Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Sedang Menunggu Seseorang



Aku Sedang Menunggu Seseorang

2Chen Youran mengetahui bahwa kasir itu tergila-gila pada Ji Jinchuan. Dia pun bergerak satu langkah secara diam-diam dan menghalangi pandangan karis tersebut. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Orang yang sedang kamu lihat adalah pria yang sudah menikah."     

Kasir itu pun mengangkat kepalanya dan menatap mata Chen Youran. Dia mengangkat wajahnya yang menjadi merah dan bergumam, "Nyonya, Anda telah salah paham terhadap saya."     

Golden black card tidak memerlukan tanda tangan untuk bukti pembayaran. Kasir itu pun langsung menyerahkan nota dan mengembalikan kartu kepada Ji Jinchuan.      

Ji Jinchuan sendiri mengambil kartu itu dan memberikannya kepada Chen Youran. Melihat hal itu, Chen Youran hanya berkedip tanpa memahami artinya. Ji Jinchuan membuka bibir tipisnya dan berkata dengan lembut, "Bukannya kamu mengatakan milikku adalah milikmu?"     

"Aku tidak membutuhkannya. Aku sudah memiliki kartu sendiri," tutur Chen Youran yang tampak malu-malu.     

Mendengar hal itu, Ji Jinchuan mengangkat alis dan membalas, "Kamu baru saja mengatakan kalau aku adalah pria yang sudah menikah. Kalau aku tidak menghabiskan uangku untuk istriku, haruskah aku memberikannya kepada simpananku?"     

Chen Youran langsung mengambil kartu di tangan Ji Jinchuan setelah mendengar ucapannya. Dia langsung memasukkannya ke dalam tasnya dan bergumam, "Aku tidak akan membiarkan wanita lain menghabiskan uangmu. Aku akan tetap menyimpan kartu ini bahkan hingga membusuk."     

Ji Jinchuan mengangkat bibirnya dengan perlahan. Kemudian, dia memegang barang belanjaan di satu tangan dan menggiring istrinya itu keluar dari mall dengan tangan lainnya.     

Setelah keluar, Ji Jinchuan pergi mengambil mobil, sementara Chen Youran berdiri di luar mall menunggunya sambil membawa beberapa tas belanjaan. Tiba-tiba, sebuah Porsche berhenti di depannya. Kemudian, jendela mobil itu terbuka dan tampaklah sosok He Jiashan di dalamnya.      

He Jiashan besiul dan berkata, "Nona Chen, mau ke mana? Apa kamu butuh tumpangan?"     

Chen Youran seketika mendongak dan melihat seorang wanita di kursi penumpang depan dengan riasan tebal. Kesannya terhadap He Jiashan pun langsung menurun drastis hingga ke angka 0. Pria itu jelas sudah memiliki teman wanita yang sedang bersamanya, tetapi masih menggoda wanita lain, batinnya.     

Meskipun Chen Youran berpikir begitu di dalam hatinya, tetapi dia tetap menjawab dengan ekspresi wajah yang tenang, "Tuan Muda He, terima kasih atas kebaikanmu. Tetapi, aku tidak ingin mengganggu kencanmu."     

He Jiashan benar-benar mengabaikan fakta bahwa ada seorang teman wanita di dalam mobilnya. Lalu, dia berkata, "Adalah sebuah kehormatan bagiku untuk bisa mengantar Nona Chen pergi. Kalau kamu merasa dia merusak pemandangan, aku bisa menyuruhnya turun kapan saja."     

Perkataan He Jiashan benar-benar membuat teman wanitanya merasa kesal. Akan tetapi, wanita itu tidak berani marah kepadanya. Dia hanya menatap Chen Youran dengan tatapan getir, seolah sedang mengisyaratkan sebuah kalimat, 'jangan naik ke dalam mobil kalau masih tahu malu'.     

Merasakan tatapan tidak ramah dari wanita itu, Chen Youran hanya tersenyum kepadanya. Dari sorot wanita di dalam mobil itu terlihat sangat jelas bahwa dia menganggap He Jiashan adalah harta karun dan sapi perah. Tetapi di mata Chen Youran, He Jiashan hanyalah seorang pria yang tidak berharga sama sekali.     

"Tuan Muda He, aku tidak sendirian. Aku sedang menunggu seseorang." Chen Youran menjawab dengan jujur.     

He Jiashan seketika menatapnya dengan tatapan heran dan bertanya, "Seorang pacar?"     

Melihat ekspresi He Jiashan, Chen Youran bertanya balik, "Apa aku tidak boleh punya pacar?"     

He Jiashan terkekeh, kemudian membalas, "Aku hanya ingin tahu pria mana yang begitu tidak sopan hingga membiarkan Nona Chen menunggu di sini dengan membawa barang berat seperti itu."     

Melihat mobil Ji Jinchuan datang mendekat, Chen Youran tersenyum dan berkata, "Tuan Muda He, seseorang yang aku tunggu sudah datang. Sampai jumpa…"     

Mobil Ji Jinchuan berhenti di pinggir jalan. Tanpa menunggu Chen Youran berjalan mendekat, dia membuka pintu dan mendekatinya dengan cepat. Sorot mata He Jiashan seketika tampak keheranan. Sementara itu, Ji Jinchuan mengambil barang dari tangan Chen Youran, memeluk dan menuntunnya berjalan menuju ke mobil. Kemudian, dia membukakan pintu untuknya.     

He Jiashan bertemu dengan Chen Youran di pesta ulang tahun kakeknya yang ke-60 dan dia sangat ingin tidur dengannya. Akan tetapi, dia merasa bahwa hubungan antara wanita itu dan Ji Jinchuan tampaknya berbeda. Ayahnya sekarang ini telah menjadi Wakil Gubernur. Jadi, sebenarnya dia sama sekali tidak takut pada Ji Jinchuan. Namun, pria itu telah berkecimpung dalam dunia bisnis selama bertahun-tahun dan caranya berbisnis sangat kejam. He Jiashan sendiri tidak pernah kekurangan teman wanita. Dan dia tidak ingin mencari masalah hanya untuk mendapatkan seorang wanita. Jadi, dia hanya bisa menggembungkan pipinya sambil menatap Maybach hitam yang sudah pergi jauh. Keinginannya untuk tidur dengan Chen Youran kini perlahan-lahan juga ikut menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.