Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Bisakah Kamu Memelukku Sebentar



Bisakah Kamu Memelukku Sebentar

1Tatapan mata Ji Jinchuan sangat dingin. Chen Youran berkata dengan suara serak, "Aku… sangat haus."     

Ji Jinchuan menyerahkan segelas air hangat di tangannya kepadanya. Chen Youran pun mengambil alih gelas itu dan langsung meminumnya dengan tegukan besar. Tenggorokannya sekarang menjadi terasa lembap dan nyaman.     

Saat ini, Bibi Wu masuk dengan membawa semangkuk bubur. Melihat wajah Chen Youran sedikit lebih baik, dia merasa lega. dia pun berkata, "Nyonya Muda, hari ini suhu panas tubuhmu mencapai 39 derajat. Benar-benar mengkhawatirkan…"     

"Pasti karena terkena hujan tadi malam." Chen Youran menyunggingkan senyum di bibirnya yang pucat.     

Menyinggung hujan tadi malam, wajah Ji Jinchuan seketika berubah menjadi semakin dingin. Chen Youran dan Bibi Wu pun menyadari kekesalannya, sehingga mereka berdua seketika terdiam.     

Bibi Wu berniat untuk menyuapkan bubur yang ada di tangannya. Namun, Chen Youran mengambil alih mangkuk berisi bubur itu dan berkata, "Aku akan melakukannya sendiri."     

Melihat kehadirannya tidak dibutuhkan di sana, Bibi Wu perlahan mundur dan berjalan pergi meninggalkan kamar. Chen Youran akhirnya memakan bubur dengan tenang. Sementara Ji Jinchuan kembali duduk di sofa dan memproses email pekerjaan dengan laptopnya. Ruangan yang sepi dipecahkan oleh suara dering ponsel. Ji Jinchuan berjalan ke balkon dengan membawa ponselnya.     

Chen Youran melihat pria di balkon melalui jendela kamarnya. Pria itu berdiri dengan punggung menghadapnya. Tubuhnya yang tinggi tampak seolah hampir menyatu dengan malam. Dia lalu melihat sekilas kertas yang ditumpuk di atas meja di samping sofa. Dia terlalu mengantuk tadi. Tetapi dia sepertinya mendengar Bibi Wu masuk dan berkata bahwa Xiao Cheng telah datang. Maka, setumpuk dokumen itu seharusnya dikirim oleh Xiao Cheng. Dia tidak pergi bekerja hari ini dan tinggal di rumah hanya untuk menemani diriku sepanjang waktu? Batinnya.     

Chen Youran samar-samar ingat bahwa seseorang sepertinya menyeka tubuhnya dengan alkohol. Dan tercium aroma tembakau di tubuh orang itu. Kalau dia tidak pergi bekerja hari ini, itu berarti dia adalah orang yang menyeka tubuhku. Jadi, semua itu bukan mimpi? Batinnya lagi.     

Saat berada di California seorang diri, Chen Youran selalu meminta teman sekamarnya untuk memintakan izin tidak masuk ketika dirinya sakit. Atau dia akan meminta temannya itu untuk mengelabui dosen dengan tetap menandatangani presensi pada namanya. Sementara, dia tidur di asrama dan tubuhnya dibungkus rapat dengan selimut. Sangat penting untuk bertahan hidup sendirian. Jadi, dia pergi ke toko obat untuk membeli obat. Tidak ada yang peduli padanya dan tidak ada seorang pun yang menemaninya di dekat tempat tidur. Dalam tiga tahun itu, dia merasa kesepian, ditinggalkan dan sangat sulit menjalani hidupnya.     

Ji Jinchuan kembali ke kamar setelah menerima telepon. Dia melihat Chen Youran yang menatap dirinya dengan linglung. Dia sedikit mengerutkan alisnya dan berjalan ke arahnya. Melihat mangkuk di tangannya telah terlihat dasarnya, dia bertanya, "Apa kamu ingin tambah buburnya lagi?"     

Chen Youran menggelengkan kepalanya dan meletakkan mangkuk di atas meja samping tempat tidur. Dia menatap Ji Jinchuan dan berkata dengan suara serak, "Apa kamu bisa memelukku sebentar?"     

Mendengar hal itu, Ji Jinchuan menyipitkan matanya yang hitam dan cerah. Bagian hitam maupun putih di mata Chen Youran mencerminkan jelas sosok pria itu. Bagian bawah matanya penuh harap tetapi juga cemas. Ji Jinchuan pun memegang bahunya dan memeluknya.     

Posisi Ji Jinchuan saat ini berdiri, sementara Chen Youran duduk. Jadi, kepala istrinya itu hanya menempel di atas perutnya. Wanita itu kemudian meletakkan tangannya di pinggangnya. Melalui pakaian tipisnya, dia bisa merasakan suhu tubuhnya yang masih panas dengan jelas.     

Setelah beberapa saat, Ji Jinchuan berniat melepaskan pelukannya. Namun, lengan Chen Youran yang melingkari pinggangnya menolak untuk dilepaskan. Dia pun hanya diam saja dan membiarkan wanita itu terus memeluknya.     

Butuh beberapa menit untuk akhirnya Chen Youran melepaskan pelukannya. Lalu, saat ini Bibi Wu membawa makanan dan masuk ke dalam kamar. Dia mengira bahwa Bibi Wu memberikan makanan itu untuk dirinya, jadi dia berkata, "Bibi Wu, aku tidak ingin memakannya…"     

Bibi Wu meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja samping sofa. Lalu, dia menjawab, "Ini adalah milik Tuan Muda."     

"Kenapa kamu belum makan?" tanya Chen Youran menatap Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan melihat bahwa Chen Youran hanya mengenakan piyama tanpa selimut saat ini. Dia pun segera menyalakan pemanas ruangan dan mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuhnya. Ketika mendengar pertanyaan itu, dia menatapnya dan menjawab, "Aku sibuk."     

"Nyonya Muda, Anda tidak tahu kalau Anda mengalami demam yang sangat tinggi hari ini. Wanita yang sedang hamil tidak boleh mengkonsumsi sembarang obat. Jadi, Tuan Muda… Dia…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.