Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Demam Tinggi Tak Kunjung Sembuh (1)



Demam Tinggi Tak Kunjung Sembuh (1)

3Saat Chen Youran bangun dari tidurnya, Ji Jinchuan sudah tidak ada di sampingnya. Dia mendengarkan dengan cermat, tapi tidak ada suara air mengalir di kamar mandi. Apa dia sudah selesai mandi dan menungguku di ruang makan lantai bawah? Batinnya.     

Chen Youran pun membuka selimutnya dan turun dari tempat tidur. Kemudian, dia membuka tirai jendela, rupanya di luar sudah sangat terang. Dia mengambil ponselnya di meja samping tempat tidur dan melihat bahwa saat ini sudah pukul 10 pagi. Sudah cukup siang. Kenapa dia tidak membangunkanku? Aku menyetel alarm, tapi kenapa tidak berbunyi? Batinnya lagi.     

Saat Chen Youran mengecek pengaturan jam alarm, rupanya alarm itu telah dimatikan. Dia sudah terlambat selama dua jam sekarang, jadi tidak ada gunanya walaupun bergegas pergi ke kantor. Dia melepas baju tidurnya dan menggantinya dengan setelan pakaian rumah. Setelah selesai mandi, dia turun ke lantai bawah.     

Mendengar suara langkah kaki yang turun dari tangga, Bibi Wu segera keluar dari dapur. Dia pun bertanya, "Nyonya Muda, apa tidurmu nyenyak tadi malam?"     

"Cukup nyenyak," jawab Chen Youran. Dia berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa. "Kenapa tidak ada yang membangunkanku hari ini?"     

"Tuan Muda berkata kalau Anda sedang terluka. Jadi, dia membiarkan Anda untuk beristirahat dengan baik di rumah," ucap Bibi Wu. Dia barusan mencuci beberapa buah segar dan menaruhnya di atas meja teh. "Nyonya Muda, Anda bisa makan buah dulu. Aku akan segera menyiapkan makan siang."     

"Lakukan saja kesibukan, Bibi. Jangan khawatirkan aku."     

Chen Youran menyalakan televisi beralih ke saluran yang menayangkan variety show. Dia menonton televisi sambil memakan buah untuk mengisi perutnya yang kosong. Saat dia bangkit dari duduknya, dia tiba-tiba merasa pusing. Awalnya, dia berniat untuk kembali ke kamarnya dan berbaring sejenak. Namun, ketika baru saja bangkit, dia merasa sangat pusing. Untungnya, dia segera meraih sandaran tangan sofa. Dia menggelengkan kepalanya dan menyentuh dahinya dengan satu tangan. Dahinya terasa sedikit panas. Setelah beberapa saat, dia pun naik ke lantai atas dan kembali ke kamarnya. Lalu, dia mengangkat selimut dan berbaring di bawahnya.     

Ketika Bibi Wu keluar dari dapur, Chen Youran sudah tidak ada di ruang tamu. Hanya tinggal televisi yang masih menyala. Ketika dia bersiap untuk naik ke lantai atas dan mengajaknya untuk makan, tiba-tiba telepon rumah berdering.     

Bibi Wu melihat ID penelepon dan mengangkat gagang telepon, lalu menyapa, "Tuan Muda…"     

Ji Jinchuan saat ini berdiri di depan kaca jendela kantornya. Karena semalam hujan turun, bangunan yang menjulang tinggi di luar tampak bersih seperti baru. Suaranya yang rendah dan hangat terdengar di telinga Bibi Wu melalui gagang telepon, "Apa dia sudah bangun?"     

"Dia sudah bangun, tetapi saat ini dia kembali ke kama," jawab Bibi Wu.     

"Apa dia sakit?" tanya Ji Jinchuan dengan lembut.     

Chen Youran masih tampak baik-baik saja ketika Ji Jinchuan pergi di pagi hari. Tadi malam, dia takut istrinya itu akan mengalami demam, jadi dia tidak menutup matanya sepanjang malam. Sesekali, dia menyentuh dahinya selama beberapa saat untuk memastikan. Ketika melihat semuanya sudah normal pagi ini, dia merasa lega. Akan tetapi, sekarang dia kembali merasa khawatir, jadi dia menelepon Bibi Wu untuk menanyakan keadaan istrinya.     

"Seharusnya sih… Tidak." Bibi Wu menjawab dengan tidak yakin. Dia baru selesai melakukan kesibukannya, jadi dia tidak memperhatikannya dengan cermat hari ini.     

Mendengar jawaban ragu-ragu dari Bibi Wu, Ji Jinchuan sedikit mengerutkan alisnya. Kemudian berkata, "Bi, naiklah ke atas dan periksa keadaannya."     

Setelah itu, Bibi Wu bergegas naik ke lantai dua. Dia berdiri di luar kamar dan mengetuk pintu.      

Ketika mendengar suara ketukan itu, Chen Youran menjawab, "Masuk…"     

Bibi Wu pun membuka pintu kamar tersebut. Saat melihat Chen Youran kembali berbaring, dia bertanya dengan nada prihatin, "Nyonya Muda, apa Anda sedang tidak enak badan?"     

Hidung Chen Youran saat ini tersumbat. Dia beberapa kali menghirup udara, seolah ada begitu banyak ingus yang siap jatuh dari dalam hidungnya. Lalu, dia menjawab, "Tidak, aku hanya ingin tidur sejenak."     

Bibi Wu mendengar suara hidung Chen Youran yang tersumbat saat berbicara. Dia pun berinisiatif menyentuh dahinya. Terasa jelas bahwa suhu tubuh wanita ini lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh orang normal. Dia pun berkata, "Nyonya Muda, Anda demam…"     

Chen Youran merasa kelopak matanya sangat berat. Dia pun hanya memberikan jawaban dengan berdeham lembut. Setelah itu, Bibi Wu meninggalkan kamar dan pergi ke ruang tamu di lantai bawah untuk menghubungi dokter keluarga dan Ji Jinchuan.     

Usai mendengar kabar dari Bibi Wu, Ji Jinchuan menutup telepon dan mengambil kunci mobilnya di meja. Kemudian, dia pergi ruang ganti dan mengambil mantelnya, lalu memakainya. Dia pun bergegas keluar dari kantor.     

Kebetulan, Xiao Cheng tengah berdiri di luar pintu dan hendak mengetuknya. Namun, pintu kantor presiden tiba-tiba terbuka. Saat melihat orang yang keluar dari dalam, dia berkata, "Presiden Ji, rapat sudah siap untuk dimulai. Semua orang telah tiba. Mereka semua menunggu kedatangan Anda."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.