Nyonya Muda Belum Pulang
Nyonya Muda Belum Pulang
Setelah dua jam, Ji Jinchuan belum juga terlihat. Hari pun mulai gelap dan lampu tempat parkir menjadi sedikit redup. Cuaca hari ini terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. Chen Youran merapatkan mantel yang dikenakannya dengan erat dan tubuhnya meringkuk. Setelah cukup lama berjongkok, kakinya terasa kaku. Dia kemudian berdiri dan berjalan beberapa langkah. Setelah beberapa kali mondar-mandir untuk menggerakkan tubuhnya, dia kembali berjongkok. Tidak ada lampu terang di tempat parkir dan udara dingin terasa semakin lebih dingin di malam hari. Dia merasa menggigil dan ingin pulang saja, tetapi dia tidak ingin menyerah untuk mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.
Kenapa dia melakukan ini padaku? Sekalipun dia ingin marah, dia seharusnya memberi tahu di mana letak aku menyinggung perasaannya. Atau di mana letak sikapku yang tidak baik, batin Chen Youran.
Meskipun sedikit tidak yakin, tetapi Chen Youran bisa menebak bahwa pasti ada alasan mengapa Ji Jinchuan sangat marah hingga tidak pulang dan mengabaikannya. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa sedih. Sudut matanya terasa kering dan tidak nyaman. Dia menyesap hidungnya dan berusaha untuk menurunkan tekanan kabut di matanya.
***
Ji Jinchuan menyelesaikan pekerjaannya pada pukul 9 malam. Dia menggosok alisnya, mengambil kopinya dan menyesapnya. Namun, ternyata kopi itu sudah dingin. Dia pun bangkit dan pergi ke dispenser untuk mengambil segelas air. Sambil minum, dia pergi ke jendela buatan Prancis dan menatap pemandangan malam yang diwarnai dengan lampu neon cantik di luar sana.
Satu-satunya lantai gedung perusahaan dengan lampu menyala adalah kantor presiden. Terbentuk bayangan hitam dari sosok tinggi yang berdiri di depan jendela di lantai. Sosok itu memandangi pemandangan malam Kota A di luar. Hatinya merasa sejuk, tetapi juga sunyi. Saat ini, dia pasti sudah tidur. Bibi Wu berkata kualitas tidurnya bagus akhir-akhir ini. Dan dia selalu tidur siang selama satu jam pada siang hari, batinnya.
Meskipun Ji Jinchuan tidak melihat Chen Youran selama setengah bulan lamanya, tetapi Ji Wenqing selalu mengirimkan beberapa foto wanita itu kepadanya setiap hari. Wanita itu terlihat sangat bahagia. Di akhir pekerjaannya, ia selalu merasa lelah, tetapi dengan melihat foto wanita itu bisa menghilangkan kepenatannya.
Setelah istirahat sejenak, Ji Jinchuan duduk kembali di kursinya dan menangani beberapa email terbaru. Ketika dia melihat jam lagi, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10.30 malam. Dia pun mematikan laptopnya dan pergi ke ruang istirahat di dalam kantornya. Dia tidak pulang hari ini. Beberapa hari ini, dia tinggal di ruang istirahat kantornya itu. Gedung perusahaannya sudah seperti rumah kedua baginya.
Begitu Ji Jinchuan melepas jasnya, ponselnya tiba-tiba berdering. Panggilan itu berasal dari nomor telepon rumahnya di Teluk Nanhai. Seharusnya bukan Bibi Wu yang menelepon malam-malam begini, batinnya.
Ji Jinchuan pun mengesampingkan ponselnya dan membiarkannya terus berdering. Tidak butuh waktu lama, ponselnya kembali berdering lagi. Sementara itu, dia pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah dia keluar dari kamar mandi, ada tiga panggilan tidak terjawab di ponselnya. Dia lalu mengeringkan rambutnya dan bersiap untuk pergi tidur. Saat itu, tiba-tiba ponselnya kembali berdering lagi. Kali ini, panggilan tersebut berasal dari Xiao Li. Alisnya seketika mengerut. Samar-samar dia merasa bahwa telepon dari rumah barusan bukan dilakukan oleh Chen Youran, tetapi Bibi Wu. Dia lalu mengusap layar ponselnya untuk menerima telepon.
"Tuan Muda, Nyonya Muda belum pulang." Itu bukan suara Xiao Li, tetapi suara Bibi Wu.
Ji Jinchuan mengerutkan kening dan bertanya, "Sejak kapan dia keluar?"
"Sejak sekitar pukul 3 sore." Terdengar sedikit kecemasan dari suara Bibi Wu.
Alis Ji Jinchuan pun mengerut lebih kencang. Dia mengangkat tangannya dan memijat alisnya. Dia lalu menjawab dengan suara dingin, "Kenapa tidak menyuruh orang untuk mengikutinya?"
"Nyonya Muda tidak mau untuk diikuti," jawab Bibi Wu.
Setelah itu, Ji Jinchuan menutup telepon, lalu menghubungi Ji Wenqing. Di dalam telepon, Ji Wenqing mengatakan bahwa dia tidak mengajak Chen Youran pergi jalan-jalan hari ini. Ji Jinchuan pun mencoba menghubungi Chen Youran setelah mendengar jawaban itu, tetapi ponselnya mati. Dia segera melepas jubah mandinya dan berpakaian dengan cepat. Kemudian, dia keluar dari ruang istirahat, berjalan cepat ke mejanya untuk mengambil kunci mobil dan bergegas keluar. Karena terburu-buru, lengannya tidak sengaja menjatuhkan dokumen di atas meja, namun dia tidak peduli akan hal itu. Dia membuka pintu kantor dan pergi dengan cepat.