Kamu Seharusnya Memberitahuku Lebih Awal
Kamu Seharusnya Memberitahuku Lebih Awal
Setelah mengingat hal itu, Gu Jinchen pun meletakkan kembali ponselnya ke dalam sakunya dengan senyum lebar di mulutnya. Saat itu, terdengar suara langkah kaki yang datang dari arah belakang. Tiba-tiba, senyumnya pun perlahan menghilang. Dia membalikkan tubuhnya dan melihat dua orang yang datang, yaitu Chen Shuna dan Pengacara Zhang. Dia menggerakkan bibirnya dan berkata dengan ringan, "Pengacara Zhang, kamu sudah bekerja keras di tengah malam begini."
Kerah baju Pengacara Zhang sangat kusut dan sudut mulutnya terluka. Sekilas, Gu Jinchen bisa memahami apa yang baru saja terjadi.
"Mereka juga anak Direktur Gu. Dua putra Direktur Gu yang lain…" ucap Pengacara Zhang. Namun, dia hanya melanjutkan perkataannya dalam hati, kalau kamu tidak cukup tenang, kamu tidak akan bisa membuat hal besar.
"Silakan Pengacara Zhang tersenyum," ucap Gu Jinchen sambil tersenyum ringan.
Ketiga orang itu pun meninggalkan rumah sakit.
***
Gu Jinchen dan Chen Shuna sampai ke rumah mereka pada pukul empat pagi. Chen Shuna menatap suaminya dan dan berkata, "Kamu istirahatlah lebih awal, aku kembali ke kamar dulu."
"Oke…" jawab Gu Jinchen singkat.
Kedua orang itu berjalan ke lantai dua. Chen Shuna masuk ke kamar utama, sementara Gu Jinchen masuk ke kamar sebelahnya.
***
Chen Youran tidur dengan sangat nyenyak tadi malam. Dalam perjalanannya ke tempat kerja di pagi ini, dia menerima telepon dari Gu Jinchen.
"Apakah kamu punya waktu di malam hari?" tanya Gu Jinchen padanya.
"Tidak…" Chen Youran menjawab secara langsung.
Mendengar hal itu, Gu Jinchen yang berada di ujung telepon terdiam sejenak sebelum berkata, "Ada sesuatu yang penting yang harus aku katakan kepadamu."
"Akan sama saja kalau dikatakan di telepon." Chen Youran merasa penasaran, tetapi masih menahan rasa ingin tahunya.
Saat ini, Gu Jinchen telah tiba di perusahaan. Meskipun begadang sepanjang malam, tetapi pagi ini dia masih sangat energik. Dia melihat pada pemandangan di luar gedung perusahaan, lalu berkata, "Ada beberapa hal yang hanya bisa dikatakan secara langsung, jadi aku ingin bertemu denganmu."
Chen Youran tidak mengerti apakah itu hanya ilusinya atau tidak, tetapi dia merasa kata-kata terakhir Gu Jinchen sangat menyentuh. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, "Aku benar-benar tidak punya waktu malam ini."
***
Ketika akan meninggalkan tempat kerja pada sore hari, Chen Youran bertanya pada Ji Jinchuan, "Apa kamu punya waktu luang malam ini?"
Ji Jinchuan saat ini tengah duduk di mejanya. Dia sedang menandatangani dokumen yang dibawa oleh Chen Youran. Lalu, setelah memikirkan jadwalnya hari ini dia menjawab, "Ada jamuan makan malam."
Saat berpikir bahwa Chen Youran tidak akan mengajukan pertanyaan seperti itu tanpa alasan, Ji Jinchuan bertanya, "Ada apa?"
"Ayahku memintaku mengajakmu pulang untuk makan malam bersama," jawab Chen Youran dengan ragu-ragu.
Ji Jinchuan yang awalnya melihat-lihat isi dokumen seketika beralih menatap Chen Youran. Dia pun berkata, "Kamu seharusnya memberitahuku lebih awal."
"Kalau kamu tidak punya waktu, kamu bisa melakukannya lain kali," gumam Chen Youran dengan suara rendah.
Namun, Ji Jinchuan hanya mengangkat lengannya dan melihat arlojinya. Dia memutar nomor telepon internal yang tersambung pada Xiao Cheng, kemudian segera berkata, "Jamuan makan malam hari ini dibatalkan."
Tanpa menunggu Xiao Cheng menjawab, Ji Jinchuan langsung menutup telepon. Dia meninggalkan asistennya melongo sambil menatap gagang telepon dengan bingung. Ada masalah apa? Batinnya.
"Sebenarnya…" Chen Youran berbicara pelan-pelan. "Bisa juga lain kali. Tidak harus hari ini."
"Aku baru saja menikah, tetapi sudah dua malam berturut-turut aku tidur sendirian." Tatapan mata Ji Jinchuan tampak lembut, tetapi nada bicaranya terdengar kesal.
Chen Youran tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena terblokir oleh ucapan Ji Jinchuan. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Aku akan kembali bekerja dulu."
***
Setelah pulang kerja, Chen Youran menunggu semua rekan-rekannya pergi. Dia tidak meninggalkan kantor sebelum semua orang keluar dari gedung perusahaan. Sementara mobil Ji Jinchuan sudah menunggu di pinggir jalan.
Chen Youran masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang depan. Dia mengencangkan sabuk pengamannya dan berbalik melihat ke kursi belakang yang kosong. Kemudian, dia berkata, "Apa kamu akan pergi dengan seperti ini?"
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ji Jinchuan sambil menyalakan mobil.
Bukannya seharusnya membawa hadiah ketika datang berkunjung ke rumah mertua untuk pertama kalinya? Hal itu tidak hanya akan menyenangkan hati mertua, tetapi juga menunjukkan kesopanan, Batin Chen Youran.
Tetapi dalam sekejap, mata Chen Youran merubah pikirannya lagi. Tapi selama Ji Jinchuan mau meluangkan waktunya untuk datang, Chen Yaoting pasti sudah akan tertawa lebar, Batinnya lagi.