Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia adalah Mantan Pacarmu



Dia adalah Mantan Pacarmu

2Chen Youran menyadari ketidaknormalan sikap Gu Jinchen. Dia melirik Ji Jinchuan, lalu menatap Chen Shuna dengan ragu.     

Kemudian, Chen Shuna memegang wajah pucat Gu Jinchen, menatapnya dengan cemas dan bertanya, "Apa kamu ingin beristirahat?"     

Tetapi, sejak Chen Youran mengatakan 'iya', dunia Gu Jinchen sepertinya telah memasuki kegelapan. Dia tidak bisa lagi mendengar apa yang orang lain katakan. Kabut gelap menyelimuti dirinya dari segala arah dan dia terjebak di dalamnya, hingga tidak bisa lagi berjalan keluar. Telinganya kini berdengung. Dia melihat bibir Chen Shuna bergerak membuka dan menutup, tetapi dia tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya.     

Chen Youran juga memperhatikan wajah pucat Gu Jinchen, lalu dia bertanya pada Chen Shuna, "Ada apa dengan dia?"     

Chen Shuna sendiri mengetahui mengapa Gu Jinchen begitu terpukul. Tetapi, karena ada Ji Jinchuan di sini, dia tidak berani untuk mengatakannya dengan jelas. Dia lalu hanya menjawab, "Mungkin dia terlalu sedih, mungkin juga terlalu lelah."     

Hubungan antara Gu Jinchen dan ayahnya, Gu Changcheng, tidak begitu baik. Chen Youran adalah orang yang mengetahui hal itu. Jadi, dia tahu bahwa pernyataan Chen Shuna adalah untuk membohongi orang lain. Namun, dia juga berpikir bahwa mungkin kalimat terakhir kakaknya adalah benar. Dia pun dengan lembut mengerutkan bibirnya dan mencoba menghibur pria itu, "Kakak Ipar, kalau kamu merasa lelah, lebih baik banyak-banyak istirahat dan perhatikan kesehatanmu."     

Mata Gu Jinchen berkabut, tetapi dia mencoba yang terbaik untuk menekan air matanya agar tidak keluar. Dia menggerakkan bibirnya yang kering dan tenggorokannya yang serak.     

Sementara Ji Jinchuan menatap orang yang ada di hadapannya dengan tatapan mata yang rumit. Dia ikut berkata, "Presiden Gu, beliau sudah tiada… Aku turut berduka cita."     

Saat ini, tiba-tiba tampak orang lain yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Ji Jinchuan pun membawa Chen Youran untuk sedikit menghindar ke samping. Orang yang menunggu di belakang segera mereka maju dan mengucapkan beberapa kata berbela sungkawa kepada Gu Jinchen serta anggota keluarga lainnya.     

***     

Dalam perjalanan pulang, Chen Youran bertanya pada Ji Jinchuan, "Menurutmu, apa Gu Jinchen, kakak iparku, terlihat aneh hari ini?"     

Ji Jinchuan terus menatap ke depan, jejak emosi melintas di matanya yang gelap. Dia lalu menjawab, "Aku tidak merasa begitu."     

"Dia pasti sangat sedih," tutur Chen Youran. Dia ingat bagaimana reaksi Gu Jinchen barusan. Dari sepasang mata gelap itu, tampak hati yang merasakan sakit yang begitu dalam. Sudut matanya sedikit merah dengan ekspresi kesedihan dan keputusasaan.     

Ji Jinchuan berkata dengan acuh tak acuh, "Ayahnya meninggal, sedih adalah hal yang wajar, kan?"     

Chen Youran berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya, kemudian membalas, "Hubungannya dengan Paman Gu sangat kaku sejak pertengkaran mereka yang dipicu oleh Bibi Han. Jadi, dia tidak akan begitu sedih ketika Paman Gu meninggal. Tapi, dia jelas terlihat…"     

Saat ingin mengatakannya, Chen Youran tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan perilaku Gu Jinchen barusan. Mata merah pria itu bukan hanya menunjukkan bahwa dirinya sangat sedih, tetapi juga seolah mengungkapkan keputusasaan karena kekalahan. Dia belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya dan juga tidak mengetahui apa yang membuatnya begitu sedih.     

"Youran…" Ji Jinchuan sedikit mengerutkan kening dan memanggil nama istrinya dengan suara hangat. Kemudian, dia melanjutkan perkataannya dengan suara tenang, "Dia mantan pacarmu, sedangkan aku adalah suamimu."     

Perkataan Ji Jinchuan cukup jelas untuk mengingatkan Chen Youran tentang identitasnya. Dia menyadari bahwa dirinya terlalu peduli pada sikap Gu Jinchen. Dia tidak mengetahui suaminya itu cemburu atau tidak, tapi yang pasti, pria itu terlihat sangat kesal sekarang. Melihat wajahnya yang tanpa ekspresi, dia pun berkata sambil tersenyum, "Dia adalah kakak iparku. Wajar kalau aku peduli padanya."     

"Tetapi, dia juga mantan pacar masa kecilmu," jawab Ji Jinchuan. Meskipun nada bicaranya ringan, tetapi jelas itu dipenuhi dengan hawa dingin.     

Entah apakah itu hanya ilusi Chen Youran, tetapi dia merasa empat kata yang keluar dari mulut Ji Jinchuan, 'mantan pacar masa kecil', membuatnya merasa seolah dipenuhi dengan emosi dan rasa yang tidak diketahui maknanya. Dia pun membalas, "Sepertinya yang menjadi fokus dirimu adalah mantan pacar. Aku tidak percaya kamu tidak punya mantan pacar sebelumnya."     

Chen Youran secara tidak sengaja mengucapkan kalimat itu. Tetapi, kalimat tersebut rupanya mampu membuat Ji Jinchuan bungkam. Melihat Ji Jinchuan mengatupkan bibir dan diam, hasratnya untuk menghidupkan suasana barusan menghilang. Chen Youran mengingat gambar yang dia lihat di ruang kerja suaminya dan kalimat dalam bahasa Inggris di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.