Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Posisi Nyonya Ji Sangat Populer



Posisi Nyonya Ji Sangat Populer

0Chen Youran memandang pria yang mengemudi dalam diam dan bertanya dengan hati-hati, "Apa kamu sedang marah?"     

Ji Jinchuan menatap Chen Youran dengan heran dan melihat wajahnya yang penuh kegelisahan. Dia mengerti apa yang dimaksud dengan 'marah'. Dia pun meraih kepala wanita di sampingnya dan berkata, "Tidak, itu hanyalah panggilan telepon biasa."     

Chen Youran adalah orang yang cerdas. Dia tidak bertanya panggilan telepon siapa yang membuat Ji Jinchuan tidak senang. Saat pikirannya masih berkelana, tiba-tiba terdengar Ji Jinchuan berkata, "Yang bisa membuatku marah adalah seseorang yang memiliki bobot tertentu. He Jiashan bukan siapa-siapa."     

Mendengar jawaban Ji Jinchuan, Chen Youran memunculkan senyum di bibirnya dan secara refleks bertanya, "Kalau begitu, jika ada yang memberimu panggilan telepon dan membuatmu marah, apa itu berarti dia adalah orang yang berbobot?"     

Ji Jinchuan melirik Chen Youran dengan pupil matanya yang tampak sedikit gelap. Jari-jari panjangnya yang tegas mengetuk setir dengan lembut dan berirama. Dia pun berkata dengan tenang, "Youran, kamu adalah istriku. Kalau ada yang ingin kamu tanyakan kepadaku, tanyakan secara langsung. Aku tidak suka ujian ketidakpercayaan semacam ini."     

Ekspresi wajah Chen Youran sedikit mengeras, tetapi dia segera menutupinya. Hatinya seketika dipenuhi dengan rasa malu yang tidak ingin ditampakkan olehnya. Dia memang benar-benar sedang mencoba untuk menguji Ji Jinchuan. Tetapi, dia tidak menyangka niatnya akan terlihat oleh pria itu. Dirinya dipenuhi dengan perasaan bersalah dan segera memikirkan kata-kata di dalam hatinya untuk membuka kembali pembicaraan.     

Tiba-tiba, terdengar suara Ji Jinchuan yang jelas dan berat di telinganya, "Itu adalah panggilan telepon dari ibuku."     

Chen Youran tertegun sejenak dan menatap Ji Jinchuan. Tepat saat tiba di persimpangan, lampu merah di depan mereka menyala, mobil pun seketika berhenti. Pria itu juga saat ini menatapnya dengan mata yang dalam dan tenang.     

"Jadi, kamu tidak perlu khawatir," ucap Ji Jinchuan.     

Chen Youran mengumpulkan keberaniannya. Kemudian, dia berkata dengan nada yang ringan, "Aku memiliki kekhawatiran yang bagus."     

Ji Jinchuan menatapnya dengan tenang. Setelah beberapa saat, dia kembali melirik ke lampu lalu lintas di depannya. Dia berkata dengan lembut, "Dulu aku memang punya banyak teman wanita, tapi hanya akan ada kamu di masa depan."     

Saat mendengar hal itu, Chen Youran menatap Ji Jinchuan dengan tatapan bingung. Meskipun nada bicara pria itu sangat datar dan matanya juga hanya menatap lurus ke depan, bahkan tidak ada emosi yang tampak di wajahnya, tetapi dia bisa mendengar bahwa perkataannya itu sangat serius. Dari suaranya, pria itu seperti membuat janji. Dia mengangkat bibirnya dan berkata sambil tersenyum, "Siapa suruh posisi Nyonya Ji begitu populer? Itu sebabnya aku memiliki kekhawatiran yang lebih."     

Ji Jinchuan tidak mengatakan apa-apa lagi. Saat lampu hijau di depannya menyala, dia menyalakan mesin, lalu mulai melajukan mobil.     

***     

Waktu baru menunjukkan pukul setengah sembilan malam ketika mereka tiba di rumah.      

Bibi Wu segera mengambil alih belanjaan yang dibawa oleh Ji Jinchuan. Kemudian, dia bertanya, "Tuan Muda, Nyonya Muda, apa kalian sudah makan malam?"     

Ji Jinchuan melepas mantelnya dan Chen Youran segera mengambilnya. Kemudian, dia menggantungkannya di gantungan baju di dekat pintu masuk. Dia membalikkan badan dan berkata kepada Bibi Wu sambil tersenyum, "Kami sudah makan di luar. Bibi kerjakan saja kesibukan Bibi. Jangan khawatirkan kami…"     

Setelah itu, Chen Youran duduk di sofa dan menyalakan televisi. Bibi Wu memotongkan buah dan meletakkannya di atas meja teh. Sementara Ji Jinchuan duduk menemani istrinya itu sebentar, kemudian naik ke lantai dua.     

Usai menonton dua drama di televisi, Chen Youran menguap dengan malas. Saat itu, Bibi Wu memberikan susu untuknya sambil berkata, "Nyonya Muda, ini sudah larut malam. Waktunya tidur setelah minum susu."     

Suhu susu yang diberikan Bibi Wu sangat pas. Chen Youran pun mengambilnya dan meminumnya sampai habis sekaligus. Bibi Wu mengambil alih gelas kosong dan memberitahunya bahwa wanita hamil yang bekerja harus istirahat secara teratur dan tidur lebih awal di malam hari. Chen Youran lalu mengucapkan terima kasih dan kembali ke kamarnya.     

Lampu di kamar tidur itu menyala. Chen Youran seketika tertegun saat membuka kamarnya. Tirai yang ada di kamar tersebut rupanya sudah diganti dengan tirai yang berwarna segar dan elegan yang baru saja dibelinya. Kamar tidur yang awalnya monoton, tiba-tiba menjadi terasa begitu segar dan hidup.     

Tepat saat itu, Ji Jinchuan keluar dari kamar mandi dengan air yang masih menetes dari atas rambutnya. Melihat Chen Youran berdiri melongo di depan pintu kamar tidur, dia mendesaknya dengan berkata, "Cepat mandi dan pergi tidur. Mulai sekarang, setiap hari kamu harus tidur pada pukul 10.30 malam."     

Tadinya, Ji Jinchuan hendak turun dan memanggilnya. Namun, rupanya Chen Youran sudah mengerti dengan sendirinya kapan waktunya untuk naik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.