Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Yiyi Bukan Anaknya



Yiyi Bukan Anaknya

0Ji Jinchuan mencium daun telinga Chen Youran. Keduanya pun bergulat dalam waktu yang cukup lama. Mereka seolah tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Chen Youran mulai merasakan perubahan suhu pada tubuhnya dan pipinya yang cantik menjadi merah.      

"Kamu…"     

Lalu, Ji Jinchuan memberinya ciuman terakhir di bibir dan berkata, "Kamu tidur duluan saja, aku akan pergi mandi."     

Melihat Ji Jinchuan memasuki kamar mandi, hati Chen Youran dipenuhi dengan emosi yang berbeda. Ada banyak cara untuk meredakannya, namun pria itu rupanya lebih suka menahan rasa inginnya daripada memintanya melakukan tindakan yang tak tertahankan itu. Pria ini benar-benar… Batinnya sambil tertawa tanpa suara.     

Cuaca di malam hari terasa sangat dingin, tapi Ji Jinchuan mandi dengan air dingin untuk menekan panas di tubuhnya. Ketika dia keluar dari kamar mandi, Chen Youran sudah tertidur. Dia pun ikut berbaring dan memeluknya. Dia tidak pernah merasa begitu lega selama bertahun-tahun belakangan ini.     

***     

Saat ini, Chen Shuna sedang membujuk Gu Yiyi untuk tidur. Dia melihat ke langit di luar. Malam sudah sangat larut, akan tetapi Gu Jinchen belum pulang juga. Saat dia hendak menghubungi suaminya itu, tiba-tiba ada suara yang datang dari ruang tamu di lantai bawah. Dia pun keluar dari kamar tidur dan berdiri di koridor. Melalui cahaya di koridor itu, dia melihat sosok Gu Jinchen baru saja kembali dari luar. Pria itu terhuyung-huyung dan sepertinya mabuk. Melihat hal itu, dia merasa sedih dan juga khawatir.     

Chen Shuna pun menuruni tangga dengan cepat. Begitu mendekat pada Gu Jinchen, dia mencium aroma anggur yang kuat dan menyengat. Dia lalu membantunya berjalan naik ke lantai dua. Gu Jinchen melambaikan tangannya. Meskipun pria itu minum banyak anggur, dia tetap mengetahui bahwa mata suaminya sangat sedih dan putus asa.     

"Aku terlambat satu langkah lagi…" gumam Gu Jinchen.     

Chen Shuna tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya berdiri di sampingnya tanpa suara. Tadi, Tang Huiru meneleponnya di malam hari, jadi dia mengetahui bahwa Chen Youran sudah menikah dengan Ji Jinchuan dan memiliki anak. Pria ini telah membuat rencana selama tiga tahun. Meskipun dia adalah pemenang terbesar dalam memenangkan warisan keluarganya, apa perbedaan antara kalah dan menang sekarang? Batinnya.     

Dalam tiga tahun terakhir, Chen Shuna menyaksikan Gu Jinchen bekerja keras selangkah demi selangkah dan bertahan untuk mendapatkan posisinya saat ini. Tetapi, dia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi.     

Chen Shuna mengikuti Gu Jinchen masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia membuka jendela ruang kerja tersebut, kemudian pergi ke dapur untuk memasak sup penawar mabuk untuknya. Setelah masakannya selesai, dia membawanya kembali ke ruang kerja. Sebelum masuk, dia berdiri di luar pintu ruang kerja sambil memandang pria yang duduk di belakang meja. Sorot matanya yang kosong menatap bingkai foto di atas meja. Tatapannya tampak sangat sedih di malam yang sepi ini. Dia kemudian mengetuk pintu yang setengah tertutup, tetapi orang-orang di dalamnya tidak menjawab sama sekali. Dia pun mendorong pintu dan menyerahkan sup penawar mabuk.     

"Makanlah sup penawar mabuk ini," ucap Chen Shuna.     

Gu Jinchen mengambil mangkuk sup dan menaruhnya di atas meja. Lalu, bibir pucatnya bergerak perlahan, "Besok aku akan pindah dari sini dan mengumumkan perceraian."     

Meskipun Gu Jinchen menyebutkan kata 'perceraian', tetapi Chen Shuna sama sekali tidak terkejut ataupun marah. Dia malah berkata dengan tenang, "Aku dan Yiyi yang akan pergi. Rumah ini milikmu."     

Saat ini, Gu Jinchen terus memandang bingkai foto di atas mejanya dengan bulu mata yang sedikit terkulai. Dia kemudian berbicara dengan suara yang sangat lemah bahkan gemetar, "Itu akan menjadi kompensasi untukmu selama tiga tahun terakhir ini."     

"Kita sudah sepakat dari awal. Kamu tidak berhutang apa-apa padaku. Dan kamu juga tidak perlu memberikan kompensasi apa-apa padaku. Cukup…" Chen Shuna berhenti sejenak, lalu melanjutkan perkataannya dengan lembut, "Aku punya permintaan."     

"Apa?" Suara Gu Jinchen sedikit serak.     

"Beberapa hari lagi ulang tahun Yiyi. Apa kamu bisa menemani Yiyi merayakan ulang tahunnya yang ke dua tahun? Baru setelah itu kita akan berpisah," tutur Chen Shuna.      

Meskipun Gu Yiyi bukan anak kandung Gu Jinchen, tapi bagaimanapun juga, mereka telah bersama dalam waktu yang cukup lama, sehingga sedikit banyak keduanya memiliki kepedulian satu sama lain. Terlebih lagi, Gu Jinchen yang mengambil inisiatif untuk meminta bantuan Chen Shuna, hingga wanita itu menyia-nyiakan tiga tahun masa mudanya. Jadi, dia tidak bisa menolak permintaan ini.     

Gu Jinchen pun mengangguk sembari berkata, "Oke."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.