "Ini adalah pilihanku sendiri."     

***     

Luka lama belum sembuh, tetapi sudah bertambah luka baru. Selain pikiran Bibi Wu, Chen Youran sendiri juga menyadari bahwa banyak hal tidak berjalan dengan baik akhir-akhir ini. Saat memikirkan akan pulang ke kediaman utama Keluarga Ji besok, dia mencari tahu hal-hal yang tidak diketahuinya.     

"Bibi Wu, menantu wanita seperti apa yang disukai oleh Nyonya Ji?" tanya Chen Youran     

Bibi Wu memotong buah musiman, lalu meletakkannya di piring dan menaruh tusuk gigi di atasnya.     

"Secara naluriah, dia suka wanita yang bermartabat dan berbudi luhur," jawab Bibi Wu.     

Mereka mengobrol sambil menonton televisi. Chen Youran menanyakan beberapa pertanyaan tentang Xie suling dan Ji Yangkun untuk menghindari rasa malu atau hal yang tidak menyenangkan besok ketika bertemu.     

Pada pukul 5 sore, Ji Jinchuan menghubunginya. Suara rendahnya keluar dari ponselnya. Dan terdengar sangat jelas.     

"Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Chen Youran duduk di sofa dengan bantal di pelukannya. Tayangan televisi sedang memutar drama yang sedang populer akhir-akhir ini. Dia lalu mengambil remote dan mematikannya. Lalu, dia menjawab, "Menunggumu pulang kerja."     

Ji Jinchuan mengangkat bibirnya dan terkekeh. Dia memutar kursinya, lalu bangkit dari duduknya. Kemudian, dia membawa cangkir air ke dispenser untuk mengambil air. Dia minum sebanyak dua tegukan untuk membasahi tenggorokannya.     

"Aku meminta Xiao Cheng untuk menjemputmu."     

Terdengar suara rendah Ji Jinchuan yang halus dan lembut melewati telinganya. Chen Youran lalu berkata sambil memandang cincin di jarinya, "Kamu tidak pulang untuk makan dulu?"     

Ji Jinchuan kembali ke mejanya dengan membawa cangkir air. Ketika dia mendengar suara lembut istrinya, tiba-tiba dia berada dalam suasana hati yang baik. Lalu, suaranya yang menyenangkan terdengar berkata, "Kita makan di luar saja…"     

"Tetapi, Bibi Wu sudah membuat banyak hidangan," tutur Chen Youran sambil melihat ke arah dapur dan menemukan sosok Bibi Wu yang sibuk.      

"Suamimu tidak kekurangan uang," ucap Ji Jichuan yang hanya merasa gemas dengan perkataan istrinya.     

Chen Youran merasa ragu-ragu sejenak dan dia menggigit bibirnya. Lalu, dia menjawab, "Aku juga secara khusus meminta bibi untuk membuat ubi madu dan daging saus favoritmu."     

Mendengar nada bicara Chen Youran yang terdengar memohon, Ji Jinchuan dengan enggan berkompromi. Dia mengangkat pergelangan tangannya dan melihat arlojinya. Kemudian dia berkata, "Masih ada waktu sekitar 20 menit untuk bekerja sebelum pulang. Tunggu aku di rumah…"     

"Okee…"     

Saat panggilan berakhir, Chen Youran memakai sandalnya dan pergi ke dapur. Bibi Wu sudah memasak beberapa hidangan, yang bisa diselesaikan sebelum Ji Jinchuan pulang. Bibi Wu sedikit terkejut melihat Chen Youran yang tiba-tiba muncul di dapur dan tidak tahu kapan dia datang.     

"Nyonya Muda, Anda tunggu di luar saja. Ada banyak bau menyengat di sini," kata Bibi Wu.     

Chen Youran pun kembali ke ruang tamu dan melihat jam dinding sepanjang waktu. Tepat pada pukul 6, dia mendengar ada suara di beranda rumah. Dia langsung keluar untuk menyambut Ji Jinchuan sambil tersenyum dan mengambil alih jasnya.     

"Kamu sudah pulang…"     

Ji Jinchuan sedang dalam suasana hati yang baik saat ini. Dengan senyum dangkal di bibirnya. dia mengangkat tangannya dan menyentuh pipi istrinya, lalu berkata, "Hmm…"     

Karena baru saja kembali dari luar tangan Ji Jinchuan terasa sedikit dingin. Ketika tangannya menyentuh pipinya, Chen Youran pun secara refleks menghindar dan memelototinya sambil berkata, "Dingin… Aku sedang terluka."     

"Bagaimana bisa kamu menjadi seorang pasien kalau tampak sangat sehat bugar begini?" kata Ji Jinchuan dengan terkekeh kecil.     

Melihat Ji Jinchuan telah kembali, Bibi Wu segera meletakkan makanan di atas meja. Setelah makan malam selesai, Chen Youran kembali ke kamarnya dan mengenakan mantel panjang dengan ketebalan sedang. Sementara Ji Jinchuan juga mengganti bajunya. Setelah selesai, mereka pun keluar dari kamar dan siap bepergian.     

***     

Ketika mobil berhenti di Times Square, Chen Youran menatap Ji Jinchuan dengan tatapan kosong dan bertanya, "Bukannya kita akan membeli hadiah?"     

Jari-jari Ji Jinchuan yang tegas mengetuk-ngetuk setir, sudut bibirnya menampakkan cahaya samar. Dia pun menjawab, "Aku sudah menyiapkannya untuk waktu yang cukup lama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.