Kesadaran yang Bagus
Kesadaran yang Bagus
"Kamu pulang begitu cepat rupanya," tutur Chen Youran. Biasanya selalu ada kegiatan lain setelah makan malam pada saat acara jamuan makan. Setidaknya, jamuan itu berakhir pada jam 10 lebih, tapi sekarang ini bahkan belum jam 09.30.
Ji Jinchuan melepas mantelnya, sementara Chen Youran mengambilnya dan menggantungkannya di gantungan baju di dekat pintu. Dia berjalan mendekat dan mengendus tubuh suaminya yang baru saja pulang. Aroma anggur tidak begitu kuat di tubuhnya. Sepertinya dia memang tidak banyak minum, batinnya.
Ji Jinchuan yang mengamati sikap Chen Youran tidak bisa menahan senyum. Dia pun berkata, "Aku takut disuruh tidur di kamar tamu, jadi aku tidak berani minum banyak anggur."
"Akhir-akhir ini cuaca begitu dingin. Dan kasur pun juga ikut dingin. Untung kamu memiliki kesadaran yang bagus," cibir Chen Youran.
Chen Youran terlihat cantik saat tertawa. Pupil matanya hitam dan bersih, seperti langit malam cerah di musim gugur. Wanita ini memiliki wajah yang sangat cantik. Ji Jinchuan tiba-tiba menyentuh pipi istrinya. Dia baru saja dari luar, jadi tangannya terasa agak dingin. Chen Youran pun mengangkat tangannya dan menempelkannya pada tangan pria di hadapannya itu.
"Xue Ling datang mencarimu hari ini," ucap Chen Youran.
Saat mendengar nama itu, ekspresi wajah Ji Jinchuan sedikit cemberut. Dia hanya mengatakan berdeham dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia menarik dan melonggarkan dasinya. Melihat bahwa Ji Jinchuan tidak menanyakan tujuan kedatangan Xue Ling, jadi Chen Youran pun tidak melanjutkan lagi perkataannya.
Setelah itu, Ji Jinchuan bersiap kembali ke kamar. Saat baru tiba di tangga, dia ingat bahwa ada cincin yang masih tertinggal di mantelnya, jadi dia kembali ke ruang tamu dan naik ke lantai dua dengan membawa mantelnya.
Bibi Wu menyeduh segelas susu dan memberikannya kepada Chen Youran. Setelah meminumnya, Chen Youran lalu kembali ke kamar. Pintu kamar utama tampak terbuka dan terdengar suara dingin datang dari dalam.
Dari celah pintu, Chen Youran dapat melihat Ji Jinchuan berdiri di depan jendela sembari berbicara di telepon. Ekspresi wajahnya tampak suram dan dingin. Dia tidak mengetahui apa yang dikatakan oleh orang di seberang telepon, namun dia hanya mendengar suaminya berkata, "Aku akan membawanya pulang ke rumah utama beberapa hari ke depan."
Kemudian, Ji Jinchuan menutup telepon dan meninggalkan ponselnya di sofa dengan tatapan dingin. Dilihat dari kalimat terakhir pria itu pada saat bertelepon, Chen Youran berpikir bahwa orang yang menelepon adalah Ji Yangkun atau Xie Suling. Hari ini, Xie Suling pergi ke perusahaan untuk menemui Ji Jinchuan. Dia berpikir bahwa pasti wanita paruh baya itu menjelaskan secara langsung kepada suaminya terkait masalah pernikahan. Jadi, bisa dipastikan bahwa panggilan telepon barusan berasal dari Ji Yangkun.
Meskipun Chen Youran tidak banyak mendengarkan percakapan mereka, tetapi dilihat dari reaksi Ji Jinchuan, sepertinya orang di seberang telepon sangat marah. Tidak hanya Xie Suling, tetapi Ji Yangkun juga tidak menyukai dirinya. Sepertinya, jalan hubungan antara dirinya dan Ji Jinchuan sangatlah berat. Dia mencoba menyesuaikan suasana hatinya terlebih dahulu di luar pintu. Kemudian, dia menarik pipinya untuk tersenyum manis dan membuka pintu.
Ji Jinchuan berdiri di depan jendela dengan punggung menghadap pintu. Saat ini, dia sedang memikirkan banyak hal, jadi dia tidak menyadari ada orang yang masuk. Tiba-tiba, Chen Youran memeluknya dari belakang. Dia dapat mencium bau asap yang samar dan menundukkan kepala untuk melihat tangan suaminya. Benar saja, pria itu mengapit sebatang rokok di antara dua jarinya dan matanya tampak merah.
"Apa suasana hatimu sedang buruk?" tanya Chen Youran.
Ji Jinchuan memadamkan rokok di tangannya, lalu membuka jendela agar sirkulasi udara cepat berputar. Dia memegang lengan istrinya yang sedang memeluknya dan membalikkan badan. Lalu, dia menatap wajah cantik wanita itu lekat-lekat. Ekspresi dingin di wajahnya kini sedikit mereda.
"Aku hanya tidak bisa menahan diri untuk merokok sebentar," jawab Ji Jinchuan.
Chen Youran mengetahui alasan sebenarnya mengapa Ji Jinchuan merokok, jadi dia tidak melanjutkan topik pembicaraan itu agar suaminya tidak kesal. Dia hanya berkata, "Aku akan menyiapkan air untuk kamu mandi."
Dengan segera, Chen Youran pergi ke kamar mandi dan menyesuaikan suhu air. Tiba-tiba, Ji Jinchuan meletakkan tangannya di pinggangnya dari arah belakang dan bibir hangat pria itu menyentuh leher belakangnya. Dia seketika menyusut, tetapi pria itu malah mencium daun telinganya. Tempat itu adalah tempat yang paling sensitif di tubuhnya. Dia pun menyusutkan lehernya dan berkata dengan kesal, "Jangan membuat masalah…"
Namun, Ji Jinchuan tetap memeluknya dari belakang dan berkata, "Mandi bersama, ya?"
Kata terakhir keluar dari tenggorokannya dengan nada yang sedikit terangkat. Ditambah dengan suara magnetiknya yang unik, itu sedikit terdengar menggoda dan seksi. Meskipun Chen Youran sudah kebal karena melihat wajah tampannya setiap hari, tetapi Ji Jinchuan saat ini sengaja menggodanya. Jantungnya pun tetap saja tidak bisa berhenti berdebar.
"Aku sudah mandi," jawab Chen Youran.