Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Berpikir Berlebihan Saat Hamil



Berpikir Berlebihan Saat Hamil

3Bibi Wu juga mengikuti mereka. Dia adalah orang yang sudah memiliki banyak pengalaman. Saat melihat situasi Chen Youran saat ini, dia langsung mengetahui apa yang sedang terjadi.     

"Ini adalah morning sickness yang memang sering terjadi ketika sedang hamil. Ini bukan masalah serius," tutur Bibi Wu.     

Chen Youran sendiri muntah dengan hebat. Wajahnya menjadi pucat pasi layaknya selembar kertas putih. Setelah dia selesai muntah dan berkumur, Bibi wu memberinya handuk. Dia pun menyeka mulutnya dan keluar dari kamar mandi.     

Lalu, Ji Jinchuan memapah istrinya yang lemah tak berdaya dan berkata, "Kalau tidak, kita pergi ke rumah sakit saja untuk memeriksanya."     

"Tidak ada gunanya pergi ke rumah sakit. Wanita yang sedang hamil memang sering memiliki gejala seperti ini dan setelah beberapa waktu akan kembali baik-baik saja," sahut Bibi Wu.     

Makanan berminyak yang ada di atas meja makan memiliki aroma yang sangat kuat saat dicium. Begitu Chen Youran duduk di sana, perutnya kembali merasa mual. Dia lagi-lagi bergegas pergi ke kamar mandi.     

Ji Jinchuan melihat hidangan di atas meja makan, kemudian berkata, "Tarik semua makanan yang ada di sini dan masak hidangan baru yang lebih ringan."     

Bibi Wu menjawab dengan ragu-ragu, "Tetapi, Anda belum makan."     

Ji Jinchuan tidak memiliki nafsu makan saat ini. Dia pun hanya mengambil dua suap secara asal. Kemudian, Bibi Wu membereskan seluruh makanan yang ada di atas meja makan.     

Setelah beberapa saat kemudian, Chen Youran keluar dari kamar mandi. Wajah cantiknya tampak semakin pucat. Ji Jinchuan dengan segera menuangkan air hangat untuknya. Lalu, dia memapahnya dan membawanya duduk di sofa. Chen Youran mengambil alih cangkir dari tangan suaminya. Sejak mereka tinggal bersama, pria itu jarang merokok, sehingga tidak ada aroma tembakau di bajunya dan hanya ada aroma mint yang tajam. Dia mengendus dalam-dalam aroma pakaian Ji Jinchuan. Aroma itu berhasil membuat perutnya terasa sedikit lebih nyaman.      

"Tidak mudah menjadi seorang ibu," tutur Chen Youran. Dia tiba-tiba memikirkan Tang Huiru. Bahkan walaupun Kakek Chen terus mengeluh karena Tang Huiru melahirkan seorang putri dan bukan seorang putra, tetapi wanita itu tetap selalu bersikap sangat baik kepadanya. Ibunya itu tidak pernah mengeluh ataupun tidak menyukai dirinya seperti Chen Yaoting dan Kakek Chen.     

Mungkin inilah yang disebut kasih sayang orang tua. Cinta yang dalam seorang ibu untuk anak-anaknya. Tidak peduli apa pun yang terjadi, seorang ibu tidak akan pernah menyerah. Sama seperti dia sekarang, meskipun merasa sulit ketika harus muntah, tetapi saat memikirkan makhluk kecil di dalam perutnya, hatinya dipenuhi dengan kegembiraan.     

Bibi Wu dengan cepat membuat semangkuk mie dengan kuah bening. Di atasnya ditaburi dengan daun bawang hijau dan beberapa daun sayuran hijau. Lalu, dia berkata, "Nyonya Muda, meskipun ini hanyalah makanan ringan, tetapi ini rasanya enak."     

Mulut Chen Youran terasa hambar, tetapi dia juga tidak nafsu makan. Dia pun hanya berkata, "Letakkan saja dulu."     

Ji Jinchuan dapat melihat bahwa Chen Youran terlihat sangat lesu. Lalu, dia berkata dengan suara yang hangat, "Setidaknya makanlah walaupun hanya sedikit. Jangan sampai kamu kelaparan dan menyiksa anak kita."     

Akhirnya, Chen Youran mengambil sesendok mie. Dia tidak merasa mual ataupun ingin muntah sekarang ini, jadi dia memakannya dengan santai dan tenang. Meskipun itu hanyalah mie polos, tetapi rasanya enak. Dia bisa merasakan aroma daun bawang dan kuahnya yang ringan dan sedap. Dia berhasil menghabiskan lebih dari setengah mangkuk mie sebelum akhirnya meletakkan sumpit.     

Setelah makan, Ji Jinchuan menemani Chen Youran berjalan-jalan di halaman taman belakang vila. Tiba-tiba, Chen Youran melontarkan pertanyaan, "Ibumu tidak menyukaiku ya?"     

"Mereka hanya menyukai menantu pilihan mereka sendiri," jawab Ji Jinchuan dengan ekspresi yang tampak tenang.     

Chen Youran berkecil hati dan duduk di kursi dengan wajah cemas. Dia bertanya, "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku akan berinteraksi dengan mereka di masa depan?"     

Saat ini, Ji Jinchuan melihat wajah sedih istrinya, lalu duduk di sampingnya. Kemudian dia berkata, "Kamu memiliki dua jimat. Apa yang kamu takutkan?"     

Chen Youran menatap Ji Jinchuan dengan tatapan kosong. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya mengerti makna perkataan pria itu. Kalimatnya bisa juga dipahami sebagai, 'ada aku, apa yang perlu kamu takutkan?'.     

Tapi apa maksud jimat yang satunya lagi? Batin Chen Youran.     

Ji Jinchuan melihat tatapan mata wanita di sampingnya yang penuh dengan keraguan. Perlahan-lahan matanya mengarah ke perut rata Chen Youran, lalu berkata, "Kamu sepertinya melupakan dia."     

"Benar juga," jawab Chen Youran. Bahkan jika Ji Yangkun dan Xie Suling tidak menyukainya, mereka tidak akan menolak anak yang ada di kandungannya. Namun, dia lalu melanjutkan perkataannya, "Bagaimana kalau yang mereka lakukan hanyalah menerima cucu mereka, tetapi tidak denganku?"     

Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan berkata, "Apa mungkin seseorang yang sedang hamil selalu berpikir berlebihan?"     

"Bisa iya, bisa juga tidak." Chen Youran menjawab dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.