Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Bahkan Presiden Gu Bercerai



Bahkan Presiden Gu Bercerai

1Tiba-tiba, ada seseorang yang duduk di hadapan Chen Youran. Dia mendongak dan melihat Ji Wenqing yang mengenakan jaket panjang berwarna coklat.      

Ji Wenqing bertanya sambil tersenyum, "Kenapa kamu duduk sendirian di sini dengan tatapan bingung? Apa yang sedang kamu pikirkan?"     

"Ibu mertuaku tidak menyukaiku," jawab Chen Youran sambil memegangi kepalanya. Ekspresi wajahnya tampak sedih.     

"Apa kamu sudah menikah?" tanya Ji Wenqing yang terkejut.     

"Sudah," jawab Chen Youran dengan lemah. Matanya yang jernih tampak berair. "Seminggu yang lalu…"     

Ji Wenqing terkejut dan meminta segelas air hangat kepada pelayan. Seorang pelayan pun dengan cepat memberikannya. Dia memegang gelas berisi air hangat sambil menatap Chen Youran, kemudian bertanya, "Lalu, apa kamu ingin menyerah?"     

Chen Youran mengira wanita di hadapannya akan menanyakan siapa suaminya. Tetapi ternyata tidak. Dia pun menjawab, "Tidak mungkin. Aku bahkan sedang hamil saat ini."     

"Hamil?" tanya Ji Wenqing yang seketika menatap perutnya.     

"Usianya sudah 10 minggu," kata Chen Youran. Meskipun ada perbedaan usia dengan Ji Wenqing, tetapi dia merasa nyaman mengobrol dengannya, seolah mengobrol dengan teman yang seumuran. Setiap kali mengobrol dengannya, dia merasa sangat nyaman.     

Muncul sebuah senyum pada bibir Ji Wenqing. Dia pun berkata, "Selamat..."     

"Kamu mengucapkan selamat terlalu cepat." Nada suara Chen Youran mengungkapkan kesedihan. Tetapi itu hanya sesaat, dia dengan cepat merubah ekspresinya agar orang lain tidak menyadarinya.     

Ji Wenqing mengambil cangkir air dan mengganti anggurnya dengan air. Lalu, dia melanjutkan, "Kamu tidak hanya menikah, tetapi juga akan memiliki anak. Ini adalah kebahagiaan ganda. Selamat ya…"     

Chen Youran mengambil gelasnya dan memegangnya. Dia menyipitkan mata hitamnya dan berkata, "Walaupun begitu, ibu mertuaku tidak hanya tidak menginginkanku sebagai menantu wanitanya. Tetapi, dia juga mengatakan akan memberikanku sejumlah uang sebagai kompensasi dan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku."     

"Kamu tidak terlihat seperti orang yang bisa dikalahkan oleh uang," ucap Ji Wenqing. Dia lalu menyesap air dengan suhu yang pas itu.     

Chen Youran merasa senang karena mendapat pujian dari seseorang yang baru beberapa kali bertemu dengannya. Dia memegangi pipinya dan berkata dengan santai, "Selama kita tidak perlu mengkhawatirkan tentang makanan dan pakaian, lalu untuk apa kita menginginkan uang yang begitu banyak? Aku takut akan diincar oleh perampok."     

Suaranya terdengar sangat santai. Chen Youran berkata sembari tersenyum centil. Dia tampak seperti seorang gadis berusia 17 tahun dengan sedikit kenaifan. Melihat hal itu, Ji Wenqing terkekeh dan mengangguk sebagai tanda setuju dengan perkataannya. Dia pun membalas, "Hanya ada sedikit wanita yang memiliki pikiran sepertimu."     

"Kurasa begitu." Chen Youran mengedipkan mata sambil bercanda. Nada bicaranya terdengar setengah bercanda dan setengah menggoda.     

Senyum Ji Wenqing semakin besar dan lebar. Dia sangat lucu, tidak heran kalau Ji Jinchuan menikahinya, batinnya.     

Ada seorang pria dan seorang wanita duduk di meja sebelah mereka. Sepertinya, mereka sedang melakukan kencan buta. Setelah kedua belah pihak menjelaskan kondisinya masing-masing, sang wanita bertanya kepada sang pria, "Apa kamu memiliki kecenderungan untuk melakukan tindak kekerasan?"     

"Seperti yang aku katakan tadi. Aku adalah seorang guru, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu," jawab pria dengan kacamata berbingkai hitam dan berpenampilan lembut itu. Sepertinya, dia bukanlah tipe orang yang dengan mudah menaklukkan wanita.     

Ji Wenqing melihat bahwa Chen Youran memperhatikan beberapa kencan buta di meja sebelah. Dia mengikuti garis pandangannya. Dia mengambil cangkir berisi air untuk diminum dengan diam.     

"Apa kamu mau membantu pekerjaan rumah?" Sang wanita kembali bertanya.     

Sang pria menjawab dengan tulus, "Ketika aku pulang kerja, aku akan berbagi waktu denganmu untuk melakukan pekerjaan rumah."     

"Apa kamu akan selingkuh?" Wanita itu kembali melontarkan pertanyaan lain.     

Pria itu sedikit tertegun mendengarnya. Mungkin dia tidak menyangka bahwa wanita itu akan mengajukan pertanyaan seperti itu. Dia lalu menjawab, "Aku akan setia pada pernikahanku. Tidak hanya itu, aku juga akan bertanggung jawab pada keluarga."     

Wanita itu menggigit bibirnya dan bertanya lagi, "Apa kamu akan memperlakukanku dengan baik?"     

"Iya, pasti." Pria itu menjawab tanpa ragu-ragu.     

"Bahkan seorang Presiden Gu menceraikan istrinya. Lalu, jaminan apa yang bisa kamu berikan?"     

Awalnya, Chen Youran tidak terlalu peduli dengan kalimat itu karena perhatiannya terfokus pada wanita yang terus melontarkan pertanyaan. Sang pria memutar otak untuk menjawabnya. Setelah menjawab, dia dengan hati-hati menatap wajah wanita itu karena takut jawabannya salah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.